Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Pontianak > Artikel
Meningkatkan Kepedulian Terhadap Bumi Melalui Gagasan Earth Hour, Aksi Matikan Listrik Satu Jam Saja Demi Kebaikan Bersama!
Lunda Nine Aleva
Sabtu, 23 Maret 2024   |   80 kali

Saat ini diketahui bahwa kondisi bumi sudah mulai memburuk yang ditunjukkan melalui perubahan iklim yang sangat signifikan. Iklim yang terdapat di bumi terus berubah yang dampaknya dirasakan manusia yaitu suhu udara yang terus memanas. Pemanasan global yang terjadi menunjukkan kerusakan lingkungan di bumi yang cukup mengkhawatirkan. Adanya fenomena mencairnya es di kutub utara, suhu lautan yang meningkat, kekeringan yang berlangsung lama, banjir, coral bleaching, juga badai besar termasuk beberapa hal yang menunjukkan dampak adanya pemanasan global.

 Ada berbagai gerakan sosial yang digagas dengan tujuan mengatasi dampak kerusakan lingkungan yang sudah semakin parah, seperti seruan hemat energi. Penting diketahui bahwa energi dalam kehidupan manusia menjadi suatu kebutuhan penting sebab  terus digunakan dalam akktivitas sehari-hari. Di Indonesia yang memiliki jumlah penduduk banyak hampir mencapai 319 juta jiwa (prediksi hingga tahun 2045) tentu menggunakan energi dalam jumlah besar untuk penggunaan alat rumah tangga, perkantoran, penerangan jalan dan lainya untuk mendukung kemudahan dalam melakukan pekerjaan. Hal ini lah yang menjadi penyumbang besar terjadinya kerusakan lingkungan terutama pemanasan global. Organisasi WWF Australia memberikan gagasannya dalam meminimalisir pemanasan global yaitu melalui ide menghemat energi. Ide ini direalisasikan melalui kegiatan yang diberi nama Earth Hour dan dilangsungkan setiap tahunnya. Gagasan WWF Australia ini dikuatkan dengan berkolaborasi bersama Leo Bunet dan Fairfax Media yang akhirnya mengglobal dan mendatkan respon positif dari negara-negara yang tertarik untuk berpartisipasi.

            Gagasan Earth Hour ini sudah diperkenalkan secara global sebagai langkah kecil yang dapat dilakukan oleh masyarakat dalam kontribusinya menyelamatkan lingkungan. Gerakan Earth Hour dilangsungkan pada setiap hari Sabtu terakhir pada bulan maret dimana peringatan hari ini terus digencarkan di media sosial untuk mengajak lebih banyak orang berpartisipasi. Aksi Earth Hour ini mengajak masyarakat global agar mematikan lampu beserta alat elektronik yang tidak digunakan selama 1 jam ketika malam hari yakni pukul 20.30 – 21.30. Berdasarkan Rohy (2016) aksi Earth Hour termasuk wujud efisiensi energi yang paling sederhana dan bisa dilaksanakan siapa saja. Apabila 10% masyarakat Jakarta berkontribusi dalam gerakan Earth Hour untuk mematikan listrik maka energi yang dihemat ini bisa memberikan manfaat dalam pemenuhan kebuutuhan listrik pada 900 desa dan menyumbang oksigen untuk 534 orang. Mayoritas masyarakat menggunakan oksigen untuk bernapas di bumi sehingga Earth Hour ini dapat menjadi momen yang didedikasikan bagi bumi agar bisa bernapas sejenak dari padatnya aktivitas manusia dalam menggunakan energi. Hal kecil dan sederhana, namun apabila dilangsungkan bersama-sama maka akan bersar manfaatnya. Bayangkan apabila tidak hanya 10% warga Jakarta saja yang berpartisipasi, namun masyarakat di seluruh dunia, tentu akan menghasilkan dampak yang lebih nyata bukan?

            Dari data tersebut tentu saja bisa dibayangkan besar energi yang bisa dihemat apabila seluruh masyarakat dapat melaksanakan aksi Earth Hour ini secara serempak. Meskipun aksi satu jam mematikan lampu ini tidak dapat mengubah iklim bumi dengan signifikan, namun aksi ini menjadi langkah awal untuk masyarakat agar berpartisipasi dalam mendukung perubahan bumi agar terus membaik. Aksi Earth Hour ini dapat terus digencarkan secara individual dengan mematikan lampu dan alat elektronik di rumah masing-masing dan dapat diperkenalkan pada perkantoran mengingat area kantor seperti gedung-gedung banyak menggunakan energi dalam jumlah besar dalam menjalankan aktivitasnya. Implementasi gerakan Earth Hour pada area perkantoran dilakukan dengan mematikan seluruh perangkat elektronik di kantor pada Hari Sabtu termasuk lampu pada gedung maupun halaman gedung selama satu jam mulai jam 20.30. Gerakan ini digagas untuk membiasakan masyarakat menyadari pentingnya menghemat energi yang dibiasikan dari satu hari saja untuk mulai memiliki kesadaran untuk menghemat listrik dan menggunakan energi secara efisien setiap harinya. Satu aksi nyata yang dilakukan bersama-sama tentu dapat berkontribusi besar apabila dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan untuk mendapatkan hasil nyata.

            Bumi merupakan milik bersama seluruh masyarakat dunia sehingga upaya penyelamatan bumi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah ataupun relawan sosial saja, melainkan seluruh umat manusia bertanggung jawab dalam menjaga keselamatan bumi. Terdapat berbagai kegiatan dan aktivitas kecil yang berperan besar dalam menyelamatkan bumi, salah satunya dengan gerakan Earth Hour ini. Untuk itu, mari lakukan pemadaman lampu dan pembatasan alat elektronik yang dipakai untuk mendukung aksi Earth Hour demi mendukung keselamatan bumi yang lebih hijau dan lestari di masa mendatang. Yuk sama-sama lakukan aksi nyata untuk mendukung perubahan besar bagi bumi kita tercinta!

Referensi :
Rasyid, I., & Felixiani Keviola, J. R. (2020). Gerakan Earth Hour Tangerang Dalam Perspektif Politik Lingkungan. Ijd-Demos, 2(2), 185–198
Rohy, W. K. (2016). Perkembangan Gerakan Earth Hour sebagai Bentuk Perubahan Iklim Dunia. Global Dan Policy, 5(1), 1689–1699.
Susanti, D., Dwihantoro, P., Sandy, F., & Muliawanti, L. (2022). Social media for social movement: A social media training for Turun Tangan Organization. Community Empowerment, 7(8), 1429–1436.

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini