Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Pembinaan Mental, KPKNL Palangka Raya Memaknai Waktu dan Musibah
Sayyidah Ustadza
Jum'at, 23 Agustus 2019   |   168 kali


Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Palangka Raya melaksanakan kegiatan Pembinaan Mental (Bintal) dan Agama Islam di Musala KPKNL Palangka Raya pada Kamis (22/08). Kegiatan bintal yang dilaksanakan seusai salat asar tersebut dihadiri oleh jajaran KPKNL Palangka Raya yang beragama Islam. Pembukaan bintal dibuka oleh Pelaksana Subbagian Umum, Rohman Juani.


Sebagai kegiatan rutin yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali, KPKNL Palangka Raya mengundang Ustad Elyas untuk memberikan kajian serta menjawab pertanyaan seputar hadis yang masih belum terjawab. Sebelumnya, KPKNL Palangka Raya juga mempunyai kegiatan rutin membaca hadis setiap Senin dan Kamis seusai salat Asar. Pembacaan hadis dilakukan oleh pegawai KPKNL Palangka Raya secara bergiliran. Apabila terdapat pertanyaan dalam memaknai hadis yang dibacakan, maka pertanyaan akan ditampung dan disampaikan ketika kajian bulanan dilaksanakan.


Ustad Elyas menyampaikan tentang urgensi waktu. Waktu itu bagaikan pedang, tergantung kepada siapa yang memegang. Seperti firman Allah SWT dalam QS Al-Ashr yang berbunyi: “Demi masa, sungguh, manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” Manusia berada dalam kerugian apabila tidak menggunakan waktu dengan baik.


Terkadang, waktu bisa saja berjalan terasa cepat atau lambat. Waktu berjalan terasa cepat ketika kita menghabiskan waktu untuk mengerjakan sesuatu. Namun, waktu dapat juga berjalan terasa lambat ketika kita menunggu atau mendapat musibah. Padahal, waktu berjalan normal seperti biasa. Seperti kisah Nabi Yunus yang ditelan oleh ikan hiu. Nabi Yunus terus menerus beristighfar memohon ampun, bermuhasabah diri, serta memohon petunjuk untuk dapat dikeluarkan dari ikan hiu.


Adapun jenis musibah terdiri dari ujian, teguran, dan azab. Musibah turun dalam bentuk ujian yakni apabila manusia yang ditimpa yaitu manusia yang beriman. Musibah turun dalam bentuk teguran yakni apabila manusia yang ditimpa senantiasa melaksanakan maksiat meskipun dia juga melaksanakan ibadah. Teguran diturunkan semata-mata untuk memurnikan ketakwaan hamba tersebut. Sementara itu, musibah juga dapat turun dalam bentuk azab apabila  manusia tersebut lalai dan durhaka terhadap Allah SWT. (Foto/teks HI Pky)


Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini