Pangkalan Bun—Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL)
Pangkalan Bun mendapatkan kesempatan mengikuti kegiatan pelatihan guna
mengembangkan kompetensi SDM yang optimal, baik pada aspek hard competency maupun aspek soft
competency melalui pelaksanaan In
House Training (IHT). Kegiatan ini diselenggarakan oleh Sekretariat
Direktorat Jenderal berkolaborasi
dengan Pusdiklat Pengembangan SDM BPPK secara daring pada Senin (23/08)
dan diikuti oleh seluruh pegawai KPKNL Pangkalan Bun.
Kegiatan In House Training kompetensi manajerial yang dilaksanakan secara
daring ini diberi nama Pelatihan Jarak Jauh Peningkatan Kompetensi Manajerial
Pegawai DJKN. Tujuannya yaitu mengembangkan sof
competency yang dimiliki setiap pegawai DJKN dalam rangka mendukung
pencapaian visi dan misi melalui peningkatan keterampilan dan pengembangan
sikap atau perilaku pegawai dalam memimpin atau mengelola unit organisasi.
Selain itu, target pesertanya pun adalah unit-unit di lingkungan DJKN yang
memiliki potensi penguatan Zona Integritas Wilayah Bebas dari Korupsi dan
Wilayah Biroraksi Bersih dan Melayani.
Sejalan dengan tujuan diadakannya
IHT, KPKNL Pangkalan Bun yang rencananya akan mengikuti penilaian kantor
berpredikat WBBM tahun 2022 tentu saja sangat antusias mengikuti IHT kali ini.
Kegiatan IHT KPKNL Pangkalan Bun
dipandu oleh DR. Annies Said Basalamah, widyaiswara PPSDM. Annies membuka sesi
penyampaian materi dengan meminta para pegawai untuk mengenalkan diri mereka
beserta tugas yang dijalankan. Para pegawai satu per satu menceritakan diri mereka
sendiri. Nilai yang dapat dipetik, yaitu pegawai dapat mengetahui peran
masing-masing dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sekecil apapun
peranan itu, dapat diperbesar meskipun di
luar tusi yang dibebankan.
Agenda yang dipaparkan oleh Annies,
yaitu terkait Integritas dan Pelayanan, Mengelola Perubahan, Membangun
Lingkungan WBK dan WBBM, dan menyusun Action Plan.
Pada materi pertama, Tri
Atmojo—Penilai Pemerintah Ahli Pertama mengemukakan bahwa kebanyakan satker
masih menjunjung budaya gratifikasi. Keharusan membawa atau memberikan
bingkisan menjadi hambatan bagi pegawai saat melaksanakan tugas. Peran pegawai
dengan dukungan kepala kantor sebagai penanggung jawab menjadi sangat penting
dalam mengedukasi satker tersebut demi menjunjung nilai integritas di
Kementerian Keuangan.
Kepala Kantor Navis Zikra
berpendapat bahwa kinerja para pegawai di
bawahnya sudah sangat baik. Bahkan berhasil mencapai predikat WBK dan
juara 2 KPT tingkat Kementerian Keuangan. Namun, terdapat satu kendala, yaitu
mayoritas pegawai masih merasa “malu” untuk memberikan pendapatnya dalam suatu
forum. Navis mengharapkan setelah mengikuti kegiatan IHT ini, para pegawai
lebih terpacu untuk memberikan pendapat atau hanya sekedar saran demi kebaikan
organisasi.
Annies juga menambahkan bahwa
manusia memiliki dua karakter umum, yaitu being
used dan being utilized. Dalam
bekerja memberikan pelayanan kepada masyarakat, pegawai dicondongkan untuk
memiliki karakter being utilized.
Pegawai diharapkan sadar akan kemampuan (capability)
mereka dalam bekerja. Jika mampu memberikan 10, berikan 10. Cukup berbeda
dengan being used yang sering
diartikan hanya “dimanfaatkan” untuk kepentingan pribadi saja.
Kesimpulan kegiatan IHT yang
dirangkum oleh DR. Annies Said Basalamah, yaitu utamakan kolaborasi dalam
bekerja dan sadar akan peranan kita masing-masing. Kolaborasi dalam bekerja
artinya sukses dalam bekerja bukan dengan saling mengalahkan. Masing-masing
pegawai mungkin punya tujuan sendiri dalam bekerja, namun jika sudah membawa
nama organisasi, satukan tujuan dan mencapainya bersama-sama.
Kegiatan IHT ini diharapkan dapat
menjadi batu loncatan KPKNL Pangkalan Bun dalam merencanakan program-program
yang akan diusung pada WBBM tahun 2022. Dengan adanya action plan yang disusun oleh para pegawai dapat menjadi
pertimbangan dan masukan untuk WBMM tahun 2022.
KPKNL Pangkalan Bun…Ayo Bagawi
(Tim Humas Seksi HI KPKNL Pangkalan Bun)