Kita sadari bersama bahwa pandemi
Covid 19 bukan hanya berdampak pada sisi kesehatan, namun berdampak juga pada
perekonomian negara di seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Ekonomi dunia
dipastikan melambat. COVID-19 menjadi krisis yang belum pernah terjadi
sebelumnya yang memberikan guncangan pada sisi permintaan dan penawaran, serta
memberikan efek domino ke berbagai aspek. Berbagai upaya untuk menekan dampak
Covid 19 telah dilakukan oleh pemerintah, stimulus ekonomi terus digulirkan. Di
Masa Depan, tekanan ekonomi mungkin menjadi lebih tidak terduga, hal ini
mendorong pemerintah untuk mewujudkan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan
menjadi sangat penting.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang strategi
pemerintah terkait kebijakan strategis APBN 2021, pada hari selasa (8/12),
KPKNL Metro menyelenggarakan Focus Group Discusion (FGD) Pejabat Administrator Triwulan IV Tahun
2020, dengan tema Kebijakan Strategis APBN 2021. FGD ini dilaksanakan melalui
media daring dan pertemuan secara langsung di aula KPKNL Metro yang tentunya
tetap memperhatikan penerapan protokol kesehatan. Pandemi COVID-19 dan
Perekonomian Indonesia 2021, Dinamika APBN Di Masa Pandemik dan Arah Kebijakan
Fiskal 2021, menjadi tiga poin penting yang disampaikan oleh Maya Sartika,
selaku Pejabat Administrator .
Pertumbuhan ekonomi Triwulan III
ini dapat menjadi titik balik menuju pemulihan ekonomi yang lebih kuat. Mayoritas
sektor produksi menunjukan arah perbaikan, namun pemulihan dunia usaha perlu
terus di dorong. Tidak dapat dipungkiri bahwa pandemi COVID-19 memberikan efek
domino pada aspek sosial, ekonomi dan keuangan, yang tentunya memberikan tekanan kepada perekonomian baik
dari sisi supply maupun demand. Pelemahan perekonomian sebagai
dampak Covid 19 menimbulkan hambatan investasi, tereduksinya human capital dan
produktivitas, butuh waktu dan biaya tambahan untuk me-restart.
Dalam menjaga keseimbangan fleksibilitas dan
sustainabilitas untuk akselerasi recover dampak Covid 19, dibentuk lah New
Baseline Macro Fiscal. Pemberian stimulus pada masa pandemi menyebabkan
peningkatan pada defisit fiskal serta tingkat utang di banyak negara. Hal ini
perlu terus diwaspadai agar tidak mengganggu pemulihan ekonomi ke depan. APBN
adalah instrumen penting dalam mendukung pemulihan perekonomian untuk merespons
dampak COVID-19 sebagai kejadian luar biasa, komitmen untuk dapat mengatasi
COVID-19 dan jump-start ekonomi serta momentum untuk reformasi penguatan
fondasi dalam menjaga agenda pembangunan, ujar Maya Sartika.
Arah Kebijakan Fiskal 2021, merespon dinamika perekonomian,
menjawab tantangan dan mendukung target pembangunan. Percepatan pemulihan
ekonomi dan penguatan reformasi menjadi prioritasnya. Postur APBN 2021 mengacu
pada Kebijakan fiskal ekspansif-konsolidatif untuk Akselerasi Pemulihan Ekonomi
dan Penguatan Reformasi. Kebijakan strategis APBN 2021 disusun untuk mendukung
akselerasi pemulihan & transformasi ekonomi menuju Indonesia Maju. Bidang
pendidikan, kesehatan, perlindungan, infrastrukstur, ketahanan pangan,
pariwisata dan bdang TIK menjadi target prioritas pembangunan oleh pemerintah.
Sebagai respon penyampaian materi
Kebijakan Strategis APBN 2021 oleh Pejabat Administrator, dan untuk menggali
informasi lebih lanjut sebagai umpan balik FGD ini, dibuka sesi tanya jawab
yang berjalan cukup kondusif dan responsif.
Sebagai penutup FGD, Maya Sartika menegaskan bahwa pertumbuhan perekonomian
Indonesia di Q3, 2020 sudah mulai membaik,
didorong oleh kebijakan countercyclical
akseleration belanja negara yang meningkat signifikan. Kebijakan strategis
2021 dilaksanakan menyeluruh pada berbagai aspek, yaitu reformasi bidang
kesehatan, pendidikan, perlindungan sosial, infrastruktur, ketahanan pangan,
pariwisata, serta TIK. Untuk terwujudnya pembangunan ekonomi yang
berkelanjutan, APBN akan dijalankan dengan tata kelola yang baik dengan tetap
memaksimalkan manfaat untuk masyarakat