Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Pekanbaru > Artikel
Detoksifikasi Media Sosial: Manfaat dan Tips Melakukannya
M. Alkhilal Ramadhoni
Senin, 27 Maret 2023   |   4941 kali

Istilah detoksifikasi atau detox merupakan istilah yang sering muncul apabila kita ingin menerapkan pola hidup sehat. Menurut KBBI, arti detoksifikasi adalah penawaran atau penetralan toksin (zat racun) di dalam tubuh. Maka, dengan adanya proses membersihkan “racun” ini dipercaya dapat meningkatkan kesehatan tubuh kita.

Seiring dengan perubahan zaman dan pesatnya teknologi informasi membuat banyak hal-hal baru yang berkembang di masyarakat. Seperti istilah detoksifikasi, dimana dahulu kita mengenal istilah tersebut hanya diperuntukkan bagi kesehatan tubuh dan pola hidup sehat. Namun saat ini, istilah detoksifikasi tidak hanya sebatas itu, tetapi berkembang menjadi suatu cara untuk “menetralkan” kehidupan sosial masyarakat dengan membatasi interaksi di dunia maya (media sosial), khususnya bagi generasi boomers, generasi X, generasi millennial, dan generasi Z. Istilah tersebut dinamakan detoksifikasi media sosial (social media detox). Lalu pertanyaannya, faktor apa yang menyebabkan munculnya istilah tersebut? Kemudian, adakah tanda bahwa seseorang perlu melakukan detoksifikasi media sosial dan apakah manfaat yang diperoleh setelahnya? Yuk, kita bahas satu per satu.

Dewasa ini, aktivitas sehari-hari kita hampir tidak dapat dipisahkan dari media sosial, mulai dari berinteraksi dengan teman dan keluarga hingga mengecek berbagai berita atau tren yang sedang viral. Padahal faktanya, terlalu sering mengakses media sosial ternyata bisa menyebabkan dampak yang kurang baik bagi kesehatan kita. Salah satunya adalah kecanduan media sosial. Penyebab utama dari kecanduan media sosial adalah peningkatan dopamin otak yang memberikan efek kesenangan setelah menggunakan media sosial. Akhirnya, otak mengidentifikasi aktivitas ini sebagai aktivitas bermanfaat dan menyenangkan yang harus diulangi lagi. Untuk menghindari hal tersebut, kita bisa coba melakukan detoksifikasi media sosial.

1.     Merasa perlu melihat sosial media di ponsel atau gadget setiap saat;

2.     Merasa stress, tertekan, atau cemas setelah mengakses media sosial;

3.     FOMO (Fear of Missing Out), yaitu merasa takut tertinggal berita yang sedang viral, bila tidak mengakses media sosial;

4.     Menganggap penting jumlah like dan komentar di postingan media sosial;

5.     Sering bergadang atau sengaja bangun pagi hanya untuk mengakses media sosial;

6.     Sulit berkonsentrasi pada hal-hal yang sedang dikerjakan karena selalu terganggu dengan media sosial;

7.     Mengalami masalah dalam pekerjaan atau hubungan pribadi dengan pasangan atau keluarga karena terlalu banyak menghabiskan waktu di media sosial.

Dari ketujuh poin diatas, ketika kita mengalami atau merasakan salah satu atau beberapa tanda tersebut, maka coba lakukan detoksifikasi media sosial. Lantas, bagaimana cara melakukannya? Dilansir dari noice.id, berikut beberapa tips yang bisa kita terapkan, antara lain:

1.     Pastikan kita bersungguh-sungguh dalam melakukan detoksifikasi media sosial. Sebelum menjalani cara yang lain, pastikan kita punya niat yang kuat terlebih dahulu. Buat komitmen pada diri sendiri untuk tidak cek media sosial selama kurun waktu tertentu.

2.     Lakukan secara perlahan. Untuk tahap awal, kita bisa mengurangi lama penggunaan dan menonaktifkan notifikasi. Bisa juga atur waktu khusus, misalnya satu jam saja dalam sehari.

3.     Nonaktifkan pemberitahuan atau hapus aplikasi.

4.     Siapkan sederet aktivitas pengganti. Misalnya melakukan hobi atau hal yang kita senangi, atau bahkan mencoba hobi yang baru.

5.     Lakukan secara berkelanjutan (continue). Kegiatan ini membutuhkan proses sehingga kita tidak bisa mengharapkan hasil langsung hanya setelah satu hari melakukan detoksifikasi media sosial.

Melakukan detoksifikasi media sosial memang sulit, apalagi jika sudah masuk pada fase candu dan alasan ingin berhenti tidak datang dari kesadaran kita sendiri. Akan tetapi, ketika kita sudah berhasil melakukannya, kualitas hidup kita akan menjadi lebih baik. Selain itu, mengutip dari alodokter.com, setidaknya ada 5 manfaat yang kita peroleh setelah melakukan detoksifikasi media sosial, yaitu:

1.     Meningkatkan produktivitas

Melakukan detoksifikasi media sosial bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas dan prestasi. Pasalnya, dengan melakukan detoksifikasi media sosial, kita menjadi lebih fokus dan konsentrasi terhadap hal-hal yang sedang dikerjakan, seperti pekerjaan, sekolah, dan lain-lain.

2.     Menjaga silaturahmi dan hubungan sosial dengan orang-orang terdekat

Sadar atau tidak, kecanduan media sosial ternyata secara tidak langsung bisa meregangkan hubungan kita dengan orang-orang terdekat, baik itu pasangan, keluarga, atau teman. Seperti misalnya saat sedang quality time bersama orang-orang terdekat, alih-alih fokus melakukan aktivitas bersama mereka, kita malah sibuk mengakses media sosial. Melakukan detoksifikasi media sosial bisa membantu kita untuk fokus bersosialisasi dengan orang-orang terdekat, sehingga hubungan dan silaturahmi dengan mereka tetap terjaga.

3.     Meningkatkan kualitas tidur

Beberapa riset menunjukkan bahwa penggunaan media sosial secara berlebihan, terutama di saat sebelum tidur, dapat menyebabkan penurunan kualitas serta jam tidur dan bahkan gangguan tidur, seperti insomnia. Hal ini karena berbagai emosi yang kita rasakan saat mengakses media sosial, baik emosi positif maupun negatif, dapat membuat tubuh tetap terjaga. Selain itu, sinar biru dari layar gadget juga bisa menghambat pelepasan hormon melatonin, yakni hormon yang memicu rasa kantuk. Dengan menjalani detoksifikasi media sosial, kita bisa terhindar dari hal-hal tersebut sehingga kualitas dan kuantitas tidur pun akan meningkat.

4.     Menjaga kesehatan fisik

Detoksifikasi media sosial dapat menghindarkan kita dari risiko menderita berbagai gangguan kesehatan akibat terlalu banyak menatap layar gadget, seperti sakit kepala, migrain, dan gangguan kesehatan mata. Selain itu, selama melakukan detoksifikasi media sosial, kita juga bisa mengisi waktu yang biasa digunakan untuk mengakses media sosial dengan berbagai kegiatan yang menyehatkan, seperti berolahraga, meditasi, atau me time.

5.     Menjaga kesehatan mental

Saat mengakses media sosial, sebagian besar orang cenderung akan membandingkan hidupnya dengan hidup orang lain yang tampak lebih baik dan “sempurna" di media sosial. Hal ini bisa memicumu untuk merasa rendah diri, malu, iri, atau bahkan membenci diri sendiri. Selain itu, menggunakan media sosial secara berlebihan juga bisa menyebabkan seseorang takut atau khawatir akan tertinggal berbagai hal yang sedang tren atau viral di media sosial. Kondisi ini disebut dengan fear of missing out (FOMO). Bila berlarut-larut, hal-hal di atas bisa meningkatkan risiko mengalami berbagai gangguan mental, seperti gangguan kecemasan dan depresi. Dengan melakukan detoksifikasi media sosial, risiko mengalami hal-hal tersebut akan menurun dan kesehatan mental bisa tetap terjaga.

Setiap hal memiliki sisi baik dan buruk, tidak terkecuali penggunaan media sosial. Ketika kita menggunakan media sosial secara bijak, maka berita atau informasi apapun yang kita terima tidak akan mengganggu kehidupan kita. Akan tetapi, ketika kita mulai kecanduan bermedia sosial yang berefek mengganggu kehidupan kita, maka detoksifikasi media sosial merupakan solusi yang tepat. Oleh sebab itu, jika kita merasa media sosial sudah mengambil alih kehidupan kita, sudah saatnya untuk berhenti sejenak menatap layar dan beralih fokus ke realita.

***

Ditulis oleh : Erin Yohana br SimanjuntakDitulis oleh : Erin Yohana br Simanjuntak

Referensi

Kbbi.web.id. Arti kata detoksifikasi. Diakses pada 19 Maret 2023, dari https://kbbi.web.id/detoksifikasi

Alodokter.com. 25 September 2021. Detoks Sosmed, Ini Manfaat dan Tips Melakukannya. Diakses pada 19 Maret 2023, dari https://www.alodokter.com/detoks-sosmed-ini-manfaat-dan-tips-melakukannya

Tempo.co. 12 Juli 2022. Mengenal Sosial Media Detox dan Manfaatnya. Diakses pada 19 Maret 2023, dari https://gaya.tempo.co/read/1611348/mengenal-sosial-media-detox-dan-manfaatnya

Halodoc.com. Kecanduan Media Sosial. Diakses pada 19 Maret 2023, dari https://www.halodoc.com/kesehatan/kecanduan-media-sosial

Noice.id. 07 November 2022. Tips & Panduan Cara Melakukan Social Media Detox. Diakses pada 19 Maret 2023, dari https://www.noice.id/info-terbaru/cara-melakukan-social-media-detox/

Hellosehat.com. Alasan Anda Perlu Detoks Media Sosial dan Tips Melakukannya. Diakses pada 19 Maret 2023, dari https://hellosehat.com/mental/kecanduan/tips-alasan-detoks-sosial-media/

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini