Dengan telah berakhirnya acara
puncak KKT G-20 yang digelar pada 15-16 November 2022 berakhir sudah rangkaian
seluruh Kegiatan G-20. G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri
dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). G20
merepresentasikan lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global,
dan 80% PDB dunia. Anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat,
Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia,
Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok,
Turki, dan Uni Eropa.
Dibentuk pada 1999 atas inisiasi
anggota G7, G20 merangkul negara maju dan berkembang untuk bersama-sama
mengatasi krisis, utamanya yang melanda Asia, Rusia, dan Amerika Latin. Adapun
tujuan G20 adalah mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan,
seimbang, dan inklusif.
G20 pada awalnya merupakan
pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Namun sejak 2008, G20
menghadirkan Kepala Negara dalam KTT dan pada 2010 dibentuk pula pembahasan di
sektor pembangunan. Sejak saat itu G20 terdiri atas Jalur Keuangan (Finance
Track) dan Jalur Sherpa (Sherpa Track). Sherpa diambil dari istilah untuk
pemandu di Nepal, menggambarkan bagaimana para Sherpa G20 membuka jalan menuju
KTT (Summit).
Diketahui, terdapat 52 Paragraf
yang dijabarkan sebagai hasil akhir pertemuan KTT G20 Bali 2022 yang jika dirangkum
dapat menjadi 4 poin penting diantaranya :
1. Penguatan
Arsitektur Kesehatan Global
Penguatan
arsitektur kesehatan global merupakan kebutuhan mendesak dalam memastikan
sistem kesehatan di tingkat nasional, regional dan global, memiliki kapasitas
yang lebih baik dalam mengantisipasi pandemi di masa mendatang. Terbentuk dana pandemi
senilai lebih dari USD 1,5 miliar dari 21 Negara anggota G-20 dan Non-G20 serta
3 Lembaga Filantropi.
2. Transisi
Energi yang Berkelanjutan
Aksi nyata G20
untuk transisi energi yang berkelanjutan salah satunya dengan mempercepat
penutupan pembangkit listrik tenaga batu bara dan mengembangkan energi
terbarukan yang adil dan berkelanjutan. Perolehan Komitmen Energy Transition
Mechanismdari Just Energy Transition Programme sebesar USD 20 Miliar.
3. Resilience
and Sustainbility Trust oleh IMF
Membantu Ketersediaan
Pembiayaan bagi Negara Rentan dan Miskin Melalui Pembentukan Resilience and
Sustainbility Trust oleh IMF yang mencapai USD 81,6 Miliar. IMF menawarkan
sebuah mekanisme kepada anggota IMF untuk bisa meminjamkan Special Drawing
Right (SDR) miliknya. SDR ini sebagai sumber yang dipakai oleh negara lain yang
sedang mengalami krisis.
4. Komitmen
terkait Climate Sustainability Working Group
Climate Sustainability Working Group (CSWG) G20 adalah peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim (enhancing land- and sea-based actions to support environment protection and climate objectives). Tercapai komitmen bersama berupa setidaknya 30