Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang
ditandai dengan panjang atau tinggi badan di bawah standar terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK). Stunting dapat
disebabkan oleh kurangnya asupan gizi kronis dalam waktu lama, tidak cukup
protein dalam proporsi total asupan kalori, perubahan hormon dan seringnya
menderita infeksi di awal kehidupan anak. Bagi penderitanya, stunting berdampak terhadap perkembangan
motorik dan verbal, peningkatan penyakit degeneratif, kejadian kesakitan dan
kematian.
Selain dampak fisik, stunting juga berdampak terhadap
perkembangan kognitif anak. Perkembangan kognitif adalah tingkat kemampuan
seseorang dalam berpikir yang meliputi proses pemecahan masalah, mengingat,
serta mengambil keputusan. Perkembangan kognitif mengacu pada tahapan kemampuan
anak memperoleh makna dan pengetahuan dari pengalaman serta informasi yang didapatkan.
Perkembangan kognitif juga meliputi proses mengingat, pemecahan masalah, dan
pengambilan keputusan. Berbagai penelitian membuktikan bahwa terdapat pengaruh stunting terhadap perkembangan kognitif serta
prestasi belajar anak yang dapat menurunkan produktivitas dan pada akhirnya
menghambat pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kemiskinan di suatu negara.
Kurangnya nutrisi atau defisiensi
nutrisi pada anak dapat mempengaruhi fungsi susunan saraf pusat (SSP),
pengembangan struktur SSP dan sistem neurotransmitter. SSP bertanggung jawab
untuk pengaturan perangkat (pernapasan, pencernaan, dll), sedangkan
neurotransmitter merupakan senyawa kimia dalam tubuh yang berfungsi untuk
membawa dan mengirimkan pesan antar neuron atau dari neuron ke berbagai
jaringan tubuh, seperti otot. Pengiriman pesan dari neurotransmitter ini
memungkinkan otak untuk menjalankan fungsinya dengan baik, meningkatkan dan
menyeimbangkan sinyal di otak, serta membantu mengelola respons otomatis tubuh
misalnya pernapasan dan detak jantung. Selain itu juga berperan dalam fungsi
psikologis, seperti proses belajar, suasana hati, ketakutan, hingga
kebahagiaan.
Dalam kasus anak stunting, terjadi defisiensi nutrisi yang menyebabkan jumlah sel
dalam otak berkurang dan terjadi ketidakmatangan serta ketidaksempurnaan
biokimia dalam otak. Status gizi yang baik merupakan hal penting dalam
perkembangan dan kematangan neuron otak. Anak
yang mengalami stunting cenderung
memiliki rasa ingin tahu yang lebih rendah dan kelemahan motorik karena
terdapat gangguan pada proses pematangan neuron serta perubahan struktur dan
fungsi otak.
Lalu, bagaimana cara
mencegah anak stunting memiliki IQ
yang rendah?
Bagi
anak yang sudah menderita stunting,
sangat sulit untuk memperbaiki dampaknya. Begitu juga dalam hal peningkatan
IQ-nya. Satu-satunya cara yang bisa dilakukan adalah mencegah terjadinya stunting dengan memastikan terpenuhinya
kebutuhan nutrisi anak. Setiap orangtua diharapkan dapat mencukupi nutrisi anak
hingga usia dua tahun karena dampak yang irreversible
atau tidak bisa diubah lagi. Nutrisi otak anak yang dibutuhkan hingga usia emas
yaitu usia dua tahun adalah lemak, karbohidrat dan juga protein hewani. Protein
hewani mengandung asam amino esensial yang lengkap, lebih efektif dicerna dalam
tubuh, dan berperan mencegah hambatan pertumbuhan. Protein hewani yang memiliki
efek paling bagus untuk otak dan tinggi badan adalah susu, jika dibandingkan
dengan beragam protein hewani seperti telur, ikan, susu, ayam, dan daging. Namun,
faktanya konsumsi susu di Indonesia masih sangat rendah.
Langkah pencegahan stunting lainnya yang bisa dilakukan
adalah dengan melakukan pemantauan tumbuh kembang anak pada fasilitas kesehatan
secara berkala. Pemantauan tersebut dapat membantu orangtua mengetahui status
gizi anak dari pengukuran rutin tinggi badan, berat badan, dan ukuran lingkar
kepala. Hal tersebut dapat membantu orangtua dalam mendeteksi potensi dini gizi
buruk pada anak, sehingga lebih mungkin untuk diatasi dan tidak sampai pada
tahap stunting dan penurunan IQ saat
ia dewasa.
(Ditulis oleh Nur Indah Fitriya, pelaksana pada Seksi Kepatuhan
Internal KPKNL Pontianak)