Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Denpasar > Artikel
Tradisi Ngelawang di Bali
Heni Kholifatul Ulum
Senin, 27 Desember 2021   |   6825 kali

Mempelajari budaya Indonesia seperti tidak ada habisnya. Setiap daerah memiliki bahasa dan budaya unik yang barangkali tidak ditemukan di daerah lain. Salah satu daerah yang kaya akan budaya yaitu Bali, mulai dari kuliner nusantara, kerajinan tangan, tarian, dan tradisi adat istiadat. Sebagai pulau dengan mayoritas penduduk adalah pemeluk agama Hindu, terdapat suatu tradisi yang disebut dengan tradisi Ngelawang.

Ngelawang berasal dari kata lawang yang artinya pintu. Ngelawang merupakan tradisi yang ditujukan untuk menolak bala atau petaka. Ritual ngelawang dilakukan dengan berkeliling banjar atau desa sembari menarikan tarian barong Bangkung. Konon Ngelawang muncul untuk mengembalikan ketenangan dan kedamaian di bumi karena adanya gonjang-ganjing dunia, musibah, dan bencana.  Tarian, iringan musik, dalang, dan sebagainya diharapkan dapat menjadi penghibur bagi manusia sehingga manusia Kembali tenang dan damai.

Ngelawang dan Barong Bangkung merupakan tarian sakral sehingga pelaksanaannya hanya setiap enam bulan sekali diantara Hari Raya Galungan dan Kuningan. Sebagaimana diketahui bahwa Hari Raya Galungan bertujuan untuk merayakan kemenangan kebaikan melawan kejahatan sehingga tradisi Ngelawang memiliki tujuan dan esensi yang selaras dengan Hari Raya Galungan. Selain itu Ngelawang juga dilakukan pada hari-hari tertentu yang dianggap perlu untuk mengusir wabah di suatu tempat. Salah satu contohnya yaitu Ngelawang dilakukan di tengah kondisi pandemi Covid-19 dengan harapan virus tersebut segera hilang dan kehidupan manusia dapat kembali seperti sediakala. Tentunya Ngelawang dilaksanakan dengan protokol kesehatan untuk mencegah penularan virus.

Ngelawang umumnya dilakukan oleh sekelompok anak-anak dan remaja terdiri dari 8 hingga 15 orang, dua diantaranya berperan sebagai penari dengan seperangkat pakaian barong lengkap dan selebihnya berperan sebagai penabuh gamelan. Pada setiap rute yang dilewati, para penonton yang menyaksikan dan menikmati tarian ini akan memberikan sedekah (punia) seikhlasnya sebagai imbalan dan rasa terima kasih. Meskipun Ngelawang merupakan tarian sarat nilai religi, tradisi ini dapat pula dinikmati oleh wisatawan terutama di wilayah Kuta dan Ubud sebagai pertunjukan seni yang unik, menghibur, dan menyenangkan. 



Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini