Di umur 76 tahun, Indonesia kini terdiri
dari 34 Provinsi yang penuh keanekaragaman mulai budaya, suku bangsa, ras
etnis, agama hingga bahasa daerah. Anehnya jika kita bertanya pada wisatawan
mancanegara tentang Indonesia sebagian besar dari mereka pasti akan memikirkan
sebuah provinsi di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok yaitu Bali. Bagi
wisatawan, Bali merupakan pulau yang memiliki pemandangan bawah air, ombak, pegunungan,
sawah, hingga tradisi dan budaya yang indah. Salah satu tradisi dan budaya yang
ada yaitu melaksanakan Upacara Hari Raya Tumpek Landep.
Hari Raya Tumpek Landep yang tahun ini dilaksanakan
pada tanggal 11 September, memiliki makna dari salah satu katanya “Tumpek” yang
diambil dari kata “Tampa” berarti turun. Dalam kamus jawa kuno Indonesia “Tampa”
mendapat sisipan kata “Um”, sehingga menjadi kata “Tumampak” yang bermakna
dekat. Kata “Tumampak” yang mengalami persenyawaan huruf “M” sehingga berubah menjadi
“Tumpek”. Maka Hari Raya Tumpek Landep dapat diartikan sebagai hari peringatan
turunnya manifestasi Ida Sanghyang Widhi Wasa ke Bumi. Mengutip kalenderbali.org
bahwa Hari Raya Tumpek Landep dapat juga diartikan sebagai upacara yadnya
selamatan terhadap semua jenis alat yang tajam serta memohon kepada Bhatara
Siwa dan Sang Hyang Pasupati agar semua alat
/ senjata tetap bertuah yang perayaannya dilakukan setiap 210 hari yaitu
pada sabtu wuku landep.
Pada umumnya Upacara Hari Raya ini dilakukan
dengan menghaturkan tumpeng putih berisi ayam, ikan asin, terasi merah, sedah,
dan buah-buahan ke Merajan. Pada sarana yang akan diupacarai dihaturkan sesayut
jayeng prang, sesayut kusuma yudha, suci, daksina, peras, dan canang. Babantenan
ini diayabkan kepada semua sarana tadi dengan puja astawa dipersembahkan kepada
Sanghyang Pasupati. Tata cara upacara ini sangat berbeda-beda sesuai dengan sirna
atau drstanya masing-masing.
Perbedaan pelaksanaan acara agama karena
perbedaan drsta ini hendaknya tidak menjadi masalah, bahkan dapat menumbuhkan
lokal jenius. Perbedaan pola pikir dan pola hidup masyarakat jaman sekarang
membuat hari raya tumpek landep memiliki makna mengasah dan meningkatkan
ketajaman pikiran serta memohon kekuatan lahir batin agar selamat dalam
mengarungi samudra kehidupan. Harapannya setiap umat hindu yang melaksanakan
upacara ini tidak hanya membuat dan menghaturkan banten, kita perlu membangun
kesadaran untuk tidak menimbulkan masalah bagi kehidupan manusia dan alam.
Referensi
1. “Daftar Rerainan – Hari Penting Umat Hindu”. kalenderbali.org. Diakses pada 10 September 2021.
2. Sutrisno, Nanang. “revitalisasi makna tumpek landep dalam kehidupan masyarakat modern”. Phdi.or.id. Diakses pada 12 September 2021.
3. “Pengertian, Makna dan Rangkaian Pelaksanaan Hari Raya Tumpek Landep”. Penglumbaran.desa.id. Diakses pada 11 September 2021.
Foto dan narasi ditulis
oleh : Tim Humas KPKNL Singaraja