Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Manado > Artikel
Penerapan Kecerdasan Buatan Dalam Meningkatkan Integritas Pegawai
Arip Budiyanto
Minggu, 10 September 2023   |   2716 kali

 

A.      Pengertian dan Sejarah Singkat Kecerdasan Buatan (Artificial Inteligence/ AI)

 

Banyak definisi tentang Kecerdasan Buatan, salah satunya dari John McCarthy seorang ilmuwan komputer dan ilmuwan kognitif Amerika. Menurut McCarthy, Artificial Intelligence adalah ilmu pengetahuan dan teknik untuk membuat mesin yang cerdas, terutama program komputer yang cerdas. Hal ini terkait dengan tugas yang sama yaitu menggunakan komputer untuk memahami kecerdasan manusia, tetapi AI tidak harus membatasi diri pada metode yang dapat diamati secara biologis.

Sejarah Kecerdasan Buatan dimulai pada zaman kuno dalam mitos, cerita, dan desas-desus tentang makhluk buatan yang diberkahi dengan kecerdasan atau kesadaran oleh pengrajin. Benih-benih kecerdasan buatan modern ditanam oleh para filsuf klasik yang berusaha menggambarkan proses berpikir manusia sebagai manipulasi simbol secara mekanis. Karya ini memuncak dalam penemuan komputer digital yang dapat diprogram pada tahun 1940-an, sebuah mesin yang didasarkan pada esensi abstrak penalaran matematika. Pada tahun 1956, istilah kecerdasan buatan pertama kali dikemukakan di Konferensi Darthmouth. Sejak saat itu, kecerdasan buatan terus dikembangkan sebab berbagai kebutuhan manusia. Pada tahun 1980, Neural AI dikenalkan dan menggunakan otak buatan untuk memunculkan pengetahuan yang telah dikumpulkan, kemudian dibagi menjadi neuron dan dikoneksikan menjadi beberapa kelompok.

Setelah Konferensi Darthmouth pada tahun 1956, kecerdasan buatan terus dikembangkan seiring dengan berbagai penelitian mengenai teori-teori dan prinsip-prinsipnya yang terus berkembang. Meskipun istilah kecerdasan buatan baru muncul pada tahun 1956, teori-teori yang mengarah ke kecerdasan buatan sudah muncul sejak tahun 1941. Era Komputer Elektronik pada tahun 1941 menjadi awal munculnya gagasan tentang mesin yang dapat melakukan tugas-tugas yang diasosiasikan dengan proses intelektual tingkat tinggi. Pada tahun 1980, Neural AI dikenalkan dan menggunakan otak buatan untuk memunculkan pengetahuan yang telah dikumpulkan, kemudian dibagi menjadi neuron dan dikoneksikan menjadi beberapa kelompok.

Beberapa perkembangan dalam penerapan kecerdasan buatan saat ini adalah sebagai berikut:

1.     Kemampuan AI dalam memahami bahasa manusia semakin meningkat. Hal ini dibantu oleh ledakan popularitas ChatGPT yang membuat dunia sedang ramai memperbincangkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence;

2.     Penerapan AI dalam kegiatan pembelajaran semakin berkembang dan menjadi bagian primer dalam tumbuh kembang teknologi pendidikan. Hal ini memberikan implikasi secara eksplisit terhadap kehidupan kerja manusia di masa depan;

3.     Pembelajaran mesin yang mendalam (deep learning) menjadi salah satu perkembangan terkini dalam teknologi kecerdasan buatan. Dalam deep learning, AI dapat mempelajari pola-pola yang lebih kompleks dan abstrak dari data yang diberikan;

4.     Pengolahan bahasa alami (natural language processing) juga menjadi salah satu perkembangan terkini dalam teknologi kecerdasan buatan. Dalam pengolahan bahasa alami, AI dapat memahami bahasa manusia dan meresponsnya dengan cara yang lebih alami;

5.     AI juga semakin sering digunakan untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi dalam berbagai aspek, seperti otomasi di bidang manufaktur, transportasi, kesehatan, pertanian, sumber daya manusia (human resources), finansial, seni dan desain, dan banyak aspek lainnya

B.      Kecerdasan Buatan dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia

 

Seperti di bidang-bidang lainnya, peranan Artificial Intelligence (AI) di bidang pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) atau HR kian signifikan. Inilah area-area di mana contoh-contoh penerapan AI memberikan manfaat nyata. Di satu sisi AI, oleh sebagian orang, dianggap sebagai ancaman bagi SDM. Namun di sisi lain, AI yang terus berevolusi akan menjadi "pembebas" atau liberator waktu bagi para pemimpin, praktisi, dan para manajer SDM agar dapat lebih fokus pada urusan HR yang lebih strategis. 

Menurut survei Gartner di tahun 2020, 17% organisasi yang fungsi HR-nya menggunakan solusi berbasis AI. Namun pada tahun 2022, angka tersebut diprediksi meningkat menjadi 30%. Menurut pengamatan Gartner, tren tersebut seiring meningkatnya nilai AI di mata para pemimpin HR karena beberapa alasan, mulai dari penghematan biaya hingga perbaikan proses pengambilan keputusan dan pengalaman karyawan yang berdasarkan data. 

Survei lain, yang dibuat oleh IBM, menyebutkan bahwa 66% CEO percaya AI dapat mendorong nilai yang signifikan bagi HR. AI diimplementasikan untuk menangani berbagai isu HR dan memberikan waktu lebih banyak bagi manusia untuk melakukan pekerjaan yang lebih bernilai tinggi. 

AI dapat memainkan peran penting dalam pengelolaan sumber daya manusia di kantor. Berikut adalah beberapa contoh peran AI dalam pengelolaan sumber daya manusia di kantor:

1.       Membantu dalam Proses Rekrutmen

Pemanfaatan kecerdasan buatan selama proses rekrutmen bisa memperbesar peluang perusahaan untuk mendapatkan kandidat paling sesuai dalam kurun waktu yang lebih cepat. Keberadaan algoritma AI, bisa dimanfaatkan untuk memfilter semua CV yang masuk ke perusahaan sehingga mampu menemukan kandidat terbaik sesuai kebutuhan perusahaan.

2.       Meningkatkan Efisiensi Pelatihan Karyawan

Setelah menyelesaikan proses rekrutmen, sistem AI dapat digunakan untuk merampingkan dan meningkatkan orientasi dan pelatihan karyawan. Sehingga, perusahaan dapat menyesuaikan program pembelajaran berdasarkan peran pekerjaan, rencana pengembangan, rangkaian keterampilan yang tersedia, tujuan masa depan, dan secara proaktif dapat mengatasi kesenjangan keterampilan yang terjadi.

3.       Analisis Data Karyawan

AI dapat membantu menganalisis data karyawan dan pengalaman kerja mereka. Dengan analisis data yang lebih baik, HR dapat mengetahui kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Analisis karyawan yang dilakukan setiap hari, mingguan bahkan bulanan dapat membantu divisi HR untuk menentukan tindakan terbaik untuk meningkatkan kualitas karyawan di masa mendatang.

4.       Pengelolaan Kalender dan Jadwal Kerja

Pemanfaatan AI dapat membantu HR dalam mengelola jadwal kerja karyawan dan mengoptimalkan penggunaan waktu. Dengan pengelolaan jadwal kerja yang lebih baik, perusahaan dapat memastikan bahwa karyawan bekerja dengan efisien dan produktif.

5.       Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi

Penggunaan AI dalam pengelolaan sumber daya manusia dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya manusia. Penggunaan AI dalam rekrutmen dapat mempercepat proses pencarian kandidat terbaik, sedangkan penggunaannya dalam pelatihan dapat membantu perusahaan memberikan pelatihan yang tepat dan meningkatkan kinerja karyawan. Selain itu, AI juga dapat membantu dalam manajemen kinerja karyawan dan memberikan wawasan yang lebih baik melalui analisis data.



C.     Kecerdasan Buatan dan Peningkatan Integritas Pegawai/ Karyawan


Berikut adalah beberapa contoh konkretnya penerapan AI dalam meningkatkan integritas pegawai:

1.          Seleksi Karyawan/ Pegawai yang Lebih Akurat

AI dapat membantu dalam proses seleksi karyawan dengan lebih efisien dan akurat. Algoritma AI dapat menganalisis CV, melacak perilaku online, dan bahkan melakukan wawancara virtual. Hal ini mempercepat proses seleksi karyawan dan meningkatkan akurasi pemilihan kandidat. Contoh penerapannya adalah pada perusahaan yang menggunakan AI untuk melakukan seleksi karyawan dengan memeriksa data-data kandidat, seperti riwayat pendidikan, pengalaman kerja, dan keterampilan yang dimiliki.

2.          Analisis Data Karyawan yang Lebih Baik

AI dapat membantu menganalisis data karyawan dan pengalaman kerja mereka. Berkat data-data tersebut, HR dapat memiliki informasi yang lebih akurat dan berharga bagi HR dalam pengambilan keputusan. Dengan analisis data yang lebih baik, HR dapat mengetahui kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Contoh penerapannya adalah pada perusahaan yang menggunakan AI untuk menganalisis data karyawan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan.

3.          Pengelolaan Data Karyawan yang Lebih Efisien

AI dapat membantu mengotomatisasi tugas-tugas rutin seperti pengelolaan data karyawan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Dengan pengelolaan data karyawan yang lebih baik, HR dapat memastikan bahwa data karyawan tersimpan dengan aman dan teratur. Contoh penerapannya adalah pada perusahaan yang menggunakan AI untuk mengelola data karyawan, seperti data kehadiran, data gaji, dan data kesehatan karyawan.

4.          Pemrosesan Gaji yang Lebih Akurat

AI juga mampu untuk mengintegrasikan sistem penggajian dengan berbagai data yang dibutuhkan dalam perhitungan gaji karyawan. Dalam hal ini seperti rekapitulasi kehadiran karyawan, jam lembur, timesheet management, dan jumlah cuti. Sistem HRIS yang didukung oleh teknologi AI juga dapat membantu proses penggajian dengan lengkap mulai dari jadwal pembayaran karyawan, slip gaji, dan pembuatan laporan gaji karyawan. Contoh penerapannya adalah pada perusahaan yang menggunakan AI untuk memproses gaji karyawan dengan lebih akurat dan efisien.

(Arip Budiyanto Kepala Seksi Kepatuhan Internal dan Plt. Kepala Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Manado)

 

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini