Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Emas : Investasi atau Tabungan
Kunarso
Kamis, 10 November 2022   |   10981 kali

Emas adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au dan nomor atom 79. Sebuah logam transisi yang lembek, mengkilap, kuning, berat, malleable dan ductile. Emas merupakan salah satu komoditas berharga yang ada di dunia. Saking berharganya, barang yang satu ini pun ikut diperdagangkan di seluruh dunia. Emas menjadi logam mulia yang banyak digandrungi, baik untuk mata uang hingga perhiasan.

Emas sudah menjadi simbol kekayaan dan kemewahan di hampir setiap generasi manusia. Meski tak diketahui jelas kapan pertama kali umat manusia menemukan emas, namun emas dipercaya sudah eksis ribuan tahun lamanya.

Seiring dengan berkembangnya jaman, emas kemudian menjadi sebuah aset dan tidak hanya menjadi sebagai perhiasan saja. Dengan ditemukannya penemuan modern dalam penambangan emas, hal tersebut juga menjadikan emas sebuah bahan tambang yang dapat dijadikan nilai tukar sebuah negara.

Belakangan banyak muncul perusahaan yang bergerak di bidang jual beli emas dengan gencar mengkampanyekan investasi emas. Benarkah emas dapat digunakan sebagai alat investasi?

Investasi adalah suatu kegiatan menanamkan modal, baik langsung maupun tidak, dengan harapan pada waktu nanti pemilik modal mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia investasi berarti penanaman uang atau modal pada suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Secara umum investasi dapat diartikan sebagai meluangkan atau memanfaatkan waktu, uang atau tenaga demi keuntungan/manfaat pada masa datang.

Berdasarkan definisi tersebut maka setiap orang yang membeli emas dengan tujuan investasi akan mengharapkan keuntungan di masa depan dengan kepemilikan emas tersebut. Benarkah kepemilikan emas akan menghasilkan keuntungan di masa depan.

Kalau kita memperhatikan jenis-jenis investasi, maka kita akan menemukan setiap investasi akan memiliki jenis keuntungan yang berbeda. Misalnya investasi deposito dan obligasi akan menghasilkan bunga,  investasi saham akan menghasilkan dividend dan capital gain dan investasi property akan menghasilkan uang sewa. Namun apabila kita berinvestasi dengan emas tidak ada yang terjadi dengan emas yang kita beli. Tidak akan terjadi peningkatan kepemilikan emas kita dengan berlalunya waktu. Dalam jangka pendek kita justru akan mengalami kerugian karena adanya spread harga jual dan harga beli yang cukup tinggi. Merujuk dari Laman Logam Mulia dalam kurun waktu tahun 2020 s.d 2021 spread harga emas berfluktuasi dari Rp. 89.000,00 sampai dengan yang tertinggi Rp. 141.000,00 pergram atau sekitar 9 s.d 15 persen dari harga jual. Pemilik emas mungkin berharap terjadinya kenaikan harga emas dalam jangka panjang sehingga dapat menutup kerugian dari spread tersebut dan memperoleh keuntungan secara nominal.

Dalam sejarahnya harga emas walaupun berfluktuasi namun secara konsisten memang cenderung naik secara nominal. Namun demikian dari berbagai penelitian sederhana, secara riil harga emas cenderung stabil selama ratusan tahun. Oleh karena itu penyebutan investasi emas rasanya adalah suatu yang salah kaprah dan cenderung hanya merupakan gimmic pemasaran produk yang berkaitan dengan emas, seperti gadai emas, cicil emas dan tabung emas.

Beberapa tahun lalu saat harga emas mengalami kenaikan tajam pihak perbankan menawarkan kredit untuk “berinvestasi” emas dengan harapan kenaikan harganya dapat menutupi bunga kredit. Namun beberapa kasus menunjukkan bahwa orang yang “berinvestasi” emas dengan kredit cenderung mengalami kerugian. Investasi emas ini hanya dijadikan gimmic untuk pemasaran kredit

Oleh karena itu, dengan harganya yang stabil emas lebih tepat berfungsi sebagai tabungan dari pada investasi. Tabungan dalam bentuk emas akan memberikan keamanan karena sifatnya yang dapat melawan inflasi. Mari bijak dalam berivestasi.

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini