A.
Pengertian
dan Sejarah Singkat Kecerdasan Buatan (Artificial Inteligence/ AI)
Banyak definisi tentang Kecerdasan Buatan,
salah satunya dari John McCarthy seorang ilmuwan komputer dan ilmuwan
kognitif Amerika. Menurut McCarthy, Artificial Intelligence adalah ilmu
pengetahuan dan teknik untuk membuat mesin yang cerdas, terutama program
komputer yang cerdas. Hal ini terkait dengan tugas yang sama yaitu menggunakan
komputer untuk memahami kecerdasan manusia, tetapi AI tidak harus membatasi
diri pada metode yang dapat diamati secara biologis.
Sejarah Kecerdasan Buatan dimulai pada zaman
kuno dalam mitos, cerita, dan desas-desus tentang makhluk buatan yang diberkahi
dengan kecerdasan atau kesadaran oleh pengrajin. Benih-benih kecerdasan buatan
modern ditanam oleh para filsuf klasik yang berusaha menggambarkan proses berpikir
manusia sebagai manipulasi simbol secara mekanis. Karya ini memuncak dalam
penemuan komputer digital yang dapat diprogram pada tahun 1940-an, sebuah mesin
yang didasarkan pada esensi abstrak penalaran matematika. Pada tahun 1956,
istilah kecerdasan buatan pertama kali dikemukakan di Konferensi Darthmouth.
Sejak saat itu, kecerdasan buatan terus dikembangkan sebab berbagai kebutuhan
manusia. Pada tahun 1980, Neural AI dikenalkan dan menggunakan otak buatan
untuk memunculkan pengetahuan yang telah dikumpulkan, kemudian dibagi menjadi
neuron dan dikoneksikan menjadi beberapa kelompok.
Setelah Konferensi Darthmouth pada tahun
1956, kecerdasan buatan terus dikembangkan seiring dengan berbagai penelitian
mengenai teori-teori dan prinsip-prinsipnya yang terus berkembang. Meskipun
istilah kecerdasan buatan baru muncul pada tahun 1956, teori-teori yang
mengarah ke kecerdasan buatan sudah muncul sejak tahun 1941. Era Komputer
Elektronik pada tahun 1941 menjadi awal munculnya gagasan tentang mesin yang
dapat melakukan tugas-tugas yang diasosiasikan dengan proses intelektual
tingkat tinggi. Pada tahun 1980, Neural AI dikenalkan dan menggunakan otak
buatan untuk memunculkan pengetahuan yang telah dikumpulkan, kemudian dibagi
menjadi neuron dan dikoneksikan menjadi beberapa kelompok.
Beberapa perkembangan dalam penerapan
kecerdasan buatan saat ini adalah sebagai berikut:
1. Kemampuan
AI dalam memahami bahasa manusia semakin meningkat. Hal ini dibantu oleh
ledakan popularitas ChatGPT yang membuat dunia sedang ramai memperbincangkan
teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence;
2. Penerapan
AI dalam kegiatan pembelajaran semakin berkembang dan menjadi bagian primer
dalam tumbuh kembang teknologi pendidikan. Hal ini memberikan implikasi secara
eksplisit terhadap kehidupan kerja manusia di masa depan;
3. Pembelajaran
mesin yang mendalam (deep learning) menjadi salah satu perkembangan
terkini dalam teknologi kecerdasan buatan. Dalam deep learning, AI dapat
mempelajari pola-pola yang lebih kompleks dan abstrak dari data yang diberikan;
4. Pengolahan
bahasa alami (natural language processing) juga menjadi salah satu
perkembangan terkini dalam teknologi kecerdasan buatan. Dalam pengolahan bahasa
alami, AI dapat memahami bahasa manusia dan meresponsnya dengan cara yang lebih
alami;
5.
AI juga semakin sering
digunakan untuk meningkatkan keefektifan dan
efisiensi dalam berbagai aspek, seperti otomasi di bidang manufaktur,
transportasi, kesehatan, pertanian, sumber daya manusia (human resources),
finansial, seni dan desain,
dan banyak aspek lainnya
B.
Kecerdasan Buatan dan Pengelolaan Sumber Daya
Manusia
Seperti
di bidang-bidang lainnya, peranan Artificial Intelligence (AI) di bidang
pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) atau HR kian signifikan. Inilah
area-area di mana contoh-contoh penerapan AI memberikan manfaat
nyata. Di satu sisi AI, oleh sebagian orang, dianggap sebagai ancaman bagi SDM.
Namun di sisi lain, AI yang terus berevolusi akan menjadi "pembebas"
atau liberator waktu bagi para pemimpin, praktisi, dan para manajer SDM agar
dapat lebih fokus pada urusan HR yang lebih strategis.
Menurut
survei Gartner di tahun 2020, 17% organisasi yang fungsi HR-nya menggunakan
solusi berbasis AI. Namun pada tahun 2022, angka tersebut diprediksi meningkat
menjadi 30%. Menurut pengamatan Gartner, tren tersebut seiring meningkatnya
nilai AI di mata para pemimpin HR karena beberapa alasan, mulai dari
penghematan biaya hingga perbaikan proses pengambilan keputusan dan pengalaman
karyawan yang berdasarkan data.
Survei lain, yang dibuat oleh IBM, menyebutkan bahwa 66% CEO percaya AI dapat mendorong nilai yang signifikan bagi HR. AI diimplementasikan untuk menangani berbagai isu HR dan memberikan waktu lebih banyak bagi manusia untuk melakukan pekerjaan yang lebih bernilai tinggi.
AI dapat memainkan peran penting dalam pengelolaan sumber daya manusia di kantor. Berikut adalah beberapa contoh peran AI dalam pengelolaan sumber daya manusia di kantor:
1. Membantu dalam Proses Rekrutmen
Pemanfaatan kecerdasan buatan selama proses rekrutmen bisa memperbesar peluang perusahaan untuk mendapatkan kandidat paling sesuai dalam kurun waktu yang lebih cepat. Keberadaan algoritma AI, bisa dimanfaatkan untuk memfilter semua CV yang masuk ke perusahaan sehingga mampu menemukan kandidat terbaik sesuai kebutuhan perusahaan.
2. Meningkatkan Efisiensi Pelatihan Karyawan
Setelah menyelesaikan proses rekrutmen, sistem AI dapat digunakan untuk merampingkan dan meningkatkan orientasi dan pelatihan karyawan. Sehingga, perusahaan dapat menyesuaikan program pembelajaran berdasarkan peran pekerjaan, rencana pengembangan, rangkaian keterampilan yang tersedia, tujuan masa depan, dan secara proaktif dapat mengatasi kesenjangan keterampilan yang terjadi.
3. Analisis Data Karyawan
AI dapat membantu menganalisis data karyawan dan pengalaman kerja mereka. Dengan analisis data yang lebih baik, HR dapat mengetahui kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan. Analisis karyawan yang dilakukan setiap hari, mingguan bahkan bulanan dapat membantu divisi HR untuk menentukan tindakan terbaik untuk meningkatkan kualitas karyawan di masa mendatang.
4. Pengelolaan Kalender dan Jadwal Kerja
Pemanfaatan AI dapat membantu HR dalam mengelola jadwal kerja karyawan dan mengoptimalkan penggunaan waktu. Dengan pengelolaan jadwal kerja yang lebih baik, perusahaan dapat memastikan bahwa karyawan bekerja dengan efisien dan produktif.
5. Meningkatkan Produktivitas dan Efisiensi
Penggunaan AI dalam pengelolaan sumber daya manusia dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas sumber daya manusia. Penggunaan AI dalam rekrutmen dapat mempercepat proses pencarian kandidat terbaik, sedangkan penggunaannya dalam pelatihan dapat membantu perusahaan memberikan pelatihan yang tepat dan meningkatkan kinerja karyawan. Selain itu, AI juga dapat membantu dalam manajemen kinerja karyawan dan memberikan wawasan yang lebih baik melalui analisis data.
C. Kecerdasan Buatan dan Peningkatan Integritas
Pegawai/ Karyawan
Berikut adalah beberapa contoh konkretnya penerapan AI dalam meningkatkan
integritas pegawai:
1.
Seleksi
Karyawan/ Pegawai yang Lebih Akurat
AI dapat
membantu dalam proses seleksi karyawan dengan lebih efisien dan akurat.
Algoritma AI dapat menganalisis CV, melacak perilaku online, dan bahkan
melakukan wawancara virtual. Hal ini mempercepat proses seleksi karyawan dan
meningkatkan akurasi pemilihan kandidat. Contoh penerapannya adalah pada
perusahaan yang menggunakan AI untuk melakukan seleksi karyawan dengan
memeriksa data-data kandidat, seperti riwayat pendidikan, pengalaman kerja, dan
keterampilan yang dimiliki.
2.
Analisis
Data Karyawan yang Lebih Baik
AI dapat membantu menganalisis data karyawan dan
pengalaman kerja mereka. Berkat data-data tersebut, HR dapat memiliki informasi
yang lebih akurat dan berharga bagi HR dalam pengambilan keputusan. Dengan
analisis data yang lebih baik, HR dapat mengetahui kebutuhan pelatihan dan
pengembangan karyawan, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
karyawan. Contoh penerapannya adalah pada perusahaan yang menggunakan AI untuk
menganalisis data karyawan dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja karyawan.
3.
Pengelolaan
Data Karyawan yang Lebih Efisien
AI dapat membantu mengotomatisasi tugas-tugas
rutin seperti pengelolaan data karyawan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi
dan produktivitas kerja. Dengan pengelolaan data karyawan yang lebih baik, HR
dapat memastikan bahwa data karyawan tersimpan dengan aman dan teratur. Contoh
penerapannya adalah pada perusahaan yang menggunakan AI untuk mengelola data
karyawan, seperti data kehadiran, data gaji, dan data kesehatan karyawan.
4.
Pemrosesan
Gaji yang Lebih Akurat
AI juga mampu untuk mengintegrasikan sistem penggajian dengan berbagai data yang dibutuhkan dalam perhitungan gaji karyawan. Dalam hal ini seperti rekapitulasi kehadiran karyawan, jam lembur, timesheet management, dan jumlah cuti. Sistem HRIS yang didukung oleh teknologi AI juga dapat membantu proses penggajian dengan lengkap mulai dari jadwal pembayaran karyawan, slip gaji, dan pembuatan laporan gaji karyawan. Contoh penerapannya adalah pada perusahaan yang menggunakan AI untuk memproses gaji karyawan dengan lebih akurat dan efisien.
(Arip Budiyanto Kepala Seksi Kepatuhan Internal dan Plt. Kepala Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Manado)
Referensi :
https://voi.id/teknologi/250691/artificial-intelligence-pengertian-tujuan-dan-sejarahnya diakses tanggal 10 September 2023
https://infokomputer.grid.id/read/122784934/contoh-penerapan-artificial-intelligence-pada-fungsi-hr-di-perusahaan?page=all diakses tanggal 10 September 2023