Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Menilik Fakta Camp Leakey-Taman Nasional Tanjung Puting
Elisabeth Sangayu Puthu Krisnawati
Kamis, 14 Desember 2023   |   393 kali

Pernah mendengar Taman Nasional Tanjung Puting? Taman Nasional Tanjung Puting merupakan satu dari 55 taman nasional di Indonesia. Taman nasional yang terletak di Provinsi Kalimantan Tengah tepatnya di Kabupaten Kotawaringin Barat ini sangat terkenal hingga ke mancanegara. Kepopuleran tersebut tidak lain karena di dalam taman nasional ini terdapat berbagai macam jenis flora dan fauna endemik yang dapat dilihat secara langsung dan alami, salah satu satwa yang paling terkenal dan menjadi ikon dari taman nasional ini adalah orang utan (Pongo pygmaeus) yang dapat ditemui secara langsung jika berkunjung ke Taman Nasional Tanjung Puting.

Taman Nasional Tanjung Puting sendiri memiliki tiga lokasi yang menjadi tempat aktivitas feeding atau memberi makan orang utan, aktivitas memberi makan orang utan ini dapat dinikmati oleh wisatawan yang berkunjung ke taman nasional ini. Lokasi tersebut terdiri atas camp pertama yaitu Tanjung Harapan, camp Pondok Tanggui, dan lokasi camp ketiga yaitu camp Leakey. Untuk menuju ke tempat feeding orang utan, kita harus menyusuri sungai menggunakan kapal kelotok melalui dermaga yang berada di kawasan Kumai-Kotawaringin Barat karena secara keseluruhan wilayah di Taman Nasional Tanjung Puting merupakan ekosistem gambut, jadi tidak heran jika sepanjang perjalanan di sungai tersebut kita melihat air yang berwarna merah kehitaman seperti teh. Jika kita ingin mengunjungi feeding station di Camp Leakey, kita perlu berjalan kaki dari dermaga Camp Leaky di salah satu sisi Sungai Sekonyer sejauh satu setengah kilometer. Biasanya di feeding station ini kita dapat menyaksikan bagaimana orang utan menikmati berbagai makanan yang disediakan oleh staf taman nasional mulai pukul dua siang hingga pukul empat sore. Sebagai pengunjung, kita bebas berfoto asalkan tidak terlalu dekat dengan orang utan dan batas terdekat kita dengan orang utan sebisa mungkin sekitar dua meter, hal ini supaya menghindarkan kita dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Selain orang utan, di Taman Nasional Tanjung Puting kita juga dapat melihat satwa lain seperti di antaranya adalah bekantan (Nasalis larvatus), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), kelasi atau lutung merah (Presbytis rubicunda), buaya sapit (Tomistoma schlegelii), hingga kunang-kunang (Lampyridae). Ketika kita berkunjung ke Taman Nasional Tanjung Puting tetap harus waspada karena suasana alam yang masih terjaga menyimpan banyak misteri  dan bahaya yang mengintai, salah satunya adalah buaya. Buaya menyukai air tenang, sehingga apabila kita melihat atau melalui air tenang wajib untuk waspada terhadap keadaan di sekeliling kita. Selain itu, terdapat hewan unik dan langka yang mulai sulit untuk kita jumpai di perkotaan, yaitu kunang-kunang, jika beruntung ketika kita berkunjung ke Tanjung Puting, ketika malam tiba kita akan melihat kunang-kunang yang berkumpul pohon nipah yang berada di pinggir Sungai Sekonyer yang berkelap-kelip seperti lampu hias pada pohon natal. Keberadaan kunang-kunang yang berada di Taman Nasional Tanjung Puting ini juga menjadi salah satu bio-indikator bahwa di tempat tersebut kualitas udaranya masih sangat bersih. Oleh karena itu jika kita ingin terus menikmati dan melihat secara kunang-kunang hingga generasi selanjutnya kita wajib menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal kita dengan baik.

Salah satu camp feeding yang menjadi tujuan favorit bagi para wisatawan adalah Camp Leakey, camp feeding ini letaknya paling jauh di antara dua camp feeding lainnya. Camp Leakey merupakan pusat rehabilitasi orang utan pertama di Indonesia yang didirikan pada tahun 1971 oleh seorang tokoh peneliti legendaris dari University of California, Los Angeles (UCLA) bernama Dr. Biruté M.F. Galdikas yang pada saat itu mengadakan penelitian tentang orang utan. Nama Leakey sendiri diambil dari seorang tokoh paleo-anthropologist, Louis Leakey, yang merupakan mentor Dr. Galdikas sama seperti Drs. Jane Goodall dan Dian Fossey. Camp Leakey yang awalnya hanya berupa dua gubuk saja, saat ini Camp Leakey sudah berkembang dan menjadi basis baik bagi para ilmuwan, pelajar, staf, serta penjaga taman nasional itu sendiri.

Keberadaan Camp Leakey di Taman Nasional Tanjung Puting sendiri sebenarnya sangat mendukung dari fungsi konservasi hutan, dalam hal ini adalah konteks penelitian. Selama bertahun-tahun pula Camp Leakey telah mendukung atas upaya penelitian dari banyak ilmuwan dan mahasiswa baik di Indonesia maupun mancanegara. Proyek yang dijalankan di Camp Leakey ini bermacam-macam, mulai dari mengamati berbagai perilaku berbagai macam satwa, tumbuhan, ekologi orang utan, hingga tentang kemampuan bahasa isyarat dari orang utan sampai ekologi sistem sungai.

Sebagai salah satu wadah untuk melakukan suatu penelitian yang masih aktif, Camp Leakey secara terbuka menyambut para pengunjung untuk datang dengan didampingi oleh pemandu lokal. Di dalam Camp Leakey, kita harus selau menjaga jarak aman dengan orang utan, tidak mengganggu segala aktivitas yang terjadi di hutan, dan tidak boleh mengganggu ilmuwan yang sedang melakukan penelitian. Hasil penelitian yang dihasilkan dapat kita lihat di pusat informasi yang ada di Camp Leakey, di sana kita akan dibantu oleh staf yang menjelaskan kepada wisatawan untuk mengenal lebih jauh tentang orang utan, mulai dari morfologi orang utan berdasarkan usia, bentuk kerangka dari orang utan, jenis makanan, bentuk sarang orang utan, hingga silsilah dari orang utan yang sebelumnya pernah dilepasliarkan di Camp Leakey.

Keberadaan Taman Nasional Tanjung Puting sebagai pusat rehabilitasi orang utan pertama di Indonesia perlu kita jaga dan lestarikan. Inisiatif dan tekad besar dari Dr. Biruté M.F. Galdikas yang mempersuasikan betapa pentingnya peran manusia dalam menjaga kelestarian orang utan dengan merintis Camp Leakey perlu diapresiasi karena berkat jasanya di bidang penelitian oraang utan membuka mata dunia tentang keberadaan primata orang utan di Indonesia yang kini langka keberadaannya. Bersama-sama kita perlu menjaga kelestarian alam dan lingkungan kita supaya kelak anak dan cucu kita tetap dapat menikmati keindahan alam khas hutan hujan tropis Indonesia serta dapat tetap menikmati pesona fauna orang utan di habitat aslinya. (Seksi HI)

 

Sumber:

Hadi, Djati Witjacksono (2019, 27 Juni). Pusat Rehabilitasi Orang Utan Di TNTP, Menarik Atensi Wisatawan.         https://ppid.menlhk.go.id/siaran_pers/browse/1965

Yuliani, Melinda (2020, 25 September). Mengenal Camp Leakey, Pusat Rehabilitasi Orangutan Terbesar di TN Tanjung Puting.         https://getlost.id/2020/09/25/mengenal-camp-leakey-pusat-rehabilitasi-orangutan-terbesar-di-tn-tanjung-puting/

        https://orangutan.org/our-projects/research/camp-leakey/?lang=id

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini