Senin (05/09) KPKNL Manado
menyelenggarakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Pejabat Administrator
Triwulan III di ruang rapat KPKNL Manado yang dihadiri oleh segenap pejabat dan
pegawai di lingkungan KPKNL Manado. Adapun materi yang disampaikan adalah
tentang pentingnya Perencanaan Keuangan bagi Pegawai Kementerian Keuangan yang diselenggarakan di Ruang Rapat KPKNL
Manado.
Kegiatan Focus Group Discussion dibuka dan dijelaskan secara langsung
oleh Rofiq Manshur selaku Kepala KPKNL Manado. Rofiq Manshur mengingatkan
pentingnya perencanaan keuangan dapat membantu para pegawai mengantisipasi
penurunan take home pay yang
signifikan di masa pensiun, membantu pencapaian tujuan keuangan, dan mencegah
terjerumusnya pegawai melakukan tindak pidana korupsi.
Rofiq menjelaskan perlu dilakukan langkah perencanaan keuangan sedari
dini, seperti menentukan tujuan keuangan terlebih dahulu, financial check up, action plan, dan tujuan keuangan. Lebih lanjut,
Rofiq memaparkan tujuan keuangan dalam bentuk piramida, di mana keamanan keuangan
menjadi dasar piramida (asuransi kesehatan, asuransi jiwa, pengeluaran, dana
darurat), kemudian kenyamanan keuangan (dana hari tua, penghasilan pasif,
investasi dan biaya menikah/pendidikan/liburan), dan terakhir di puncak
piramida adalah distribusi kekayaan (warisan dan hibah).
“Pengelolaan keuangan yang baik
dapat dimulai dengan melakukan pembagian 5:3:1:1 pada total penghasilan.
Seperti maksimal 50 persen dari penghasilan untuk pengeluaran rutin, jadi
jangan sampai pengeluaran melebihi pemasukan. Kemudian, maksimal 30 persen
untuk cicilan di mana 25 persen untuk hutang produktif dan 5 persen untuk
hutang konsumtif, maksimal 10 persen untuk asuransi, dan yang paling penting
adalah minimal menyisihkan 10 persen
untuk investasi. Ingat ya, disisihkan di awal dan bukan menjadi sisa budget kita,”
pesan Rofiq.
Paparan kemudian dilanjutkan dengan pemaparan fakta hari tua serta
simulasi biaya hidup di masa pensiun. Materi diakhiri dengan himbauan untuk
melakukan investasi pada Surat Berharga Negara Ritel (SBN Ritel) sebagai
partisipasi aktif dalam pembiayaan pembangunan serta wujud cinta tanah air.
Rofiq kemudian memberikan kesempatan kepada pegawai untuk bertanya atau
menceritakan kisah investasinya.
“Saya menggunakan reksadana yang
sifatnya low risk dan low return, sebenarnya saya ikut itu karena penasaran dan
ingin mencoba terlebih dahulu. Nanti bisa di-top up terus hingga batas
maksimal. Sementara waktu itu teman saya ikut saham, memang keuntungan antara
saham dan reksadana lumayan jauh ya, namun low risk-nya menjadi poin penting,”
Ujar Iwan Susanto.
“saya merasa sangat terbantu dengan adanya FGD ini, karena saya menjadi memahami pentingnya uang yang dibutuhkan di masa tua melalui simulasi biaya hidup di masa pensiun,” Jelas Andhi Rifqi.
“Saya dahulu
ikut saham semasa kuliah, jadi saya menyisihkan uang saku saya untuk bermain
saham. Menurut saya, bermain saham itu lebih menguras tenaga dan pikiran karena
kita harus selalu memantau, namun di
sisi lain, saham mengajarkan kita untuk dijaga sehingga bisa berpikir jernih.
Risiko bermain saham akan tinggi apabila tidak dibarengi dengan analisis yang
mumpuni,” kata dia.
Setelah sesi tanya jawab dan sharing
pengalaman telah dilaksanakan, Rofiq Manshur mengakhiri kegiatan dengan
memberikan pesan kepada pegawai untuk mulai mempersiapkan keuangan sedini mungkin
dan bisa dimulai dengan menggunakan uang dingin untuk melakukan investasi di
SBN Ritel sebagai bukti pengelolaan keuangan yang bertanggung jawab dan cinta
pada tanah air. (ypb)