Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Palembang > Artikel
Gimik, Mampukah Meningkatkan Humanis Anda dalam Tim?
Wahidin
Selasa, 05 April 2022   |   22693 kali

Gimik adalah sesuatu (alat atau trik) yang digunakan untuk menarik perhatian1). Ragam pengertian gimik dapat ditemukan dalam kamus Wikipedia berbahasa Indonesia seperti contoh berikut2)

Gimik (bahasa Inggris: gimmick) adalah istilah umum yang merujuk kepada pemanfaatan kemasan, tampilan, alat tiruan, serangkaian adegan untuk mengelabui, memberikan kejutan, menciptakan suatu suasana, atau meyakinkan orang lain.

Dalam dunia markerting, gimik menjadi salah satu strategi pemasaran suatu produk dengan menggunakan cara-cara yang tidak biasa agar cepat dikenal dan banyak diminati.

Di dunia hiburan di televisi, gimik merupakan cara untuk menarik perhatian penonton dengan beragam cara seperti membuat adegan khusus, dandanan yang khas, musik, yel-yel, nyanyian, atau aktivitas lainnya.

Di ranah politik pun tak jarang ditemui gimik yang dilakukan seorang politik dalam sebuah peristiwa yang mengharukan, menyentuh perasaan, dengan harapan menarik simpati sebanyak-banyaknya dari konstituen, meskipun peristiwa itu sudah diatur sebelumnya.

 

Dari pengertian-pengertian di atas, penulis hendak memberikan kesimpulan definisi gimik yang berkaitan dengan penulisan kali ini, yaitu bahwa yang dimaksud dengan gimik adalah aktivitas menciptakan suatu suasana yang menarik perhatian, simpatik, empatik, atau menyentuh perasaan yang dapat menghasilkan sikap seperti keakraban, semangat, solidaritas, atau loyalitas di antara individu maupun tim. 

Penulis mencoba untuk menuliskan lima gimik berdasarkan pengamatan maupun yang pernah dialami dalam dunia kerja dan aktivitas lain di luar kantor yaitu : 1) Menyapa kehadiran orang lain, 2) Berbicara dengan posisi muka dan badan simetris, 3) Memberi Kejutan kecil pada ulang tahun teman/staf/atasan, 4) Hadir dalam duka cita keluarga, dan 5) Tanggap dengan kerepotan orang lain.

Menyapa kehadiran orang lain

          Berkumpul dengan teman-teman kantor sekadar santai saat istirahat atau makan bersama, atau dalam suatu diskusi yang tidak formal pastinya sudah biasa dilakukan. Namun bagaimana bila dalam suasana kehangatan tersebut tiba-tiba muncul orang lain, atau teman lain menghampiri dan mencoba ikut dalam suasana obrolan? Apa yang sebaiknya dilakukan? Gimik apa yang tepat saat itu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, cobalah berdiri di pihak orang yang baru datang tersebut. Sebagai mahluk sosial kumpul-kumpul teman sejawat tentunya dapat menarik perhatian orang lain untuk nimbrung. Apalagi obrolan yang terkondisi bukan hal yang formal, misalkan sedang ramai membicarakan pertandingan sepak bola atau motor GP di Sirkuit Mandalika, maka keinginan nimbrung justru bentuk sosial yang perlu diapresiasi. Dikutip dari laman Kompas.com, Ari Welianto menyebutkan manusia sebagai mahluk sosial memilki dua keinginan yaitu : keinginan untuk menjadi satu dengan manusia yang lain di sekilingnya, dan, keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekitarnya.3) Obrolan mungkin jadi lebih seru dengan adanya pendatang baru tersebut. Bayangkan juga apabila orang yang datang dengan segenap hasrat sosialnya tidak mendapat tempat dan cenderung dicuekin, tentunya suasana yang tadinya enjoy menjadi tidak nyaman. Gimik menyapa kehadiran orang lain dalam suasana keakraban merupakan inisiatif yang cerdas secara sosial. Terbangunnya suasana baru yang positif hasil dari gimik sapaan tersebut dapat menegasikan hal negatif yang mungkin muncul.

Menyapa kehadiran orang lain juga dapat diterapkan saat berlangsung daring. Biasanya ini dilakukan oleh pembawa acara yang menyapa pemateri yang baru saja bergabung, atau ada tamu penting yang ikut join dalam meeting online dimaksud. Tentunya bentuk sapaan tidak harus panjang lebar dan detail, tapi cukup mempresentasikan rasa penghormatan, penerimaan kehadiran, dan keakraban. Misalnya, “selamat datang dan bergabung kepada Bapak X, Pemateri pada session kedua, senang sekali rasanya Bapak sudah bisa bergabung acara ini”. Atau apabila yang datang adalah teman sejawat cukup dengan sapaan gaul, “ayo bro, gabung ngopi…”  Menyebut nama dari orang yang baru bergabung akan menambah rasa tersendiri baginya. Tentunya ini dilakukan dengan melihat situasi dan kondisi yang memungkinkan untuk hal itu.

Berbicara dengan posisi badan dan muka simetris

Sikap tubuh saat berkomunikasi secara langsung dengan lawan bicara (audien) menjadi salah satu topik penting dalam kelas-kelas public speaking. Hal ini karena sikap tubuh akan berpengaruh dengan pandangan mata, air muka, dan posisi badan pembicara (speaker). Sikap tubuh dapat berupa sikap tegak lurus, sikap miring, dan sikap membungkuk. Beberapa orang menunjukkan sikap tubuh yang berbeda-beda ketika berhadapan dengan lawan bicara. Diakui ataupun tidak, sikap tubuh tersebut dapat menimbulkan interpretasi tersendiri bagi lawan bicara. Misalkan ketika Speaker berbicara dengan posisi tubuh menghadap lawan bicara tetapi posisi muka mengarah ke samping (misalnya sedang melihat laptop, atau mengalihkan perhatian ke objek lain), dapat dianggap kurang menghargai lawan bicara di depannya atau sedang kurang tertarik dengan tema pembicaraan. Lalu gimik apa yang perlu diterapkan ketika berbicara langsung dengan audien? Berbicaralah dengan sikap tubuh yang simetris dengan muka. Ketika posisi tubuh menghadap audien, maka muka juga mengarah ke dia. Posisi seperti ini juga sangat dianjurkan ketika ada seseorang tiba-tiba memanggil dari arah samping atau belakang, hadapkanlah tubuh bersamaan muka ke arahnya. Ini akan sangat berarti bagi audien bahwa ia mendapat perhatian untuk berbicara atau bertemu dengannya. Dengan posisi simetris tubuh dan muka menghadap audien akan mampu menegasikan sikap tidak baik seperti egois dan merasa lebih dari yang lain.

Memberi kejutan kecil pada ulang tahun teman/staf/atasan

          Meramaikan ulang tahun teman sejawat sepertinya sudah menjadi hal biasa di kantor baik pemerintahan maupun swasta. Bentuk keramaian tersebut bisa berupa sedikit seremonial tiup lilin, prank, traktiran, pemberian kado, maupun sekedar doa syukur. Seberapa penting keramaian itu diadakan akan sangat bergantung dengan individu-individu di kantor tersebut. Ada yang menganggap penting, ada juga yang menganggap tidak begitu penting, bahkan ada yang tidak mau meramaikannya sama sekali. Jadi, sangat perlu untuk memperhatikan kebiasaan dan prinsip teman yang berulang tahun dimaksud.

Teman-teman juga harus mengetahui etika dalam memberikan kejutan ulang tahun rekan. Misalnya tidak memberikan barang-barang yang dapat mengakibatkan bahaya seperti alkohol atau Zat addictive lainnya. Tidak melakukan aktivitas berlebihan yang justru malah merusak keharmonisan. Juga tidak memberikan barang yang sifatnya privasi, seperti parfum, perhiasan, atau uang. Apalagi bila yang berulang tahun adalah lawan jenis, akan lebih baik hadiah diberikan secara bersama-sama seperti kue ulang tahun, atau bingkai foto beserta foto keluarganya. Karena sifatnya adalah gimik, maka kejutan kecil ulang tahun teman atau atasan tidak perlu mahal. Kata kuncinya adalah perhatian, keakraban, dan meninggalkan kesan positif buat yang berulang tahun.

Hadir dalam duka cita keluarga

Semua orang tidak ingin mendapatkan musibah dalam hidupnya. Namun sudah menjadi takdirnya, manusia akan mendapatkan ujian dan cobaan baik itu kesenangan maupun kedukaan/kesedihan dari Tuhan. Saat teman/staf/atasan bahkan orang yang belum dikenal sekalipun mendapat duka cita pastinya akan timbul rasa iba, prihatin, atau empatik. Apalagi itu dialami orang-orang terdekat di sekiling kita. Kesedihan akan menimbulkan emosi yang dalam, memudahkan sensitifitas. Dalam kondisi seperti itu maka harus hati-hati dalam bertindak dan berucap jangan sampai menimbulkan sensitif negatif bagi mereka. Namun sebaliknya, rasa empatik dan gimik yang tepat kepada mereka, akan menciptakan kesan mendalam pula.

Gimik yang dapat dilakukan untuk mereka yang sedang mengalami duka cita bisa berbagai macam. Sekedar ucapan turut berduka yang tulus di awal mencirikan bahwa ia orang yang mampu membangun hubungan sosial dalam kondisi yang cepat dan tepat. Bahkan komunikasi yang beku sebelumnya dapat seketika mencair bila dalam kondisi tersebut diterapkan.

Ada suatu kisah gimik menarik yang dicontohkan oleh salah seorang wali kota di Sumatera Selatan. Sebagai wali kota ia selalu mempunyai jadwal khusus untuk berkunjung ke rumah warganya yang sedang mengalami duka cita dengan membawa bekal bantuan untuk ahli musibah. Hal unik yang beliau lakukan sendiri di tempat duka adalah melihat si mayit, membuka kain penutup wajah, memegang kening si mayit dan mendoakannya. Kisah wali kota dimaksud menjadi buah bibir di kalangan ASN maupun warga yang dipimpinnya, bukan saja karena tugasnya sebagai wali kota, tetapi perhatian dan empatik yang dibangun benar-benar sangat menyentuh hati warganya.

Tanggap dengan kerepotan orang lain

Pernah melihat orang sedang repot? Atau pernah merasakan sedang repot luar biasa? Sepertinya semua orang pernah merasakan, termasuk sultan juga pernah repot (he...he…). Terbayang ketika sedang repot pekerjaan yang belum kelar malah ada tambahan tugas baru. Rasanya mau meledak bukan? Yah, itulah dinamika dalam kantor ataupun di rumah tangga sehari-hari. Terus bagaimana jika salah satu dari teman kamu tiba-tiba menawarkan bantuan? Wow, senang dong. Meskipun hanya sedikit seperti mencarikan file, forward atau merapikan berkas. Kamu pasti bakal dicap “the best friend.

Gimik seperti di atas sangat penting untuk bisa dikuasai. Melihat kerepotan orang lain mencirikan kepekaan yang luar biasa terhadap situasi sekitar. Tetapi tidak berhenti hanya melihat, ada gimik yang mestinya dilakukan. Situasi menjadikan modal untuk melatih diri. Tanpa ada latihan kepekaan niscaya akan menjadikan hati beku dan melahirkan sifat egois. Contoh kecil gimik lainnya adalah menyerahkan tempat duduk kepada ibu-ibu atau lansia saat di tempat umum, membantu anak-anak untuk menyeberang jalan, dan sebagainya.

Akhirnya penulis ingin memberi tantangan, benarkah gimik-gimik di atas mampu menjadikan anda lebih humanis dari sebelumnya? Mampukah menghasilkan keakraban, semangat, solidaritas, atau loyalitas di antara individu maupun tim? Tentunya banyak gimik lain yang bisa dikreasikan, dan tidak ada salahnya mencoba kelima gimik yang sudah anda baca di atas.   

Penulis : WAHIDIN (Kepala Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Palembang)

Referensi:

  1. kbbi.kemdikbud.go.id. (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/gimik) [Diakses 24 Maret 2022]
  2. wikipedia.org. “Gimik” (https://id.wikipedia.org/wiki/Gimik) [Diakses 24 Maret 2022]
  3. kompas.com “Manusia sebagai Makhluk Sosial dan Cirinya”, 07-07-2020. (https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/07/123000469/manusia-sebagai-makhluk-sosial-dan-cirinya
Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini