Perekonomian Terus Tumbuh Sejalan dengan Peningkatan Kinerja APBN di Sumatera Barat
Padang, 31 Oktober 2023– Ditengah berbagai tekanan termasuk peningkatan ketegangan geopolitik di berbagai belahan dunia, pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap menunjukkan kinerja positf termasuk di Provinsi Sumatera Barat. Perekonomian Sumatera Barat hingga triwulan II mencatat kinerja positif salah satunya didukung dengan akselerasi kinerja APBN. Kinerja belanja APBN juga masih menunjukan hasil yang baik dengan fokus tetap memberikan manfaat langsung kepada masyarakat. Khususnya bagi kelompok miskin dan rentan, melalui belanja bantuan sosial, petani dan UMKM, kesehatan, subsidi, pendidikan, dan pembangunan infrastruktur.
Perkembangan Ekonomi
Sumatera Barat
Ekonomi Sumatera Barat
triwulanII-2023
tumbuh
5,14% jika dibandingkan
dengan
periode
yang sama pada tahun
sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi didukung
oleh belanja APBN, khususnya belanja barang yang mendukung pertumbuhan konsumsi
pemerintah di triwulan II. Konsumsi pemerintah melalui APBN berperan penting dalam
mendorong penguatan aktivitas ekonomi yang mencerminkan terjaganya penguatan daya
beli masyarakat yang ditopang oleh stabilitas harga dan meningkatnya pendapatan
masyarakat. Pemulihan aktivitas ekonomi yang terjadi pada masyarakat
Sumatera Barat pada tahun 2023 menyumbang 6,97% terhadap perekonomian di Pulau Sumatera dan
1,53%
terhadap perekonomian
nasional.
Sekitar
66,72% PDRB TriwulanII-2023
berasal dari sector pertanian,
perdagangan,
transportasi dan
pergudangan,serta sector konstruksi dan industry pengolahan.
Perekonomian
Sumatera Barat berdasarkan
besaran Produk
Domestik
Regional
Bruto
(PDRB)
atas
dasar harga berlaku pada Triwulan II tahun 2023 mencapai
Rp77,92 triliun, sedangkan atas dasar harga
konstan mencapai
Rp47,51 triliun. Berdasarkan klasifikasi Lapangan
Usaha, struktur PDRBTW
II 2023 didominasi oleh Pertanian, Kehutanan dan
Perikanan dengan
kontribusi sebesar 20,60%
atau
senilai Rp16,05 triliun.
Sementara itu, berdasarkan komponen pengeluaran, struktur
PDRB TWII 2023 didominasi
oleh Konsumsi
Rumah Tangga, dimana komponen ini memberikan kontribusi sebesar 53,48% atau senilai Rp40,89 triliun.
Pada triwulan II-2023, konsumsi pemerintah berkontribusi sebesar 9,47% terhadap PDRB. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (yoy), kontribusi konsumsi pemerintah mengalami peningkatan sebesar 2,58%.Terjadinya pergerakan kontribusi konsumsi pemerintah terhadap PDRB setiap tahun selalu sama, dimana terjadi peningkatan pada periode triwulan IV. Hal ini terkait dengan pola realisasi belanja pemerintah baik yang bersumber dari APBN maupun APBD yang masih terkonsentrasi di akhir tahun, yaitu di triwulan IV.
Provinsi Sumatera Barat pada bulan September
2023 mengalami inflasi sebesar 0,05%. Secara month to month (mtm)
inflasi yang terjadi di bulan September lebih tinggi dibandingkan dengan bulan
Juli yang mengalami deflasi sebesar 0,48%. Sektor makanan dan minuman
menjadi faktor yang memberikan andil tertinggi terhadap inflasi di Provinsi
Sumatera Barat. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi pada Juli
2023, antara lain lain adalah kelompok cabai merah sebesar 0,17%, ikan
gembolo/aso-aso sebesar 0,05% diikuti kelompok beras sebesar 0,04%, kentang
sebesar 0,03%, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03%.
Data perdagangan internasional menunjukkan Nilai ekspor yang berasal dari Sumatera Barat pada Agustus 2023 sebesar US$223,21 juta, terjadi penurunan sebesar 1,43 persen dibanding ekspor Juli 2023. Golongan barang yang paling banyak diekspor pada Agustus 2023 adalah golongan lemak & minyak hewan/nabati (HS 15) sebesar US$178,52 juta, diikuti golongan garam, belerang, kapur (HS 25) sebesar US$8,47 juta, dan golongan berbagai produk kimia (HS 38) sebesar US$7,89 juta.
Kinerja Belanja APBN Dukung Perekonomian dan Kesejahteraan Masyarakat Sumatera Barat
Kinerja Belanja Pemerintah Pusat mengalami pertumbuhan sebesar 13,54% atau senilai Rp7.5 triliun, yang didominasi oleh peningkatan Belanja Barang sebesar 62,69% atau senilai Rp3,09 triliun. Realisasi TKD tumbuh sebesar 50,16% (yoy) yang utamanya disebabkan oleh peningkatan Dana Alokasi Khusus Non Fisik sebesar 295,17%
Sampai dengan akhir September 2023 realisasi belanja barang mencapai Rp 3,09 triliun tumbuh sebesar 35,38% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang disebabkan oleh meningkatnya kinerja pada semua jenis belanja barang. Realisasi belanja modal mencapai Rp 1,02 triliun tumbuh positif sebanyak 28,19% dari periode yang sama tahun sebelumnya yang disebabkan oleh kenaikan yang signifikan dalam realisasi belanja modal Jalan, Irigasi dan Jaringan dimana terdapat realisasi anggaran sebesar Rp174,66 milyar. Hal ini tidak terlepas dari telah banyak selesainya proses penetapan kontrak dan telah dicairkannya uang muka pekerjaan serta sudah dibayarkannya termin pekerjaan.
Realisasi belanja pegawai mencapai Rp3,43 triliun tumbuh tipis 1,64 % dari tahun sebelumnya, yang didorong oleh adanya peningkatan belanja untuk pembayaran gaji dan tunjangan pegawai non PNS terutama dosen, guru dan tenaga penyuluh keagamaan serta adanya kenaikan pagu dan belanja untuk pembayaran gaji dan tunjangan PPPK di banyak satker karena adanya pengangkatan PPPK di tahun 2023.
Realisasi Belanja Bantuan Sosial, tercatat sebesar
Rp23,92 milyar meningkat
sebesar 32,73% dari tahun sebelumnya yang disebabkan oleh selain karena
telah diterbitkannya seluruh SK Penetapan Penerima Bantuan sehingga pencairan
dananya sudah dapat dilakukan juga disebabkan oleh adanya penambahan jumlah
siswa penerima bantuan.
Pendapatan Negara Terkontraksi
Pendapatan Negara wilayah Sumatera
Barat sampai dengan akhir September 2023 terealisasi Rp5,86 triliun atau mengalami
kontraksi sebesar 23,46% (yoy). Penurunan terbesar terjadi pada Pajak
Perdagangan Internasional senilai Rp495,45 miliar yang disumbang dari penurunan bea keluar yang mencapai minus
83,95%. Sekalipun demikian, dari penerimaan Pajak Dalam Negeri masih
menunjukkan pertumbuhan positif. Penerimaan Pajak Dalam Negeri s.d. 30
September 2023 mencapai Rp4,1 triliun atau tumbuh positif 10,16% (y-o-y). Penerimaan
pajak dalam negeri tumbuh positif 10,16% (yoy) dengan
capaian 72,44%, yang didorong oleh pertumbuhan positif PPN
dan PPnBM, PBB, dan PPh Non Migas.
Kinerja
penerimaan pajak yang sangat baik pada periode Januari-September 2023 juga dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yaitu aktivitas ekonomi yang terus membaik diiringi
dengan kenaikan angsuran PPh Badan dan rendahnya basis penerimaan tahun
sebelumnya dikarenakan restitusi yang cukup besar. Pertumbuhan tahun 2023
mengalami normalisasi seiring dengan tingginya basis penerimaan pajak pada
bulan September.
Transfer ke Daerah Dukung
Pembangunan Ekonomi Regional Sumatera Barat
Pembiayaan daerah di Sumatera Barat didominasi oleh belanja Transfer Ke
Daerah yang dilakukan oleh pemerintah pusat. Penyaluran TKD s.d. 30 September
2023 sebesar Rp14,52 T atau 73,01%
terhadap total Alokasi TKD 2023, capaian ini lebih rendah dibandingkan TA 2022
yang terealisasi sebesar 75,17% atau senilai Rp14,89 T. TKD
didominasi realisasi Dana Alokasi Umum yang mencapai Rp10,01 triliun diikuti
DAK Non Fisik Rp2,73 triliun selanjutnya DAK Fisik Rp705,52 milyar,
Dana Bagi Hasil Rp272,14 milyar dan Dana Insentif Fiskal Rp111,41
milyar.
Secara umum, realisasi TKD didorong oleh
kenaikan penyaluran Dana Insentif Fiskal, Dana Desa, Dana Alokasi Khusus Fisik,
dan Dana Alokasi Khusus Nonfisik. Realisasi Dana Insentif Fiskal mengalami
ekspansi yang cukup besar sebanyak 43,97% dari tahun sebelumnya,
realisasi Dana Desa mengalami ekspansi sebesar 3,38%, dan realisasi Dana
Alokasi Khusus Fisik mengalami ekspansi sebesar 1,39%. Secara nominal, penyaluran
TKD tertinggi terjadi di Pemprov Sumatera Barat (Rp2.361,75 milyar) dan
terendah di Kota Padang Panjang (Rp326,55 milyar). Sedangkan secara
persentase salur dari total alokasi TKD tertinggi adalah Kota Pariaman
(78,44%) dan terendah adalah Kabupaten Kepulauan Mentawai (69,30%).
Penyaluran Dana Desa Provinsi Sumbar sudah terealisasi dari Tahap I,
Tahap II, dan Tahap III. Realisasi penyaluran Dana Desa Tahap III tertinggi
pada Kab. Dharmasraya sebesar Rp9,53 milyar , sedangkan realisasi
penyaluran terendah pada Kota Sawahlunto sebesar Rp 443,6 Juta sampai
tanggal 30 September 2023.
Penutup
Perekonomian Sumatera Barat sampai dengan Triwulan II tahun 2023 masih terus tumbuh namun demikian perlu diwaspadai adanya penurunan kinerja ekspor impor. Aktivitas perekonomian sumbar perlu terus didorong terutama dari sector riil berupa perdagangan dalam negeri yang berdampak pada peningkatan konsumsi masyarakat sebagai pendongkrak pertumbuhan ekomomi di Sumater Barat. Kinerja APBN khususnya sisi belanja perlu terus ditingkatkan khususnya dalam hal akselerasi realisasi belanja karena menjadi stimulus fiscal di daerah. Peningkatan realisasi Transfer ke Daerah harus diikuti oleh peningkatan realisasi belanja APBD sehingga perputaran uang di masyakat meningkat yang secara otomatis dapat menggerakan perekonomian masyarakat. Sinergi pemerintah pusat dan pemerintah daerah terus ditingkatkan untuk menjaga stabilitas perekonomian dan social di tengah berbagai tekanan global.
(Foto/Teks : Guziarie Zul SH/Humas Kemenkeu Sumbar)