Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan jasa pahlawannya.
Sebuah kalimat dari Bung Karno yang luar biasa maknanya, dan selalu digunakan
sebagai caption untuk membakar semangat anak bangsa. Penulis yakin bahwa
generasi kita, generasi milenial dan
junior-juniornya sudah mulai mengenal pahlawan nasional sejak mengecap bangku
pendidikan dasar. Karena sudah menjadi standar pendidikan, jiwa patrotisme
harus ditanamkan sejak dini, antara lain mengenalkan para pahlawan nasional melalui
foto atau gambar yang dipajang di ruang kelas maupun ruang publik. Hal itu antara lain dimaksudkan untuk
mengimplementasikan pesan Bung Karno, agar kita dan generasi setelahnya tidak
melupakan jasa para pahlawan.
Budaya baik tersebut memang sangat wajar mengingat seluruh negara di planet
biru ini mempunyai sosok pahlawannya sendiri-sendiri. Dari negara dunia ketiga
sampai negara adidaya, semangat patriotisme merupakan salah satu bahan bakar
untuk mempertahankan keberadaan dan kedaulatan suatu bangsa. Salah satu tools-nya melalui pengenalan
sejak dini sosok dan kontribusi pahlawan.
Menjadi tugas generasi berikutnya lah untuk menerima, meneruskan dan membawa
tongkat estafet perjuangan para pendahulu. Para filsuf bijak mengatakan bahwa meneruskan
perjuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, apalagi di era kemerdekaan, tidak
perlu lagi dengan mengangkat senjata. Kontribusi anak bangsa dapat disalurkan melalui
hal-hal positif lainnya. Pun demikian dengan anak bangsa yang mengabdi di
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara.
Dengan berbagai macam tusi, penulis mencoba memotret salah satu mandat yang
diemban DJKN yaitu sebagai punggawa penjaga aset negara. Dalam perjuangan
menjaga aset, tidak dipungkiri masih terdapat beberapa “musuh” besar, antara
lain aset idle. Keberadaan aset idle merupakan pekerjaan rumah bagi DJKN dan
satker pengguna. Bahkan Menteri Keuangan menaruh perhatian atas keberadaan aset
idle ini.
Dalam salah satu pesan pada saat peresmian Lembaga Manajemen Aset Negara,
akhir tahun 2016, orang nomor satu di Kementerian Keuangan ini mengatakan bahwa
aset idle tidak menghasilkan nilai keekonomian, bahkan memakan uang negara. Alih-alih
menyumbangkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), aset negara yang dibiarkan
idle malah akan menimbulkan beban biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu,
medan pertempuran inilah yang harus terus diperjuangkan dan dimenangkan seluruh
punggawa penjaga aset negara untuk membawanya bergerak untuk berkontribusi
pada PNBP.
Berkaca dari perjalanan perjuangan para pahlawan, segala upaya mereka
kerahkan untuk membawa bangsanya terlepas dari penjajahan kolonialisme dan membawa
kado kemerdekaan untuk generasi berikutnya. Penulis yakin, banyak inspirasi perjuangan
para pahlawan bisa dipetik, ditanamkan, dan diteladani oleh kita semua, khususnya
para punggawa penjaga aset negara. Mereka menghadapi keterbatasan dan
kesulitan pada eranya. Mereka mungkin belum mengenal perumusan strength, weakness, opportunity, dan threat. Namun
mereka mampu mengatasi dan memanfaatkan keterbatasan serta kesulitan itu, serta
mengoptimalkan kelebihan serta kesempatan yang ada menjadi satu modal pembakar
semangat patriotisme.
Kitapun menghadapi hal serupa dengan dimensi ruang dan waktu yang berbeda. Strength,
weakness, opportunity, dan threat sudah dirumuskan oleh masing-masing unit untuk
menjadi salah satu modal dalam melawan keberadaan aset idle. Semuanya
berpulang kepada diri kita masing-masing untuk terus mengembangkan sumber daya,
menciptakan dan memanfaatkan kesempatan, untuk mengatasi kesulitan dan
keterbatasan. Serta dengan sinergi, koordinasi, serta kolaborasi, yakinlah kita bisa. Yakinlah kita bisa meneruskan
warisan para pahlawan dan meneladani seluruh inspirasi mereka.
Kami bicara padamu dalam
hening di malam sepi,
Jika dada rasa hampa dan
jam dinding yang berdetak,
Kami mati muda Yang tinggal
tulang diliputi debu
Kenang, kenanglah kami
Kami sudah coba apa yang
kami bisa
Tapi kerja belum selesai,
belum apa-apa
(nukilan puisi
Karawang-Bekasi, karya Chairil Anwar)
Penulis: Mahmud Ashari, Kepala
Seksi Hukum dan Informasi KPKNL Kisaran