Singaraja – Kamis (02/03), bertempat di Gedung
Pengadilan Negeri Singaraja Kelas IB, Rahmad Basuki dan Aqib Widayatno bertemu
dengan Komang Devi Mahardiani selaku perwakilan Pengadilan Negeri Singaraja
Kelas IB dalam melaksanakan kegiatan Standar Barang dan Standar Kebutuhan.
Kegiatan yang berguna dalam perencanaan pengadaan BMN ini merupakan amanat dari
PMK Nomor 172/PMK.06/2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan
nomor 7/PMK.06/2016 tentang Standar Barang dan Standar Kebutuhan Barang Milik
Negara dalam Pasal 2, Standar Barang dan Standar Kebutuhan BMN merupakan batas
tertinggi yang menjadi pedoman bagi Pengguna Barang/Kuasa Pengguna Barang dalam
menyusun Perencanaan Kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan BMN berupa tanah
dan/atau bangunan dan selain tanah dan/atau bangunan.
Kegiatan yang dilaksanakan pada pagi hari tersebut, dilaksanakan
dengan telaah 13 Barang Milik Negara. 13 BMN tersebut meliputi 1 Tanah Bangunan
Kantor Pemerintah, 4 Tanah Bangunan Rumah Negara, 2 Bangunan Gedung Kantor
Permanen, dan 6 Rumah Negara Golongan II Permanen. Salah satu kegiatan SBSK ini
berupa pencarian data bangunan mulai dari denah bangunan hingga data realtime yang ditemukan pegawai KPKNL Singaraja
pada kegiatan di hari tersebut. Pengukuran panjang dan lebar bangunan
dilaksanakan diseluruh sisi bangunan hingga pojok bangunan yang memerlukan
berbagai pertimbangan, perkiraan, dan penggunaan alat ukur yang ada. Pengumpulan data dan pengisian form penggunaan BMN ini, berupa penggunaan
BMN yang ada saat ini, terkait pihak-pihak yang memanfaatkan baik intern maupun
ekstern, berapa luasan yang digunakan dan sebagainya, yang semua detailnya
kembali akan didasarkan pada aturan PMK SBSK.
Dengan sudah dilaksanakannya kegiatan pengukuran Rumah
Dinas PN Singaraja, maka selesailah kegiatan SBSK pada siang hari itu. Kegiatan
SBSK merupakan kegiatan yang wajib diperhatikan demi memberikan dampak ketergunaan
yang lebih besar. Maka untuk menjaga tingkat kesesuaian SBSK, perlu analisis penggunaan
BMN yang terindikasi idle, sebab akibat BMN tersebut terindikasi idle
atau kurang optimal, dan kesadaran pengguna BMN dalam merencanakan, serta
menggunakan BMN tersebut.