Bogor - Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang (KPKNL) Bogor menggelar acara buka puasa bersama sekaligus memberikan santunan
anak yatim/dhuafa pada Kamis (31/5) yang bertepatan dengan puasa hari ke 15
bulan Ramadhan 1439 H. Acara yang digelar di Aula KPKNL Bogor ini dihadiri oleh
seluruh pegawai KPKNL Bogor dan perwakilan dari Kanwil DJKN Jawa Barat serta
mengundang anak yatim/dhuafa di lingkungan sekitar KPKNL Bogor.
Acara dengan tema “Ramadhan Mendidik Manusia untuk Lebih
Takwa, Pandai Bersyukur, dan Menjadikan Insan yang Jujur” dimulai pada pukul
16.30 WIB dengan didahului dengan pemberian santunan kepada 27 anak
yatim/dhuafa yang berasal dari lingkungan sekitar KPKNL Bogor. Sejalan dengan
tema acara, pemberian santunan ini merupakan
wujud rasa syukur serta kepedulian dari para pegawai KPKNL Bogor untuk
berbagi kebahagiaan dengan mereka yang membutuhkan. Di samping itu, menginfakkan sebagian dari rejeki
merupakan salah satu sarana bagi para pegawai KPKNL Bogor agar memenuhi
kreteria salah satu tanda dari orang-orang yang benar-benar beriman, sesuai
ayat pada surat Al Anfaal sebagaimana yang dibacakan oleh Dede Suganda pada
pembukaan acara buka bersama yaitu Surah Al Anfaal ayat 1-6.
Mengawali sambutannya, Kepala KPKNL Bogor Selo Tarnando
Sumosutargio menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan buka puasa
bersama sekaligus santunan anak yatim/dhuafa ini. Pria berkacamata yang akrab
dipanggil Selo ini berharap agar kegiatan yang positif ini dapat terus
dilakukan pada masa mendatang. Selain itu, Selo juga menyampaikan bahwa acara
ini merupakan ajang silaturahim para pegawai KPKNL Bogor yang dalam
kesehariannya belum tentu dapat bertatap muka karena masing-masing disibukkan
dengan pekerjaannya, terlebih dengan adanya kegiatan Revaluasi Aset Barang
Milik Negara (BMN) tahun 2018 yang harus segera diselesaikan.
Bertindak sebagi penceramah adalah ustadz KH. Faisal M. Ali
Nurdin, Pengasuh Pondok Pesantren (Islamic Boarding School) Nurul Ilmi Bogor.
Dalam tausiyahnya yang singkat Ustadz Ali menyampaikan bahwa puasa mendidik
manusia untuk lebih bertakwa, sebagaimana QS. Al Baqarah ayat 183 yang artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” Taqwa yang
dimaksud tidak saja saat berpuasa ramadhan, namun sampai selesai bulan Ramadhan
dan bahkan hingga datang bulan-bulan ramadhan berikutnya.
Lebih lanjut, Ustadz Ali menyampaikan bahwa secara garis besar, hasil akhir dari ibadah
puasa Ramadhan dan ibadah-ibadah lain yang dilakukan antara lain menghasilkan tazkiyatun
nafs dan tegaknya keadilan dalam kehidupan sehari-hari. “Tazkiyatun Nafs adalah
bagaimana ibadah puasa, sholat, umroh dan ibadah mahdhah (ibadah yang telah
ditentukan syarat dan rukunnya-red) lainnya yang kita lakukan dapat
membersihkan jiwa kita dari penyakit hati. Tegaknya keadilan dalam kehidupan
sehari-hari yaitu bagaimana kita bisa bersikap adil (tidak dzalim) terhadap
diri sendiri, orang lain, masyarakat, termasuk bersikap adil di lingkungan
kerja,” terangnya.
Sesaat menjelang adzan maghrib berkumandang, tausiyah
ditutup dengan do’a bersama yang dipimpin oleh Ustadz Ali dilanjutkan dengan
buka puasa bersama dan shalat maghrib berjamaah. (Teks/Foto: Sodi/Bowo, Seksi
HI KPKNL Bogor)