Bagi masyarakat Tionghoa,
Imlek atau perayaan tahun baru Cina merupakan hari yang sangat dinanti.
Dilansir dari situs Kemdikbud, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara
etimologis Imlek memiliki arti yaitu tahun baru Cina yang jatuh pada tanggal
satu bulan pertama di awal tahun. Adapun Im berarti bulan dan Lek berarti
penanggalan. Perayaan Imlek di Indonesia mulai dilaksanakan secara
terbuka pada tahun 2000 di masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dan kemudian ditetapkan
sebagai hari libur nasional pada masa kepemimpinan Presiden Megawati Sukarnoputri di
tahun 2002.
Perayaan Imlek di Kota
Singkawang yang penduduknya dominan etnis Tionghoa akan dilaksanakan secara
meriah mengingat pandemi Covid19 sudah terkendali. Mengutip dari situs
Pemerintah Kota Singkawang, perayaan tahun baru Imlek 2.574 dan festival Cap Go
Meh 2023 akan dirayakan dengan berbagai agenda mulai dari hias kota, lomba hias
rumah dan lingkungan, opening ceremony, pentas seni budaya, expo UMKM, festival
kuliner, pawai lampion, ritual cuci jalan, dan akan mencapai puncaknya dengan
festival Cap Go Meh dan Pawai Tatung serta ditutup dengan closing
ceremony. Menariknya lagi, kegiatan-kegiatan
tersebut berlangsung selama dua minggu mulai dari tanggal 20 Januari sampai
dengan 6 Februari 2023.
Kota Singkawang pun sudah
mulai bersolek untuk menyambut datangnya Imlek. Kota dihias dengan berbagi
ornamen bertema Imlek seperti lampion, boneka kelinci yang melambangkan Tahun
Kelinci Air, bunga Sakura lambang kemakmuran, lampu-lampu hias, dan
sebagainya. Di setiap sudut Kota Singkawang, terutama di spot-spot
seperti Beringin Corner, Bundaran 1001 AI, pekong/vihara, dan jalanan bahkan
rumah penduduk terlihat meriah dengan hiasan lampion dengan
lampu-lampunya. Menurut panitia Imlek Kota Singkawang, lampion yang
dipasang diperkirakan berjumlah 6.000 buah.
Ketika malam tiba, suasana menjadi semakin semarak seakan-akan kita
tengah berada di daerah Chinatown di Singapura atau berada di Hongkong.
Memang tak salah julukan Kota Singkawang sebagai Hongkong-nya Indonesia.
Mengingat 2 tahun lalu perayaan
Imlek tidak diadakan secara meriah, maka hampir dipastikan bahwa perayaan tahun
ini akan dibanjiri pengunjung. Hal ini
sudah mulai terasa dengan meningkatnya tingkat hunian hotel dan penginapan yang
tentu saja berimbas pada naiknya harga sewa kamar, apalagi kabarnya perayaan ini akan
dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Barat dan Menteri Agama.
Perayaan Imlek Kota Singkawang tahun ini sepertinya dapat menuntaskan kerinduan masyarakat akan event budaya yang unik. Predikat sebagai Kota Paling Toleran yang disandang akan diwujudkan dengan pentas budaya yang tak hanya diwarnai dengan budaya etnis Tionghoa, namun juga seni budaya dari etnis lain di Kota Singkawang.
Foto : Nurrino Darmawan