Gimik adalah sesuatu (alat atau trik) yang digunakan untuk menarik perhatian1). Ragam pengertian gimik dapat ditemukan dalam kamus Wikipedia berbahasa Indonesia seperti contoh berikut2):
Gimik (bahasa
Inggris: gimmick) adalah istilah
umum yang merujuk kepada pemanfaatan kemasan, tampilan, alat tiruan,
serangkaian adegan untuk mengelabui, memberikan kejutan, menciptakan suatu
suasana, atau meyakinkan orang lain.
Dalam
dunia markerting, gimik menjadi salah satu strategi pemasaran suatu produk
dengan menggunakan cara-cara yang tidak biasa agar cepat dikenal dan banyak
diminati.
Di
dunia hiburan di televisi,
gimik merupakan cara untuk menarik perhatian penonton dengan beragam cara
seperti membuat adegan khusus, dandanan yang khas, musik, yel-yel, nyanyian,
atau aktivitas lainnya.
Di
ranah politik pun tak jarang ditemui gimik yang dilakukan seorang politik dalam
sebuah peristiwa yang mengharukan, menyentuh perasaan, dengan harapan menarik
simpati sebanyak-banyaknya dari konstituen, meskipun peristiwa itu
sudah diatur sebelumnya.
Dari pengertian-pengertian
di atas, penulis hendak memberikan kesimpulan definisi gimik yang berkaitan
dengan penulisan kali ini, yaitu bahwa yang dimaksud dengan gimik adalah aktivitas
menciptakan suatu suasana yang menarik perhatian, simpatik, empatik, atau menyentuh
perasaan yang dapat menghasilkan sikap seperti keakraban, semangat,
solidaritas, atau loyalitas di antara individu maupun tim.
Penulis
mencoba untuk menuliskan lima gimik berdasarkan pengamatan maupun yang pernah
dialami dalam dunia kerja dan aktivitas lain di luar kantor yaitu : 1) Menyapa kehadiran orang lain, 2) Berbicara
dengan posisi muka dan badan simetris, 3) Memberi Kejutan kecil pada ulang
tahun teman/staf/atasan, 4) Hadir dalam duka cita keluarga, dan 5) Tanggap dengan
kerepotan orang lain.
Menyapa kehadiran orang lain
Berkumpul dengan teman-teman kantor
sekadar santai saat istirahat atau makan bersama, atau dalam suatu diskusi yang
tidak formal pastinya sudah biasa dilakukan. Namun bagaimana bila dalam suasana
kehangatan tersebut tiba-tiba muncul orang lain, atau teman lain menghampiri
dan mencoba ikut dalam suasana obrolan? Apa yang sebaiknya dilakukan? Gimik apa
yang tepat saat itu? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, cobalah berdiri di
pihak orang yang baru datang tersebut. Sebagai mahluk sosial kumpul-kumpul teman
sejawat tentunya dapat menarik perhatian orang lain untuk nimbrung. Apalagi
obrolan yang terkondisi bukan hal yang formal, misalkan sedang ramai
membicarakan pertandingan sepak bola atau motor GP di Sirkuit Mandalika, maka
keinginan nimbrung justru bentuk sosial yang perlu diapresiasi. Dikutip dari
laman Kompas.com, Ari Welianto menyebutkan manusia sebagai mahluk sosial
memilki dua keinginan yaitu : keinginan untuk menjadi satu dengan manusia yang
lain di sekilingnya, dan, keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam
sekitarnya.3) Obrolan mungkin jadi lebih seru dengan adanya
pendatang baru tersebut. Bayangkan juga apabila orang yang datang dengan
segenap hasrat sosialnya tidak mendapat tempat dan cenderung dicuekin, tentunya
suasana yang tadinya enjoy menjadi
tidak nyaman. Gimik menyapa kehadiran orang lain dalam suasana keakraban
merupakan inisiatif yang cerdas secara sosial. Terbangunnya suasana baru yang
positif hasil dari gimik sapaan tersebut dapat menegasikan hal negatif yang
mungkin muncul.
Menyapa
kehadiran orang lain juga dapat diterapkan saat berlangsung daring. Biasanya
ini dilakukan oleh pembawa acara yang menyapa pemateri yang baru saja
bergabung, atau ada tamu penting yang ikut join dalam meeting online dimaksud. Tentunya bentuk sapaan tidak harus panjang
lebar dan detail, tapi cukup mempresentasikan rasa penghormatan, penerimaan
kehadiran, dan keakraban. Misalnya, “selamat datang dan bergabung kepada Bapak
X, Pemateri pada session kedua, senang sekali rasanya Bapak sudah bisa
bergabung acara ini”. Atau apabila yang datang adalah teman sejawat cukup
dengan sapaan gaul, “ayo bro, gabung ngopi…” Menyebut nama dari orang yang baru bergabung
akan menambah rasa tersendiri baginya. Tentunya ini dilakukan dengan melihat
situasi dan kondisi yang memungkinkan untuk hal itu.
Berbicara dengan posisi badan dan muka
simetris
Sikap
tubuh saat berkomunikasi secara langsung dengan lawan bicara (audien) menjadi
salah satu topik penting dalam kelas-kelas public
speaking. Hal ini karena sikap tubuh akan berpengaruh dengan pandangan
mata, air muka, dan posisi badan pembicara (speaker).
Sikap tubuh dapat berupa sikap tegak lurus, sikap miring, dan sikap membungkuk.
Beberapa orang menunjukkan sikap tubuh yang berbeda-beda ketika berhadapan
dengan lawan bicara. Diakui ataupun tidak, sikap tubuh tersebut dapat
menimbulkan interpretasi tersendiri bagi lawan bicara. Misalkan ketika Speaker berbicara dengan posisi tubuh menghadap
lawan bicara tetapi posisi muka mengarah ke samping (misalnya sedang melihat
laptop, atau mengalihkan perhatian ke objek lain), dapat dianggap kurang
menghargai lawan bicara di depannya atau sedang kurang tertarik dengan tema
pembicaraan. Lalu gimik apa yang perlu diterapkan ketika berbicara langsung
dengan audien? Berbicaralah dengan sikap tubuh yang simetris dengan muka.
Ketika posisi tubuh menghadap audien, maka muka juga mengarah ke dia. Posisi
seperti ini juga sangat dianjurkan ketika ada seseorang tiba-tiba memanggil dari
arah samping atau belakang, hadapkanlah tubuh bersamaan muka ke arahnya. Ini
akan sangat berarti bagi audien bahwa ia mendapat perhatian untuk berbicara
atau bertemu dengannya. Dengan posisi simetris tubuh dan muka menghadap audien
akan mampu menegasikan sikap tidak baik seperti egois dan merasa lebih dari yang
lain.
Memberi kejutan kecil pada ulang
tahun teman/staf/atasan
Meramaikan
ulang tahun teman sejawat sepertinya sudah menjadi hal biasa di kantor baik
pemerintahan maupun swasta. Bentuk keramaian tersebut bisa berupa sedikit seremonial
tiup lilin, prank, traktiran,
pemberian kado, maupun sekedar doa syukur. Seberapa penting keramaian itu
diadakan akan sangat bergantung dengan individu-individu di kantor tersebut. Ada
yang menganggap penting, ada juga yang menganggap tidak begitu penting, bahkan
ada yang tidak mau meramaikannya sama sekali. Jadi, sangat perlu untuk
memperhatikan kebiasaan dan prinsip teman yang berulang tahun dimaksud.
Teman-teman juga harus
mengetahui etika dalam memberikan kejutan ulang tahun rekan. Misalnya tidak
memberikan barang-barang yang dapat mengakibatkan bahaya seperti alkohol atau Zat
addictive lainnya. Tidak melakukan
aktivitas berlebihan yang justru malah merusak keharmonisan. Juga tidak
memberikan barang yang sifatnya privasi, seperti parfum, perhiasan, atau uang.
Apalagi bila yang berulang tahun adalah lawan jenis, akan lebih baik hadiah
diberikan secara bersama-sama seperti kue ulang tahun, atau bingkai foto
beserta foto keluarganya. Karena sifatnya adalah gimik, maka kejutan kecil
ulang tahun teman atau atasan tidak perlu mahal. Kata kuncinya adalah
perhatian, keakraban, dan meninggalkan kesan positif buat yang berulang tahun.
Hadir dalam duka cita keluarga
Semua orang tidak ingin
mendapatkan musibah dalam hidupnya. Namun sudah menjadi takdirnya, manusia akan
mendapatkan ujian dan cobaan baik itu kesenangan maupun kedukaan/kesedihan dari
Tuhan. Saat teman/staf/atasan bahkan orang yang belum dikenal sekalipun
mendapat duka cita pastinya akan timbul rasa iba, prihatin, atau empatik.
Apalagi itu dialami orang-orang terdekat di sekiling kita. Kesedihan akan
menimbulkan emosi yang dalam, memudahkan sensitifitas. Dalam kondisi seperti
itu maka harus hati-hati dalam bertindak dan berucap jangan sampai menimbulkan sensitif
negatif bagi mereka. Namun sebaliknya, rasa empatik dan gimik yang tepat kepada
mereka, akan menciptakan kesan mendalam pula.
Gimik yang dapat
dilakukan untuk mereka yang sedang mengalami duka cita bisa berbagai macam.
Sekedar ucapan turut berduka yang tulus di awal mencirikan bahwa ia orang yang
mampu membangun hubungan sosial dalam kondisi yang cepat dan tepat. Bahkan
komunikasi yang beku sebelumnya dapat seketika mencair bila dalam kondisi
tersebut diterapkan.
Ada suatu kisah gimik
menarik yang dicontohkan oleh salah seorang wali kota di Sumatera Selatan.
Sebagai wali kota ia selalu mempunyai jadwal khusus untuk berkunjung ke rumah
warganya yang sedang mengalami duka cita dengan membawa bekal bantuan untuk
ahli musibah. Hal unik yang beliau lakukan sendiri di tempat duka adalah
melihat si mayit, membuka kain penutup wajah, memegang kening si mayit dan
mendoakannya. Kisah wali kota dimaksud menjadi buah bibir di kalangan ASN maupun
warga yang dipimpinnya, bukan saja karena tugasnya sebagai wali kota, tetapi perhatian
dan empatik yang dibangun benar-benar sangat menyentuh hati warganya.
Tanggap
dengan kerepotan orang lain
Pernah melihat orang
sedang repot? Atau pernah merasakan sedang repot luar biasa? Sepertinya semua
orang pernah merasakan, termasuk sultan juga pernah repot (he...he…). Terbayang
ketika sedang repot pekerjaan yang belum kelar malah ada tambahan tugas baru.
Rasanya mau meledak bukan? Yah, itulah dinamika dalam kantor ataupun di rumah
tangga sehari-hari. Terus bagaimana jika salah satu dari teman kamu tiba-tiba
menawarkan bantuan? Wow, senang dong. Meskipun hanya sedikit seperti mencarikan
file, forward atau merapikan berkas. Kamu
pasti bakal dicap “the best friend.
Gimik seperti di atas
sangat penting untuk bisa dikuasai. Melihat kerepotan orang lain mencirikan
kepekaan yang luar biasa terhadap situasi sekitar. Tetapi tidak berhenti hanya
melihat, ada gimik yang mestinya dilakukan. Situasi menjadikan modal untuk
melatih diri. Tanpa ada latihan kepekaan niscaya akan menjadikan hati beku dan
melahirkan sifat egois. Contoh kecil gimik lainnya adalah menyerahkan tempat
duduk kepada ibu-ibu atau lansia saat di tempat umum, membantu anak-anak
untuk menyeberang jalan, dan sebagainya.
Akhirnya penulis ingin
memberi tantangan, benarkah gimik-gimik di atas mampu menjadikan anda lebih
humanis dari sebelumnya? Mampukah menghasilkan
keakraban, semangat, solidaritas, atau loyalitas di antara individu maupun tim?
Tentunya banyak gimik lain yang bisa dikreasikan, dan tidak ada salahnya
mencoba kelima gimik yang sudah anda baca di atas.
Penulis : WAHIDIN (Kepala Seksi Hukum
dan Informasi KPKNL Palembang)
Referensi: