Peringatan Hari Oeang
Republik Indonesia (HORI) dan Hari Kekayaan Negara (HKN) Tahun 2022 di
lingkungan Kantor Wilayah DJKN Lampung dan Bengkulu diwarnai beberapa
perlombaan agar seluruh pegawai dapat turun berperan aktif di dalamnya. Tidak
hanya perlombaan olahraga, e-sport dan juga lomba puisi menjadi pilihan
perlombaan di tahun ini. Artikel ini tidak akan membahas mengenai
perlombaan-perlombaan tersebut ataupun bagaimana persyaratan peserta, siapa
saja peserta atau apa yang menjadi hadiahnya. Namun penulis mendapatkan
inspirasi dari salah satu lomba yaitu lomba puisi. Penulis jadi teringat akan
Buku Antologi Puisi yang pernah disusun dan diterbitkan oleh Kementerian
Keuangan pada Peringatan HORI ke-74 di tahun 2020. Antologi Puisi tersebut
berjudul Lima Simpul Satu Cinta.
Buku Antologi Puisi Lima
Simpul Satu Cinta ini mengambil tajuk Puisi buatan Ibu Menteri Keuangan Sri
Mulyani dengan judul yang sama. Mungkin yang belum pernah membaca buku tersebut
akan bertanya-tanya maksud dari lima simpul yang menjadi simbol besar tersebut.
Lima simpul yang dimaksud sesungguhnya adalah lima nilai Kementerian Keuangan
yaitu Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan dan Kesempurnaan. Lagi-lagi
penulis menegaskan artikel ini bukan akan menjelaskan isi dari Antologi Puisi
tersebut namun lebih kepada bagaimana pandangan penulis terhadap nilai-nilai
Kementerian Keuangan tersebut khususnya pada proses pembangunan Zona Integritas
Wilayah Bebas dari Korupsi di KPKNL Bandar Lampung.
Manusia yang memiliki nilai
tertentu dalam perilakunya dibentuk atas sebuah proses yang tidak sejenak.
Waktu menjadi unsur penting dalam proses tersebut. Paparan budaya masyarakat
atau organisasi tidak kalah penting. Selama apapun waktu yang tersedia untuk
membentuk nilai-nilai baik, jika paparan eksternal yang berasal dari masyarakat
secara umum atau organisasi secara khusus belum baik, tidak akan menghasilkan
manusia dengan nilai-nilai yang baik. Sehingga, sudah sewajarnya Kementerian
Keuangan sebagai organisasi yang terus menggiatkan Reformasi Birokrasi
menginginkan adanya nilai-nilai yang dapat dianut oleh pegawainya. Nilai-nilai
yang mampu mencirikan institusinya di mata masyarakat luas. Nilai-nilai
tersebut sudah ada, sudah dibangun dan sudah tercermin dalam perilaku
pegawai-pegawainya. Hanya saja masih terkotak-kotak di masing-masing eselon I.
Pada tahun 2011, Kementerian
Keuangan bersepakat untuk menyatukan nilai-nilai yang sudah dimiliki di
masing-masing unit eselon I tersebut agar menjadi pondasi bagi seluruh pegawai
dalam mengabdi, bekerja dan bersikap. Nilai-nilai yang disepakati adalah
Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan dan Kesempurnaan. Karena
Indonesia merupakan Negara yang berlandaskan hukum maka apapun yang
dilaksanakan oleh masyarakatnya harus ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Hal tersebut pun berlaku pada penetapan lima nilai-nilai Kementerian Keuangan
yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 312/KMK.01/2011
tentang Nilai-Nilai Kementerian Keuangan.
Sudah sebelas tahun berjalannya waktu pengabdian di Kementerian Keuangan dengan lima nilai Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan dan Kesempurnaan. Bukan berarti tahun-tahun sebelum yang sebelas ini, tidak ada nilai-nilai yang dianut. Ada namun belum padu dalam nilai-nilai Kementerian Keuangan yang satu dan utuh. Sebelas tahun, sebagaimana juga tahun-tahun yang sebelumnya, berusaha untuk bekerja dan bersikap dengan nilai-nilai baik tersebut. Nilai-nilai yang tersimpul menjadi satu kesatuan sebagai simbolisasi cinta akan organisasi Kementerian Keuangan. Kecintaan kepada organisasi-lah yang membuat seorang pegawai dapat berjuang atas godaan apapun demi mewujudkan martabatnya sebagai nagara dana rakca. Cinta yang berdasar kepada nilai-nilai baik organisasi adalah cinta yang mampu menguatkan organisasi tersebut atas semua badai menghadang yang membuatnya menjadi institusi terpercaya, dihormati dan disegani di Republik ini. Cinta yang harus dibuktikan perlahan namun pasti. Cinta yang tersimpul lima nilai kepada Kemenkeu Satu dan kepada Negeri. (Ellen Maharani)