Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Gorontalo > Kilas Peristiwa
SEJUTA CAHAYA TUMBILOTOHE
Muhammad Iqbaal Fadhilah
Selasa, 11 Mei 2021   |   1265 kali

Gorontalo, 10 Mei 2021, Setiap menjelang berakhirnya Ramadhan masyarakat Gorontalo secara serentak memasang lampu di halaman rumah dan di jalan-jalan terutama jalan menuju masjid. Pemasangan lampu ini dilakukan pada 3 malam terakhir sebelum Hari Raya Idul Fitri, sejak maghrib sampai dengan menjelang subuh. Kegiatan tersebut dikenal sebagai “Tumbilotohe”, sebuah tradisi masyarakat Gorontalo yang diperkirakan sudah ada sejak abad ke-15 atau 16. Tumbilotohe berasal dari bahasa Gorontalo yang terdiri dari dua suku kata, yaitu "Tumbilo" yang berarti memasang, dan "Tohe" yang diartikan sebagai lampu. Tohe atau dikenal pula sebagai tohe tutu merupakan lampu tradisional khas Gorontalo

Pada awal tradisi itu dilakukan, penerangan masih menggunakan tohe tutu atau damar. Namun semakin lama getah damar semakin susah dicari sehingga berganti menggunakan lampu yang terbuat dari sumbu kapas dan minyak kelapa dengan menggunakan wadah dari cangkang kerang (kima). Seiring perkembangan zaman, maka bahan lampu untuk penerangan diganti minyak tanah dengan wadah menggunakan botol-botol bekas pakai berbahan kaca atau bisa pula tempurung kelapa.

Tumbilo tohe, pateya tohe… ta mohile jakati bubohe lo popatii pantun ini biasanya diucapkan oleh anak-anak sebelum tradisi Tumbilotohe dimulai.

Penduduk setempat biasanya akan menyalakan tohe yang digantung pada kerangka-kerangka kayu, dihiasi dengan janur kuning atau dikenal dengan nama Alikusu (hiasan yang terbuat dari daun kepala muda) kemudian meletakkannya di halaman rumah,  jalan menuju masjid, hingga area persawahan. Bahkan untuk lebih menyemarakkan tradisi ini sering ditambahkan dengan ribuan lampu listrik dengan beragam ukuran dan warna.

Tumbilotohe sangat kental dengan nilai agama. Masyarakat Gorontalo percaya bahwa dengan melakukan tradisi Tumbilotohe, mereka bisa mendapatkan berkah Lailatul Qadar.

Pada tahun 2020 pemerintah meniadakan segala bentuk perayaan tradisi Tumbilotohe termasuk festival dalam rangka pencegahan serta penanganan akibat pandemi Covid-19 yang melanda, dan pada tahun ini pemerintah memperbolehkan masyarakat untuk menyemarakkan tradisi Tumbilotohe di kediaman masing-masing namun pelaksanaan festival yang diadakan setiap tahun tetap ditiadakan. (mif/mt)

Foto Terkait Kilas Peristiwa
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini