Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Padang > Berita
PRESS CONFERENCE ALCo REGIONAL sd 30 September 2023
Darmansyah
Selasa, 31 Oktober 2023   |   31 kali

Perekonomian Terus Tumbuh Sejalan dengan Peningkatan Kinerja APBN di Sumatera Barat 

Padang, 31 Oktober 2023– Ditengah berbagai tekanan termasuk peningkatan ketegangan geopolitik di berbagai belahan dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap menunjukkan kinerja positf termasuk di Provinsi Sumatera Barat. Perekonomian Sumatera Barat hingga triwulan II mencatat kinerja positif salah satunya didukung dengan akselerasi kinerja  APBN. Kinerja belanja APBN juga masih menunjukan hasil yang baik dengan fokus tetap memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. Khususnya bagi kelompok miskin dan rentan, melalui belanja bantuan sosial, petani dan UMKM, kesehatan, subsidi, pendidikan, dan pembangunan infrastruktur.

            Perekonomian Sumatera Barat kembali normal hasil dari stimulus pemerintah yang terus mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi terutama pemulihan aktivitas masyarakat yang didukung oleh stabilitas harga di dalam negeri serta meningkatnya aktivitas perekonomian seiring dengan peningkatan penciptaan lapangan usaha.  Belanja APBN terus diakselarasi khususnya belanja untuk sebagai stimulus fiscal yang mendorong penguatan kinerja perekonomian di Sumbar.

 

Perkembangan Ekonomi Sumatera Barat

 

Ekonomi Sumatera Barat triwulanII-2023 tumbuh 5,14% jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi didukung oleh belanja APBN, khususnya belanja barang yang mendukung pertumbuhan konsumsi pemerintah di triwulan II. Konsumsi pemerintah melalui APBN berperan penting dalam mendorong penguatan aktivitas ekonomi yang mencerminkan terjaganya penguatan daya beli masyarakat yang ditopang oleh stabilitas harga dan meningkatnya pendapatan masyarakat. Pemulihan aktivitas ekonomi yang terjadi pada masyarakat Sumatera Barat pada tahun 2023 menyumbang 6,97% terhadap perekonomian di Pulau Sumatera dan 1,53% terhadap perekonomian nasional. Sekitar 66,72% PDRB TriwulanII-2023 berasal dari sector pertanian, perdagangan, transportasi dan pergudangan,serta sector konstruksi dan industry pengolahan.

 

Perekonomian Sumatera Barat berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku pada Triwulan II tahun 2023 mencapai Rp77,92 triliun, sedangkan atas dasar harga konstan mencapai Rp47,51 triliun. Berdasarkan klasifikasi Lapangan Usaha, struktur PDRBTW II 2023 didominasi oleh Pertanian, Kehutanan dan Perikanan dengan kontribusi sebesar 20,60% atau senilai Rp16,05 triliun. Sementara itu, berdasarkan komponen pengeluaran, struktur PDRB TWII 2023 didominasi oleh Konsumsi Rumah Tangga, dimana komponen ini memberikan kontribusi sebesar 53,48% atau senilai Rp40,89 triliun.

 

Pada triwulan II-2023, konsumsi pemerintah berkontribusi sebesar 9,47% terhadap PDRB. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy), kontribusi konsumsi pemerintah mengalami peningkatan sebesar 2,58%.Terjadinya pergerakan kontribusi konsumsi pemerintah terhadap PDRB setiap tahun selalu sama, dimana terjadi peningkatan pada periode triwulan IV. Hal ini terkait dengan pola realisasi belanja pemerintah baik yang bersumber dari APBN maupun APBD yang masih terkonsentrasi di akhir tahun, yaitu di triwulan IV.

Provinsi Sumatera Barat pada bulan September 2023 mengalami inflasi sebesar 0,05%. Secara month to month (mtm) inflasi yang terjadi di bulan September lebih tinggi dibandingkan dengan bulan Juli yang mengalami deflasi sebesar 0,48%. Sektor makanan dan minuman menjadi faktor yang memberikan andil tertinggi terhadap inflasi di Provinsi Sumatera Barat. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi pada Juli 2023, antara lain lain adalah kelompok cabai merah sebesar 0,17%, ikan gembolo/aso-aso sebesar 0,05% diikuti kelompok beras sebesar 0,04%, kentang sebesar 0,03%, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03%.

Data perdagangan internasional menunjukkan Nilai ekspor yang berasal dari Sumatera Barat pada Agustus 2023 sebesar US$223,21 juta, terjadi penurunan sebesar 1,43 persen dibanding ekspor Juli 2023. Golongan barang yang paling banyak diekspor pada Agustus 2023 adalah golongan lemak & minyak hewan/nabati (HS 15) sebesar US$178,52 juta, diikuti golongan garam, belerang, kapur (HS 25) sebesar US$8,47 juta, dan golongan berbagai produk kimia (HS 38) sebesar US$7,89 juta. 

 

Kinerja Belanja APBN Dukung Perekonomian dan Kesejahteraan Masyarakat Sumatera Barat

Kinerja Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan sebesar 13,54% atau senilai Rp7.5 triliun, yang didominasi oleh peningkatan Belanja Barang sebesar 62,69% atau senilai Rp3,09 triliun. Realisasi TKD  tumbuh sebesar 50,16% (yoy) yang utamanya disebabkan oleh peningkatan Dana Alokasi Khusus Non Fisik sebesar 295,17%

Sampai dengan akhir September 2023 realisasi belanja barang mencapai Rp 3,09 triliun tumbuh sebesar 35,38% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang disebabkan oleh meningkatnya kinerja pada semua  jenis belanja barang. Realisasi belanja modal mencapai Rp 1,02 triliun tumbuh positif sebanyak 28,19% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang disebabkan oleh kenaikan yang signifikan dalam realisasi belanja modal Jalan, Irigasi dan Jaringan dimana terdapat realisasi anggaran sebesar Rp174,66 milyar. Hal ini tidak terlepas dari telah banyak selesainya proses penetapan kontrak dan telah dicairkannya uang muka pekerjaan serta sudah dibayarkannya termin pekerjaan.

Realisasi belanja pegawai mencapai Rp3,43 triliun tumbuh tipis 1,64 % dari tahun sebelumnya, yang didorong oleh adanya peningkatan belanja untuk pembayaran gaji dan tunjangan pegawai non PNS terutama dosen, guru dan tenaga penyuluh keagamaan serta adanya kenaikan pagu dan belanja untuk pembayaran gaji dan tunjangan PPPK di banyak satker karena adanya pengangkatan PPPK di tahun 2023.

Realisasi Belanja Bantuan Sosial, tercatat sebesar Rp23,92 milyar  meningkat sebesar 32,73% dari tahun sebelumnya yang disebabkan oleh selain karena telah diterbitkannya seluruh SK Penetapan Penerima Bantuan sehingga pencairan dananya sudah dapat dilakukan juga disebabkan oleh adanya penambahan jumlah siswa penerima bantuan.


Pendapatan Negara Terkontraksi

 

Pendapatan Negara wilayah Sumatera Barat sampai dengan akhir September 2023 terealisasi Rp5,86 triliun atau mengalami kontraksi sebesar 23,46% (yoy). Penurunan terbesar terjadi pada Pajak Perdagangan Internasional senilai Rp495,45 miliar yang disumbang dari penurunan bea keluar yang mencapai minus 83,95%. Sekalipun demikian, dari penerimaan Pajak Dalam Negeri masih menunjukkan pertumbuhan positif. Penerimaan Pajak Dalam Negeri s.d. 30 September 2023 mencapai  Rp4,1 triliun atau tumbuh positif 10,16% (y-o-y). Penerimaan pajak dalam negeri tumbuh positif 10,16% (yoy) dengan capaian 72,44%, yang didorong oleh pertumbuhan positif PPN dan PPnBM, PBB, dan PPh Non Migas. 

 

Kinerja penerimaan pajak yang sangat baik pada periode Januari-September 2023 juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu aktivitas ekonomi yang terus membaik diiringi dengan kenaikan angsuran PPh Badan dan rendahnya basis penerimaan tahun sebelumnya dikarenakan restitusi yang cukup besar. Pertumbuhan tahun 2023 mengalami normalisasi seiring dengan tingginya basis penerimaan pajak pada bulan September.

 

Kinerja Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga mengalami tren positif. realisasi PNBP mencapai Rp1,26 triliun atau tumbuh 64,83% (yoy), disebabkan karena adanya peningkatan realisasi PNBP yang bersumber dari pendapatan PNBP Lainnya dan Pendapatan BLU. Pada tahun 2023 terjadi peningkatan realisasi Pendapatan BLU dan Pendapatan PNBP Lainnya, pendapatan tertinggi berasal dari pendapatan BLU sebesar Rp754,24 miliar atau tumbuh 63,49%, sementara pendapatan PNBP lainnya sebesar Rp506,18 miliar atau tumbuh 66,87%

 

Transfer ke Daerah Dukung Pembangunan Ekonomi Regional Sumatera Barat


Pembiayaan daerah di Sumatera Barat didominasi oleh belanja Transfer Ke Daerah yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Penyaluran TKD s.d. 30 September 2023 sebesar  Rp14,52 T atau 73,01% terhadap total Alokasi TKD 2023, capaian ini lebih rendah dibandingkan TA 2022 yang terealisasi sebesar 75,17% atau senilai Rp14,89 T.  TKD didominasi realisasi Dana Alokasi Umum yang mencapai Rp10,01 triliun diikuti DAK Non Fisik Rp2,73 triliun selanjutnya DAK Fisik Rp705,52 milyar, Dana Bagi Hasil Rp272,14 milyar dan Dana Insentif Fiskal Rp111,41 milyar.

 

Secara umum, realisasi TKD didorong oleh kenaikan penyaluran Dana Insentif Fiskal, Dana Desa, Dana Alokasi Khusus Fisik, dan Dana Alokasi Khusus Nonfisik. Realisasi Dana Insentif Fiskal mengalami ekspansi yang cukup besar sebanyak 43,97% dari tahun sebelumnya, realisasi Dana Desa mengalami ekspansi sebesar 3,38%, dan realisasi Dana Alokasi Khusus Fisik mengalami ekspansi sebesar 1,39%. Secara nominal, penyaluran TKD tertinggi terjadi di Pemprov Sumatera Barat (Rp2.361,75 milyar) dan terendah di Kota Padang Panjang (Rp326,55 milyar). Sedangkan secara persentase salur dari total alokasi TKD tertinggi adalah Kota Pariaman (78,44%) dan terendah adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai  (69,30%).

 

Penyaluran Dana Desa Provinsi Sumbar sudah terealisasi dari Tahap I, Tahap II, dan Tahap III. Realisasi penyaluran Dana Desa Tahap III tertinggi pada Kab. Dharmasraya sebesar Rp9,53 milyar , sedangkan realisasi penyaluran terendah pada Kota Sawahlunto sebesar Rp 443,6 Juta sampai tanggal 30 September 2023.

 

Penutup

 

Perekonomian Sumatera Barat sampai dengan Triwulan II tahun 2023 masih terus tumbuh namun demikian perlu diwaspadai adanya penurunan kinerja ekspor impor. Aktivitas perekonomian sumbar perlu terus didorong terutama dari sector riil berupa perdagangan dalam negeri yang berdampak pada peningkatan konsumsi masyarakat sebagai pendongkrak pertumbuhan ekomomi di Sumater Barat. Kinerja APBN khususnya sisi belanja perlu terus ditingkatkan khususnya dalam hal akselerasi realisasi belanja karena menjadi stimulus fiscal di daerah. Peningkatan realisasi Transfer ke Daerah harus diikuti oleh peningkatan realisasi belanja APBD sehingga perputaran uang di masyakat meningkat yang secara otomatis dapat menggerakan perekonomian masyarakat. Sinergi pemerintah pusat dan pemerintah daerah terus ditingkatkan untuk menjaga stabilitas perekonomian dan social di tengah berbagai tekanan global.


(Foto/Teks : Guziarie Zul SH/Humas Kemenkeu Sumbar)

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini