Pabukuoan dalam bahasa Minang merupakan sebutan
lain untuk kudapan yang dimakan sesaat setelah berbuka puasa, atau biasa kita
sebut juga dengan Takjil. Beragam makanan dan minuman banyak dijual oleh
masyarakat sekitar menjelang berbuka, seperti es tebak, cendol, lupi, perkedel,
lotek, gado-gado, kolak, termasuk nasi beserta lauk-pauknya. Pada tahun ini, Pemerintah
Daerah Kota Padang kembali menyelenggarakan Pasar Pabukoan setelah sebelumnya
sempat hiatus karena Pandemi
Covid-19. Lokasi Pasar ini berada di Pertokoan IPPI Padang, tepatnya di sebelah
Balai Kota Padang lama.
Beberapa
menu pabukoan khas minang yang patut dicoba, diantaranya yaitu:
1.
Lamang
Tapai
Makanan
ini merupakan salah satu menu primadona untuk sebagian besar orang Minang.
Tidak hanya disajikan saat berbuka puasa, Lamang Tapai juga kerap menjadi
makanan khas untuk hari raya dan acara-acara adat setempat.
2.
Cindua
Cindua
adalah istilah lain dalam bahasa Minang untuk cendol. Minuman ini paling banyak
dijual oleh masyarakat sekitar dikarenakan bisa diolah kembali menjadi berbagai
macam jenis minuman lainnya. Untuk masyarakat Minang, Cindua biasanya terdiri
dari dua warna, yakni hijau yang terbuat dari tepung beras, dan berwana cokelat
yang terbuat dari tepung sagu.
3.
Sarikayo
Pada
umumnya, masyarakat Minang menyajikan Sarikayo dengan ketan. Makanan ini dibuat
dengan menggunakan gula aren sehingga berwarna kecoklatan. Di saat Ramadhan seperti
ini, Sarikayo cukup mudah dijumpai di Pasar Pabukoan di Ranah Minang. Akan
tetapi, Sarikayo pada setiap daerah di Sumatera Barat memiliki perbedaannya
masing-masing terutama dari segi tampilan.
4.
Aia
Aka
Minuman
Aia Aka dikenal juga dengan sebutan 'ubek tawa'. Masyarakat Minang percaya,
sari pati perasan daun cincau yang mengental punya khasiat positif terhadap
kesehatan. Minuman ini terbuat dari perasan daun cincau, kemudian didiamkan
hingga kental seperti agar-agar. Rasanya yang menyegarkan dan berkhasiat tentu
sangat cocok dijadikan menu untuk berbuka puasa.
Teks/Foto: Seksi HI KPKNL Padang