Singkawang
adalah sebuah kota kecil di Provinsi Kalimantan Barat yang terkenal dengan
sebutan "Kota Seribu Kelenteng". Kota ini terletak di pesisir barat
Kalimantan dan memiliki keanekaragaman budaya yang kaya. Selain menjadi tempat
tinggal bagi suku Dayak, kota ini juga dihuni oleh suku Tionghoa, Melayu, dan
sejumlah etnis minoritas lainnya. Dalam suasana Ramadhan, kota ini menjadi
sangat meriah dengan sejumlah kegiatan yang menarik dan unik.
Sejak
awal Ramadhan, Masjid Raya Kota Singkawang telah menjadi pusat kegiatan
masyarakat setempat. Masjid ini tidak hanya digunakan sebagai sarana beribadah,
tetapi juga sebagai tempat untuk
berjualan aneka jajanan berbuka puasa atau biasa disebut takjil. Setiap sore, area sekitar masjid
dijadikan sebagai tempat untuk berjualan makanan dan minuman tradisional yang
khas. Beberapa jajanan yang menjadi favorit di antaranya adalah bubur pedas, choipan,
es kelapa muda, dan aneka makanan berbuka puasa lainnya.
Selain
itu, Masjid Raya Singkawang juga menjadi icon toleransi di kota ini. Masjid
yang berdiri megah dengan arsitektur yang menarik dan berdiri di tengah
pemukiman multietnik ini berdekatan dengan Kuil Tri Dharma Bumi Raya sehingga menjadi simbol persatuan dan kerukunan antarumat
beragama. Di sini, umat muslim dan umat Konghucu dapat beribadah dengan damai
dan saling menghormati. Tak seberapa jauh dari situ, terdapat pula Gereja Katolik Santo Fransiskus Asisi yang makin menambah warna toleransi di Kota Singkawang.
Tidak
hanya Masjid Raya Singkawang, beberapa masjid lainnya di kota ini juga menjadi
pusat kegiatan masyarakat selama Ramadhan. Beberapa kegiatan yang biasanya
dilakukan di sini adalah pengajian, tadarus Al-Quran, dan buka bersama. Selain
itu, di beberapa masjid juga diadakan program pemberian santunan kepada anak
yatim piatu dan kaum dhuafa.
Kemeriahan
Ramadhan di Singkawang tidak hanya terjadi di masjid-masjid, tetapi juga di
sepanjang jalan utama kota. Di sini, terdapat berbagai toko dan warung yang
menjual aneka jajanan khas Ramadhan. Selain itu, di beberapa tempat juga
diadakan pasar malam yang menjual berbagai barang kebutuhan sehari-hari dan
aneka jajanan.
Bagi
masyarakat Singkawang, Ramadhan bukan hanya tentang berpuasa dan beribadah,
tetapi juga tentang menjalin silaturahmi dan mempererat tali persaudaraan. Oleh
karena itu, di beberapa tempat juga diadakan acara karnaval dan lomba yang
melibatkan seluruh masyarakat. Acara ini biasanya dihadiri oleh pejabat daerah
dan masyarakat setempat.
Secara
keseluruhan, suasana Ramadhan di Kota Singkawang sangat meriah dan penuh
keceriaan. Masyarakat setempat terlihat sangat antusias dalam menjalankan
ibadah dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan yang diadakan. Selain itu,
toleransi antarumat beragama yang terjalin dengan baik di kota ini juga menjadi
salah satu ciri khas dari kota ini. Banyak masyarakat yang menganggap toleransi
sebagai sebuah kebiasaan yang sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari di
Singkawang. Hal ini menjadi bukti bahwa masyarakat di kota ini mampu hidup
bersama dalam harmoni meskipun berbeda agama, budaya, dan latar belakang
sosial. Adanya toleransi juga membuat
kegiatan keagamaan di kota ini menjadi semakin meriah dan beragam, karena semua
umat beragama dapat saling menghormati dan mendukung kegiatan keagamaan yang
diadakan oleh sesama umat beragama. Dalam suasana Ramadhan, toleransi ini
semakin terlihat dengan adanya berbagai kegiatan yang melibatkan berbagai
elemen masyarakat.
Penulis
: Gusti Juliansyah