Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Metro > Artikel
Optimalisasi hasil lelang E-auction melalui harga limit yang menarik
Desiana Wahyuningsih
Selasa, 19 November 2019   |   413 kali


Metro – Salah satu cara pemindahtanganan barang adalah melalui penjualan dengan cara lelang melalui KPKNL.  Lelang ini mempunyai kelebihan antara lain, adil, transparan, menjamin kepastian hukum, aman, proses cepat dan efisien dan mewujudkan harga yang optimal karena adanya persaingan harga yang kompetitif. KPKNL Metro telah menerapkan e-auction untuk setiap permohonan lelang dengan harapan dapat tercipta hasil lelang yang optimal dimana merupakan salah satu wujud dari kelebihan penjualan melalui lelang. Namun pada kenyataanya masih terdapat beberapa pelaksanaan lelang yang belum dapat mencapai harga yang optimal

Dalam pelaksanaan lelang e-auction ini seringkali dijumpai lelang tidak ada penawaran atau pelaksanaan lelang hanya diikuti oleh satu orang peserta sehingga harga yang terbentuk kurang optimal. Dalam pelaksanaan lelang ini agar dapat mewujudkan harga yang optimal diperlukan beberapa hal antara lain harga limit yang menarik. Harga limit yang menarik tersebut diharapkan dapat banyak menarik minat pasar untuk mengikuti lelang. Minat beli menurut Kinnear dan Taylor (dalamThamrin, et al., 2003:142) adalah merupakan bagian dari komponen perilaku konsumen dalam sikap mengkonsumsi, kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan. Sedangkan menurut Kotler (2008), minat beli konsumen adalah sesuatu yang timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan untuk membeli agar dapat memilikinya. Harga merupakan salah satu komponen penting dalam pemasaran. Harga limit ini diharapkan dapat menarik simpati orang untuk membeli/ikut lelang. Calon Peserta lelang saat ini telah cerdik dalam menghitung harga suatu barang yang akan ditawar dengan menambahkan bea lelang dan biaya – biaya lain yang mungkin timbul seperti biaya balik nama, biaya perbaikan dan sebagainya. Calon peserta lelang akan tertarik untuk mengikuti lelang jika merasa harga limit tersebut masih dalam kalkulasi perhitungannya. Dengan semakin banyaknya peserta lelang melalui sistem lelang E-auction, kemungkinan akan tercapai harga yang optimal semakin besar peluangnya.

Dalam pelaksanaan lelang e-auction khususnya lelang dengan sistem open bidding seringkali para peserta lelang akan terbakar emosionalnya dalam melakukan penawaran, terkadang sering tumbuh dalam dirinya saya harus dapat menang lelang ini, tidak sadar dia menaikkan penawarannya sedikit – sedikit dan akan benar – benar merasa puas kalau peserta tersebut berhasil memenangkan lelang. Hal ini sejalan dengan Schiffman dan Kanuk (dalam Albari, 2002:66) bahwa motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang bersangkutan. Implikasinya dalam pemasaran adalah untuk kemungkinan orang tersebut berminat untuk membeli produk atau merek yang ditawarkan oleh pemasaran atau tidak.

Penulis menarik simpulan bahwa pelaksanaan lelang e-auction dapat berhasil mewujudkan harga yang optimal antara lain dipengaruhi oleh harga limit. Harga limit yang menarik dapat menarik minat pangsa pasar untuk membeli barang /mengikuti lelang tersebut. Harga limit menarik ini memiliki kencenderungan dibawah harga pasar tetapi tidak terlalu murah, karena  jika harga terlalu murah pelaku pasar juga akan bertanya ada apa sebenarnya dengan barang ini, apakah ada permasalahan dari dokumen barang tersebut, atau komponennya tidak lengkap, yang pada akhirnya mengakibatkan pelaku pasar menjadi tidak sepenuh hati dalam mengajukan penawaran karena dihantui oleh kemungkinan adanya permasalahan terhadap barang tersebut.

 

Daftar referensi :

Albari, 2002, Mengenal Perilaku Konsumen Mengenai Penelitian Motivasi Jurnal Siasat Bisnis, UII, No.7 Vol.I, Yogyakarta.

Kinnear, Thomas C, dan Taylor, James R., 2003, Riset Pemasaran, (Terjemahan oleh Thamrin)

Kotler, Philip. 2008. Manajemen Pemasaran. Jakarta


 Penulis : Dwi


Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini