Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Singaraja > Artikel
Tumpek Landep, Upacara Untuk Meningkatkan Ketajaman Pikiran
Muhammad Ary Hendrawan
Rabu, 15 September 2021   |   27317 kali

Di umur 76 tahun, Indonesia kini terdiri dari 34 Provinsi yang penuh keanekaragaman mulai budaya, suku bangsa, ras etnis, agama hingga bahasa daerah. Anehnya jika kita bertanya pada wisatawan mancanegara tentang Indonesia sebagian besar dari mereka pasti akan memikirkan sebuah provinsi di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok yaitu Bali. Bagi wisatawan, Bali merupakan pulau yang memiliki pemandangan bawah air, ombak, pegunungan, sawah, hingga tradisi dan budaya yang indah. Salah satu tradisi dan budaya yang ada yaitu melaksanakan Upacara Hari Raya Tumpek Landep.

Hari Raya Tumpek Landep yang tahun ini dilaksanakan pada tanggal 11 September, memiliki makna dari salah satu katanya “Tumpek” yang diambil dari kata “Tampa” berarti turun. Dalam kamus jawa kuno Indonesia “Tampa” mendapat sisipan kata “Um”, sehingga menjadi kata “Tumampak” yang bermakna dekat. Kata “Tumampak” yang mengalami persenyawaan huruf “M” sehingga berubah menjadi “Tumpek”. Maka Hari Raya Tumpek Landep dapat diartikan sebagai hari peringatan turunnya manifestasi Ida Sanghyang Widhi Wasa ke Bumi. Mengutip kalenderbali.org bahwa Hari Raya Tumpek Landep dapat juga diartikan sebagai upacara yadnya selamatan terhadap semua jenis alat yang tajam serta memohon kepada Bhatara Siwa dan Sang Hyang Pasupati agar semua alat  / senjata tetap bertuah yang perayaannya dilakukan setiap 210 hari yaitu pada sabtu wuku landep.

Pada umumnya Upacara Hari Raya ini dilakukan dengan menghaturkan tumpeng putih berisi ayam, ikan asin, terasi merah, sedah, dan buah-buahan ke Merajan. Pada sarana yang akan diupacarai dihaturkan sesayut jayeng prang, sesayut kusuma yudha, suci, daksina, peras, dan canang. Babantenan ini diayabkan kepada semua sarana tadi dengan puja astawa dipersembahkan kepada Sanghyang Pasupati. Tata cara upacara ini sangat berbeda-beda sesuai dengan sirna atau drstanya masing-masing.

Perbedaan pelaksanaan acara agama karena perbedaan drsta ini hendaknya tidak menjadi masalah, bahkan dapat menumbuhkan lokal jenius. Perbedaan pola pikir dan pola hidup masyarakat jaman sekarang membuat hari raya tumpek landep memiliki makna mengasah dan meningkatkan ketajaman pikiran serta memohon kekuatan lahir batin agar selamat dalam mengarungi samudra kehidupan. Harapannya setiap umat hindu yang melaksanakan upacara ini tidak hanya membuat dan menghaturkan banten, kita perlu membangun kesadaran untuk tidak menimbulkan masalah bagi kehidupan manusia dan alam.

Referensi

1. “Daftar Rerainan – Hari Penting Umat Hindu”. kalenderbali.org. Diakses pada 10 September 2021.

2. Sutrisno, Nanang. “revitalisasi makna tumpek landep dalam kehidupan masyarakat modern”. Phdi.or.id. Diakses pada 12 September 2021.

3. “Pengertian, Makna dan Rangkaian Pelaksanaan Hari Raya Tumpek Landep”. Penglumbaran.desa.id. Diakses pada 11 September 2021.

 

Foto dan narasi ditulis oleh : Tim Humas KPKNL Singaraja

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini