Emas adalah
unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki simbol Au dan nomor atom 79.
Sebuah logam transisi yang lembek, mengkilap, kuning, berat, malleable dan ductile. Emas merupakan salah satu komoditas berharga yang ada di
dunia. Saking berharganya, barang yang satu ini pun ikut diperdagangkan di
seluruh dunia. Emas menjadi logam mulia yang banyak digandrungi, baik untuk
mata uang hingga perhiasan.
Emas sudah menjadi simbol kekayaan dan kemewahan
di hampir setiap generasi manusia. Meski tak diketahui jelas kapan pertama kali
umat manusia menemukan emas, namun emas dipercaya sudah eksis ribuan tahun
lamanya.
Seiring dengan berkembangnya jaman, emas kemudian menjadi
sebuah aset dan tidak hanya menjadi sebagai perhiasan saja. Dengan ditemukannya
penemuan modern dalam penambangan emas, hal tersebut juga menjadikan emas
sebuah bahan tambang yang dapat dijadikan nilai tukar sebuah negara.
Belakangan banyak muncul perusahaan yang bergerak di bidang
jual beli emas dengan gencar mengkampanyekan investasi emas. Benarkah emas
dapat digunakan sebagai alat investasi?
Investasi adalah suatu kegiatan
menanamkan modal, baik
langsung maupun tidak, dengan harapan pada waktu nanti pemilik modal
mendapatkan sejumlah keuntungan dari hasil penanaman modal tersebut. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia investasi
berarti penanaman uang atau modal pada suatu perusahaan atau
proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Secara umum investasi dapat
diartikan sebagai meluangkan atau memanfaatkan waktu, uang atau tenaga demi
keuntungan/manfaat pada masa datang.
Berdasarkan
definisi tersebut maka setiap orang yang membeli emas dengan tujuan investasi
akan mengharapkan keuntungan di masa depan dengan kepemilikan emas tersebut.
Benarkah kepemilikan emas akan menghasilkan keuntungan di masa depan.
Kalau kita
memperhatikan jenis-jenis investasi, maka kita akan menemukan setiap investasi
akan memiliki jenis keuntungan yang berbeda. Misalnya investasi deposito dan
obligasi akan menghasilkan bunga, investasi saham akan
menghasilkan dividend dan capital gain dan investasi property akan menghasilkan
uang sewa. Namun apabila kita berinvestasi dengan emas tidak ada yang terjadi
dengan emas yang kita beli. Tidak akan terjadi peningkatan kepemilikan emas
kita dengan berlalunya waktu. Dalam jangka pendek kita justru akan mengalami
kerugian karena adanya spread harga
jual dan harga beli yang cukup tinggi. Merujuk dari Laman Logam Mulia dalam
kurun waktu tahun 2020 s.d 2021 spread
harga emas berfluktuasi dari Rp. 89.000,00 sampai dengan yang tertinggi Rp.
141.000,00 pergram atau sekitar 9 s.d 15 persen dari harga jual. Pemilik emas
mungkin berharap terjadinya kenaikan harga emas dalam jangka panjang sehingga
dapat menutup kerugian dari spread
tersebut dan memperoleh keuntungan secara nominal.
Dalam sejarahnya harga emas walaupun berfluktuasi namun
secara konsisten memang cenderung naik secara nominal. Namun demikian dari
berbagai penelitian sederhana, secara riil harga emas cenderung stabil selama
ratusan tahun. Oleh karena itu penyebutan investasi emas rasanya adalah suatu
yang salah kaprah dan cenderung hanya merupakan gimmic pemasaran produk yang berkaitan dengan emas, seperti gadai
emas, cicil emas dan tabung emas.
Beberapa tahun lalu saat harga emas mengalami kenaikan tajam pihak
perbankan menawarkan kredit untuk “berinvestasi” emas dengan harapan kenaikan
harganya dapat menutupi bunga kredit. Namun beberapa kasus menunjukkan bahwa
orang yang “berinvestasi” emas dengan kredit cenderung mengalami kerugian.
Investasi emas ini hanya dijadikan gimmic
untuk pemasaran kredit
Oleh karena itu, dengan harganya yang stabil emas lebih tepat
berfungsi sebagai tabungan dari pada investasi. Tabungan dalam bentuk emas akan
memberikan keamanan karena sifatnya yang dapat melawan inflasi. Mari bijak
dalam berivestasi.