A.
Sejarah
Oeang Republik Indonesia (ORI)
Setiap tanggal 1 Oktober, masyarakat
Indonesia merayakan Hari Oeang Republik Indonesia. Pada hari ini, kita
mengenang dan menghargai mata uang kemerdekaan yang pernah beredar di Indonesia
pada masa perjuangan kemerdekaan. Hari Oeang Republik Indonesia menjadi momen
penting untuk merefleksikan perjalanan ekonomi Indonesia dan menghormati jasa
para pahlawan dalam mencapai kemerdekaan.
Sebelum kita melangkah lebih jauh,
penting untuk mencatat bahwa penulisan "oeang" mengacu pada ejaan
lama sebelum reformasi ejaan. Meskipun saat ini ejaan yang benar adalah
"uang," penggunaan "oeang" dalam konteks Hari Oeang
Republik Indonesia mengandung nilai historis yang penting.
Oeang Republik Indonesia (ORI) adalah mata uang pertama
yang dimiliki Republik Indonesia setelah merdeka. Pemerintah Indonesia pada
tanggal 1 Oktober 1945 menetapkan berlakunya mata uang bersama di wilayah
Republik Indonesia (RI), yaitu uang De Javasche Bank, uang Hindia Belanda dan
uang Jepang. Namun, pemerintah Republik Indonesia menilai bahwa Indonesia perlu
mengeluarkan uang sendiri sebagai alat tukar dan sebagai suatu lambang
kedaulatan ekonomi. ORI mulai berlaku pertama kali pada tanggal 30 Oktober
1946, meskipun demikian bila kita lihat pada lembaran ORI pertama, tertulis
emisi bertanggal 17 Oktober 1945. Hal ini menunjukkan banyaknya kendala dalam
proses pembuatan, pencetakan, dan peredaran ORI.
Di awal kemerdekaan, Indonesia
menghadapi beberapa masalah, diantaranya datangnya tentara sekutu untuk
menerima penyerahan kekuasaan dari Jepang karena kekosongan kekuasaan di
Indonesia akibat kekalahan Jepang. Kedua, perundingan-perundingan dengan
Belanda yang merugikan Indonesia. Kemudian, Belanda datang membonceng sekutu di
akhir September 1945 dengan keinginan menguasai kembali negara jajahannya.
Namun, Indonesia berhasil merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945 dan pada tanggal
19 Agustus 1945 PPKI menetapkan dua keputusan penting, yaitu membentuk 12
kementerian dalam lingkungan pemerintahan dan membagi wilayah Indonesia menjadi
delapan provinsi.
Menteri Keuangan A.A Maramis membentuk “Panitia
Penyelenggara pencetakan Uang Kertas Republik Indonesia” pada 7 November 1945
yang diketuai T.R. Sutan Pamuntjak. ORI pertama dicetak oleh Percetakan
Canisius dengan desain sederhana dengan dua warna dan memakai pengaman serat
halus. ORI resmi beredar pada 30 Oktober 1946 dalam bentuk uang kertas
bernominal satu sen dengan gambar muka keris terhunus dan gambar belakang teks
UUD 1945. ORI ditandatangani Menteri Keuangan saat itu A.A. Maramis. Pada hari
itu juga dinyatakan bahwa uang Jepang
dan uang Javasche Bank tidak berlaku lagi.
Ada
beberapa alasan mengapa Oeang Republik Indonesia (ORI) digantikan oleh mata
uang Republik Indonesia Serikat (RIS) dan kemudian rupiah. Berikut adalah
beberapa faktor yang mempengaruhi pergantian tersebut:
1.
Perubahan
Struktur Pemerintahan
Setelah kemerdekaan pada tahun 1945, Indonesia
mengalami perubahan dalam struktur pemerintahannya. Pada tahun 1949, Republik
Indonesia Serikat (RIS) dibentuk sebagai bentuk federasi antara Republik
Indonesia dan negara-negara bagian. Dalam konteks ini, RIS memperkenalkan mata
uang baru sebagai simbol persatuan dan identitas RIS.
2.
Stabilitas
Ekonomi dan Pengendalian Inflasi
Selama masa perang dan
pasca-kemerdekaan, Indonesia menghadapi tantangan ekonomi dan inflasi yang
tinggi. Pada saat itu, pengendalian inflasi menjadi salah satu prioritas utama
pemerintah. Menggantikan mata uang ORI dengan RIS bertujuan untuk menciptakan sistem
moneter yang lebih stabil dan mengendalikan inflasi.
3.
Konsolidasi
Mata Uang
Penggantian mata uang dari ORI ke
RIS juga merupakan bagian dari upaya untuk mengkonsolidasikan sistem moneter
dan mengintegrasikan ekonomi negara-negara bagian dalam RIS. Hal ini melibatkan
penyatuan dan penggabungan sistem mata uang yang berbeda yang berlaku di
berbagai wilayah Indonesia.
4.
Persiapan
untuk Kemerdekaan Penuh
Pergantian mata uang dari RIS ke
rupiah pada tahun 1950 merupakan langkah penting dalam persiapan menuju kemerdekaan
penuh Indonesia. Pada saat itu, Indonesia mengalami transisi menuju negara
kesatuan yang sentralistik. Mengadopsi mata uang rupiah sebagai mata uang resmi
memberikan simbol kekuasaan ekonomi nasional yang lebih kuat dan memperkuat
identitas nasional Indonesia.
B.
Renungan
Bersama
Peringatan Hari Oeang Republik
Indonesia (ORI) memberikan beberapa hikmah yang dapat diambil, antara lain:
1.
Kemandirian
Ekonomi
Peringatan
ORI dapat mengingatkan kita tentang pentingnya kemandirian ekonomi sebuah
negara. ORI merupakan langkah awal dalam membangun mata uang sendiri dan
mengurangi ketergantungan pada mata uang asing. Hikmahnya adalah pentingnya
negara untuk memiliki kontrol atas kebijakan moneter dan keuangan, serta
mengembangkan sumber daya ekonomi internal untuk mencapai stabilitas ekonomi
jangka panjang.
2.
Kedaulatan
dan Kemerdekaan
ORI
merupakan simbol kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia. Peringatan ini
mengingatkan kita akan perjuangan para pahlawan dan pendiri negara untuk
mencapai kemerdekaan politik dan ekonomi. Hikmahnya adalah pentingnya menjaga
dan menghargai kemerdekaan, serta berkomitmen untuk membangun negara yang
mandiri dan berdaulat.
3.
Stabilitas
Ekonomi dan Pengendalian Inflasi
ORI
mengajarkan pentingnya stabilitas ekonomi dan pengendalian inflasi. Dalam
menghadapi tantangan ekonomi, peringatan ini mengingatkan kita akan pentingnya
kebijakan moneter yang efektif, pengawasan yang ketat terhadap inflasi, dan
pengelolaan yang baik terhadap pasokan uang. Hikmahnya adalah pentingnya
menjaga stabilitas ekonomi sebagai fondasi bagi pertumbuhan dan kesejahteraan
jangka panjang.
4.
Identitas
Nasional dan Bangga menjadi Bagian dari Sejarah
Peringatan
ORI memperkuat identitas nasional dan mengingatkan kita akan sejarah perjuangan
bangsa Indonesia. Hikmahnya adalah menghargai sejarah, mengenali peran kita
sebagai bagian dari perjuangan tersebut, dan membangun kesadaran akan tanggung
jawab kita dalam memajukan bangsa dan negara.
(Arip
Budiyanto. Kepala Seksi Kepatuhan Internal KPKNL Manado)
Referensi:
https://kppnmakassar2.net/sejarah-oeang-republik-indonesia/ diakses tanggal 28 September 2023
https://id.wikipedia.org/wiki/Oeang_Republik_Indonesia diakses tanggal 28 September 2023
https://ekonomi.bunghatta.ac.id/index.php/id/artikel/307-sejarah-oeang-republik-indonesia-ori diakses tanggal 28 September 2023
https://visual.kemenkeu.go.id/sejarah-oeang
diakses tanggal 28 September 2023