Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
AIFED 2023 Bali: Dunia yang Terfragmentasi
Mayumi Ralisda Jawas
Senin, 11 Desember 2023   |   99 kali

Bali, 8 Desember 2023 - Annual International Forum of Economic Development (AIFED) 2023, yang diselenggarakan di Nusa Dua, Bali, pada tanggal 6 hingga 7 Desember 2023, sukses menjadi forum diskusi antara pelaku ekonomi, pemerintahan dan akademisi tentang tantangan global dalam konteks dunia yang semakin terfragmentasi. Acara ini merupakan inisiatif Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, bekerja sama dengan Pemerintah Australia dan Asian Development Bank (ADB). AIFED tahun ini mengusung tema "Fragmented World: Recalibrating Development Strategies," mencerminkan kesadaran akan kompleksitas kondisi global yang tengah dihadapi.

Dalam pidato pembuka, Febrio Kacaribu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal, menyampaikan bahwa dunia saat ini menghadapi tantangan serius, terutama dalam konteks fragmentasi ekonomi global yang dipicu oleh faktor-faktor seperti ketegangan geopolitik di Eropa dan Timur Tengah. Perubahan iklim dan fragmentasi ekonomi bukan lagi hanya masalah domestik. Saat ini, kita harus bersama-sama menghadapi perubahan iklim sebagai warga dunia, dan tantangan ekonomi global yang semakin rumit memerlukan recalibrasi strategi pembangunan.

Salah satu poin penting yang dibahas dalam AIFED tahun ini adalah dampak dari kondisi fragmentasi terhadap sektor investasi, perdagangan, dan ekonomi Indonesia. Kekhawatiran muncul terkait dengan potensi dampak negatif yang dapat timbul, dan forum ini memberikan kesempatan bagi para ahli, akademisi, dan pembuat kebijakan untuk bersama-sama mencari solusi yang tepat.

Sambutan dari Duta Besar Australia untuk Indonesia, Penny Williams, yang disampaikan secara virtual, menegaskan pentingnya kerja sama internasional dalam mengatasi tantangan global saat ini. Williams menyambut baik inisiatif AIFED sebagai platform penting untuk berbagi pandangan dan pengalaman. Vice President East and SouthEast Asia, and the Pacific Asian Development Bank (ADB) juga memberikan kontribusi penting dengan menyampaikan pandangan mengenai perkembangan ekonomi di kawasan tersebut.

Sambutan hangat juga disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, yang turut hadir sebagai keynote speaker. Beliau menyampaikan bahwa dunia yang sebelumnya terhubung erat dalam globalisasi kini terbagi menjadi kubu-kubu geopolitik dan geoekonomi, terutama dalam perdagangan, investasi, dan sektor keuangan. Kerja sama ekonomi antarnegara tidak lagi didasarkan pada efisiensi atau keuntungan bersama, melainkan pada konsep kawan atau lawan. Perubahan arah menuju deglobalisasi ini sebenarnya sudah terlihat sejak krisis keuangan global pada 2008, dan semakin termanifestasi pasca-pandemi Covid-19, terutama setelah peristiwa-peristiwa seperti perang Rusia-Ukraina dan konflik Hamas-Israel. Ketegangan politik global ini diprediksi akan berlanjut, berpotensi mengubah poros kekuatan ekonomi global.

Dinamika ekonomi yang baru ini menciptakan tantangan baru, dan Indonesia harus bijak dalam mengambil posisi di tengah perubahan cepat ini. Terutama karena Indonesia tengah berupaya naik kelas dari negara berpendapatan menengah menjadi berpendapatan tinggi. Kesalahan dalam pengambilan posisi dapat menyulitkan pencapaian tujuan tersebut. Meskipun demikian, Indonesia masih dianggap dalam kondisi aman di tengah ketidakpastian ekonomi global. Kebijakan luar negeri yang netral dan upaya hilirisasi sumber daya alam memberikan Indonesia posisi yang menguntungkan dalam tren rantai pasok global yang semakin terpecah.

“Dalam menghadapi kondisi dunia yang terfragmentasi, Indonesia memiliki peran yang krusial. Kami berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan memperkuat institusi, sehingga dapat tetap menjadi pemain utama di panggung ekonomi global," kata Menteri Sri Mulyani.

AIFED 2023 menjadi forum inspiratif di mana pemikiran terkini dan solusi konkret dibagikan, membawa harapan bahwa kolaborasi lintas batas dapat menjadi kunci untuk mengatasi kompleksitas tantangan ekonomi global yang semakin membesar.


Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini