Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Semarang > Kilas Peristiwa
Rafting Kali Progo, Pacu Adrenalin Pecahkan Rutinitas Pekerjaan
Deny Ariyanto
Kamis, 20 April 2017   |   212 kali

MAGELANG – Tidak seperti biasanya, Sabtu pagi (18/3) Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Semarang terlihat ramai. Bukan dikarenakan lembur pekerjaan kantor, namun dijadikan sebagai titik kumpul para pegawai KPKNL Semarang yang akan berpetualang membelah Kali Progo (Sungai Progo) dengan dayung dan perahu karetnya. Kegiatan yang lebih dikenal dengan sebutan Arung Jeram atau Rafting ini merupakan wisata air yang ngehits atau menjadi tren akhir-akhir ini. Dari mahasiswa, karyawan kantor, pejabat publik, ataupun artis, juga menggemari kegiatan outdoor ini.

Rombongan dari Semarang telah sampai di Kabupaten Temanggung pukul 08.00. Setelah bertemu dengan Tim Pemandu Rafting dengan segala perlengkapannya, kemudian kita menuju lokasi starting point Arung Jeram Progo Hulu Kandangan, di bawah Jembatan Kandangan Temanggung. Sungai Kandangan, yang terletak di Kabupaten Temanggung, sekitar 2 jam dari Semarang, sungai ini merupakan hulu dari Sungai Progo, yang memiliki susunan bebatuan alami dengan berbagai topografi membentuk deretan jeram kelas III+ (medium) yang saling berdekatan.

Persiapan arung jeram segera dilakukan. Helm pengaman dan jaket pelampung dipasang dengan baik dan benar. Masing-masing dibekali dengan satu buah dayung. Kemudian dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5 (lima) atau 6 (enam) orang. Kepala KPKNL Semarang, Wildan Ahmad Fananto pun tak tinggal diam. Dengan sigap, langsung mengenakan peralatan arung jeramnya. Sebelum naik ke perahu/boat, para peserta mendapat briefing dari Tim Pemandu tentang beberapa hal penting dalam Arung Jeram. Misalnya, bagaimana cara memegang dayung, cara mendayung, apa yang harus dilakukan ketika terjatuh ke air, dan bagaimana cara menolong orang yang terjatuh dari boat. Dan yang terpenting, berhati-hati, walaupun ada pemandu, resiko itu pasti selalu ada.

Setelah berdoa, tiap kelompok langsung menuju boat. Seorang pemandu (river guide) telah bersiap di boat. Dayung-dayung sudah dikayuh maju, dan petualangan pun dimulai. Pemandangan yang indah serta air yang jernih dan dingin menghiasi sepanjang jalur sungai. Alam yang masih alami semakin menambah eksotisme.

Banyak halang rintang selama menyusuri sungai. Terkadang perahu menabrak batu di tengah sungai, ada juga yang tersangkut di batu besar, menabrak dinding-dinding tebing di bibir sungai, ataupun tercebur di air saat perahu mengalami guncangan yang keras. Apalagi ketika boat melewati dam/bendungan yang tingginya sekitar 5 (lima) meter. Terdengar teriakan histeris bak orang ketakutan saat perahu seakan-akan jatuh terbalik. Dan di sepanjang perjalanan, cipratan-cipratan air guna menjahili kelompok lain yang berdekatan perahu, terus-menerus dilakukan. “Jarang-jarang nih bisa nyiram teman-teman pake’ air..Hahahaha..,” ujar salah satu anggota kelompok.

Tak terasa 3 (tiga) jam berlalu, perjalanan dengan jarak tempuh sekitar 15 (lima belas) kilometer menyusuri aliran Kali Progo telah usai. Semuanya naik ke daratan untuk melanjutkan perjalanan menuju tempat istirahat dan membersihkan badan di Kampung Ulu Resort.

Main rafting itu ya harus basah-basahan, teriak-teriak, minum beberapa mili air, ataupun tenggelam sesaat. Begitulah serunya, jadi adrenalin makin terpacu dan bisa memecah rutinitas pekerjaan kita sehari-hari,” ucap Wildan sesaat sebelum bis meluncur kembali menuju Kota Lumpia, Semarang. (dny – HI)

Foto Terkait Kilas Peristiwa
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini