Berbagai macam motif mendasari individu untuk bekerja. Motif paling umum
adalah untuk memperoleh penghasilan demi pemenuhan kebutuhan hidup. Ada
berbagai macam pandangan karyawan terhadap perusahaan tempatnya bekerja.
Sebagian orang menganggap bahwa bekerja melakukan job desk kemudian pulang ke
rumah merupakan pilihan terbaik, sebagian lainnya bersedia untuk melibatkan
diri lebih jauh dengan menyediakan pikiran, tenaga dan potensi terbaiknya demi
kemajuan perusahaan. Di sisi lain, sumber daya manusia merupakan salah satu
aspek terpenting bagi sebuah perusahaan. Kedua hal tersebut, karyawan dan perusahaan,
baiknya disatukan oleh suatu ikatan yang dikenal sebagai “employee
engagement” atau “keterlibatan karyawan” kepada perusahaan.
Beberapa
Definisi Employee Engagement Menurut Para Ahli
Employee engagement atau yang dikenal juga dengan keterikatan
karyawan diperkenalkan pertama kali oleh William Khan pada tahun 1990. Kahn
(1990) mendefinisikan bahwa employee engagement merupakan keterikatan
karyawan dengan perusahaan itu sendiri. Karyawan / pegawai yang memiliki rasa
keterikatan yang tinggi cenderung akan bekerja dengan lebih baik dikarenaan
adanya perasaan positif dalam diri mereka dan tidak menganggap suatu pekerjaan
sebagai beban.
Employee engagement merupakan perilaku dimana karyawan merasa
memiliki peran penting pada keberhasilan perusahaan dan memiliki motivasi
tinggi dalam peningkatan kinerja dan ikut andil mengerjakan pekerjaan di luar
job requirement. (Mercer, dikutip oleh Carpenter dan Wyman, 2007:1).
Employee engagement merupakan timbulnya perasaan antusias saat
karyawan ikut andil dalam membantu perusahaan mencapai tujuannya. Employee
engagement menimbulkan keterikatan yang kuat pada perusahaan bukan hanya untuk
mendapatkan gaji namun juga karyawan akan termotivasi untuk meningkatkan
kinerja instansi. Employee engagement dengan perusahaan dapat terbentuk oleh
ikatan emosional dan faktor emosional terhubung dengan kenyamanan kerja serta
pengalaman kerja. (William Macey, 2009:1).
Karyawan yang memiliki employee engagement pada perusahaan akan
bekerja secara konsisten serta tidak mudah menyerah saat menghadapi masalah
saat bekerja. Karyawan yang terikat dengan perusahaan akan memberikan performa
kerja yang terus meningkat dikarenakan adanya dedikasi dalam diri sehingga
timbul rasa tanggungjawab untuk terus bekerja dan ikut andil dalam suksesnya
perusahaan mencapai tujuannya. (William Macey, 2009:24).
Karyawan yang memiliki nilai engagement merupakan pekerja yang mempunyai
keterikatan penuh dan semangat terhadap pekerjaan mereka. Pandangan ini
menyatakan bahwa employee engagement tidak hanya membuat karyawan
memberikan kontribusi lebih, namun juga membuat mereka memiliki loyalitas yang
lebih tinggi sehingga mengurangi keinginan untuk meninggalkan perusahaan secara
sukarela. (Gallup Organization).
Definisi lain
juga diungkapkan oleh Lockwood (2005) bahwa employee engagement sebagai
penyataan oleh individu secara emosional dan intelektual yang berkomitmen
terhadap organisasi, yang diukur melalui tiga perilaku utama yakni :
1.
Berbicara positif mengenai organisasi kepada
rekan kerja dan pelanggan;
2.
Memiliki gairah yang intens untuk menjadi
anggota organisasi, meski sebenarnya mendapat peluang kerja di tempat lain;
3.
Menunjukkan usaha ekstra dan perilaku yang
memiliki kontribusi terhadap kesuksesan organisasi.
Dimensi
Employee Engagement
Schaufeli dan
Bakker (2004:295) membagi dimensi employee engagement ke dalam 3 dimensi
yaitu :
1. Vigor (semangat)
Vigor
melibatkan ketahanan mental saat bekerja yang dapat dinilai dari semangat yang
ditunjukkan seseorang untuk melakukan pekerjaannya yang dapat dilihat dari
energi tinggi saat bekerja, kemauan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh dalam
melakukan pekerjaan, serta ketekunan dalam menghadapi kesulitan dalam bekerja
dan ketelitian untuk meminimalisir kesalahan.
2. Dedication (dedikasi)
Mengacu
pada keterlibatan seseorang dalam mengalami rasa antusiasme dan kebanggaan.
Aspek dedikasi meliputi keterlibatan tinggi terhadap pekerjaan yang dilakukan
dan kebanggan terhadap pekerjaan yang dilakukannya selalu merasakan timbulnya
inspirasi dari pekerjaan yang dilakukan.
3. Absorption (penyerapan)
Merupakan
aspek yang mengacu pada konsentrasi dan keseriusan dalam bekerja, tingkat
absorption yang tinggi menunjukkan seseorang yang bahagia dan menikmati
pekerjaan mereka serta tenggelam dalam pekerjaan.
Ciri-ciri
Employee Engagement
Karyawan yang
mempunyai ikatan dengan pekerjaannya, menurut Finney (2010) memiliki ciri-ciri
yakni :
1. Mempercayai tujuan organisasi / instansi. Suatu
organisasi perlu membuat karyawan merasa percaya dengan misi perusahaan dan
mencoba untuk berkontribusi besar bagi perusahaan untuk mencapai tujuannya;
2. Menyenangi pekerjaan yang dilakukan dan memahami
bahwa yang dilakukan berkontribusi pada tujuan yang lebih besar, perasaan
positif tersebut akan mengurangi tekanan pada karyawan saat melaksanakan
pekerjaannya;
3. Tidak memerlukan pendisiplinan dan mereka hanya
memerlukan kejelasan, komunikasi dan konsistensi;
4. Menghormati manajer / pemimpin. Pada kondisi
ini, karyawan merasa seorang manajer atau pemimpin mereka telah memberikan
arahan dan teladan yang baik dalam pekerjaannya;
5. Selalu meningkatkan keterampilan mereka dengan
sikap positif, fokus, antusiasme, kreatifitas dan daya tahan;
6. Mengetahui bahwa pemimpin mereka menghormati
mereka;
7. Dapat dipercaya dan saling percaya satu sama
lain;
8. Memberikan yang terbaik kepada organisasi.
Pentingnya
Employee Engagement Dalam Perusahaan
Keterlibatan karyawan sangat penting pada organisasi karena membantu
menciptakan budaya kerja yang lebih baik, mengurangi pergantian staf,
meningkatkan produktivitas, meningkatkan hubungan kerja dan pelanggan, dan
berdampak pada keuntungan perusahaan. Lebih dari itu, employee engagement
membuat karyawan lebih bahagia dan mengubah seseorang dari “hanya seorang
karyawan” menjadi “mereka yang mendukung perusahaan / organisasi dengan senang
hati”.
Sebuah survei oleh Employee Benefit News pada tahun 2017 tentang benefit
karyawan menemukan bahwa mayoritas dari 34.000 responden yang memilih untuk
berganti pekerjaan adalah karena kondisi yang tidak memuaskan dalam hal
keseimbangan kehidupan kerja, kompensasi, hubungan manajemen, dan pekerjaan.
Employee engagement umumnya lebih penting di tingkat perusahaan
karena dampaknya terhadap operasi bisnis dan profitabilitas. Namun, jika
perusahaan tersebut berupa suatu instansi pemerintahan pun, employee
engagement akan membantu para pemimpin memahami kebutuhan karyawan. Selain
itu, employee engagement membantu para pemimpin untuk mengetahui bagaimana
mengelola tim dan menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik.
Prinsip Dasar
Membangun Employee Engagement Pada Karyawan
Employee enggagement seringnya tidak muncul begitu saja dalam diri
pegawai/karyawan, tetapi dibutuhkan suasana atau kondisi-kondisi tertentu
sebagai pendukungnya. Menurut Kevin Kruise (2012:20), prinsip dasar utama agar
karyawan memiliki employee engagement yakni :
1. Komunikasi : komunikasi ini berupa penyampaian
tujuan yang jelas dan diberikan kemudahan dalam penyampaiannya;
2. Pertumbuhan dan peningkatan : para pegawai /
karyawan pastinya menginginkan perkembangan dirinya dalam perusahaan misalnya dengan
program pelatihan, maka karyawan akan mempelajari hal baru yang berguna bagi
diri dan bagi perusahaan;
3. Kepercayaan dan percaya diri : berupa rasa
percaya yang dimiliki karyawan untuk terus bekerja pada perusahaan. Dalam hal
ini perusahaan diharapkan mampu membuat karyawannya percaya akan masa depan
organisasi.
Penggerak
Employee Engagement
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata penggerak adalah
orang yang menggerakkan. Arti lainnya dari penggerak adalah alat untuk
menggerakkan.
Pada employee
engagement, terdapat 3 (tiga) penggerak utama :
1. Organisasi : meliputi budaya organisasi, nilai
dan visi yang dianut. Budaya organisasi yang bersifat suportif, berkeadilan dan
memberikan kepercayaan akan memberikan efek positif terhadap keterikatan karyawan pada perusahaan;
2. Manajemen dan kepemimpinan : engagement tidak
serta merta timbul dalam seketika, melainkan tumbuh karena senantiasa dipupuk.
Dalam menciptakan engagement karyawan, pimpinan diharapkan memiliki
keterampilan komunikasi, teknik memberikan umpan balik dan teknik penilaian
kinerja yang adil;
3. Working life : kenyamanan kondisi lingkungan
kerja berpengaruh pada terciptanya employee engagement. Beberapa kondisi
diharapkan akan menciptakan hal tersebut yakni lingkungan kerja yang memiliki keadilan distributif dan prosedural, lingkungan kerja yang melibatkan karyawan
dalam pengambilan keputusan, lingkungan kerja/organisasi yang memperhatikan
keseimbangan kehidupan kerja dan keluarga karyawan.
Rendahnya
Employee Engagement
Tingkat keterlibatan karyawan yang rendah dikenal sebagai “Low
Employee Engagement”. Tanda yang paling terlihat dari kinerja karyawan yang
menurun adalah kurangnya keterlibatan karyawan dalam pekerjaan. Secara perlahan
mereka (karyawan) menarik dirinya dari perusahaan atau sebatas hanya
mengerjakan bagian dari tugasnya.
Bisa saja perusahaan langsung menegur atau meminta kontribusi karyawan
dalam pekerjaan. Akan tetapi, sebelum bertindak demikian, ada baiknya
perusahaan memahami akar masalah mengapa karyawan mengalami penurunan kinerja
pekerjaan.
Beberapa penyebab penurunan kinerja pekerjaan itu terkadang disebabkan
oleh kurangnya pendidikan atau latar belakang karyawan dengan pekerjaan. Bisa
juga, pekerjaan yang diberikan kepada karyawan yang bersangkutan tidaklah tepat
atau beban kerjanya berlebihan sehingga karyawan terbebani. Untuk menyikapinya,
perusahaan dapat memberikan pelatihan atau memberi beasiswa agar kualitas
karyawan dapat meningkat dan mampu mengerjakan pekerjaan. Dalam konteks ini,
perusahaan juga harus menerima bila karyawan mengajukan saran terkait dengan
pekerjaan.
Faktor kepemimpinan juga dapat membuat karyawan merasa “harus melepaskan”
ikatan dari perusahaan. Seorang karyawan yang merasa tidak mendapatkan
keteladanan etos kerja dari seorang pemimpin dapat mengalami demotivasi dalam
melakukan pekerjaannya. Pemimpin yang tidak adil dan tidak peka dalam membagi
beban pekerjaan antar karyawan diyakini dapat juga membuat seorang karyawan mengalami
penurunan motivasi bekerja.
Cara
Meningkatkan Employee Engagement Dalam Sebuah Instansi, Organisasi atau
Perusahaan
Mengingat pentingnya employee engagement dan dampak buruk bagi
sebuah perusahaan saat tingkat employee engagement kurang memadai, cara-cara
untuk mengoptimalkannya merupakan suatu hal yang perlu dipikirkan/dicari.
Menurut Bred Federeman (2009:53), beberapa faktor yang akan meningkatkan employee
engagement dalam perusahaan yaitu :
1. Budaya Perusahaan : keberhasilan suatu
perusahaan menerapkan budayanya akan meningkatkan ikatan karyawan dengan perusahaan,
budaya juga sebagai citra yang dipandang penting sebagai faktor penumbuh employee
engagement;
2. Indikator Keberhasilan : tiap perusahaan akan
mempunyai parameter berbeda dalam menentukan keberhasilan seorang karyawan
dalam penyelesaian tugas;
3. Inovasi : perusahaan dituntut untuk terus
berinovasi untuk meningkatkan kualitas karyawannya, pengembangan kompetensi
karyawan dapat dilakukan melalui bimbingan dan pelatihan, seminar dan kegiatan
sejenisnya;
4. Pelatihan kerja : setiap perusahaan memiliki
tahapan pelatihan bagi karyawan, semakin optimal pemberian pelatihan bagi
karyawan akan memberikan dampak positif berupa peningkatan kualitas karyawan;
5. Pemberian penghargaan : perusahaan dapat
memberikan reward berupa bonus atau apresiasi dalam bentuk lain bagi
karyawannya yang berprestasi. Pemberian penghargaan ini akan membuat karyawan merasa dihargai dan meningkatkan loyalitas karyawan untuk terus bekerja pada
perusahaan tersebut.
Diperlukan dukungan dan kerja sama antar pihak untuk dapat memajukan perusahaan atau organisasi. Saat karyawan telah merasa “terikat secara emosional” dengan tempat dimana ia bekerja, ia akan memberikan potensi optimalnya yang akhirnya akan berdampak positif pada perusahaan.
Penyusun : Ratih
Prihatina, Pelaksana Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Pekalongan
Sumber-sumber :
Arif, Yola
Amelia. 2022. Pengaruh Employee Engagement Terhadap Kinerja Karyawan Pada
PT. Telekomunikasi Witel Riau Daratan. Universitas Islam Riau Pekanbaru.
https://benefitsapp.id/halo/benefits-wellbeing/pengertian-employee-engagement/
https://money.kompas.com/read/2022/12/18/150000226/apa-itu-low-employee-engagement-?page=all