Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Bogor > Artikel
Memaksimalkan Gawai dengan Fotografi
Egi Indra Wilantika A.md.
Senin, 31 Juli 2023   |   179 kali

Perkembangan gawai semakin meningkat seiring dengan perkembangan jaman. Tidak hanya semakin memudahkan dalam segala kebutuhan, namun setiap gawai memiliki perangkat yang lengkap. Kamera sebagai salah satu fitur dari gawai menjadi wajib dimiliki semua gawai. Dengan teknologi saat ini, kemampuan kamera gawai dalam menangkap cahaya atau gambar sangat baik. Kini, gawai menjadi populer sebagai alat fotografi terutama untuk beberapa tahun terakhir. Selain kualitas gambar yang semakin baik, gawai juga jauh lebih praktis untuk digunakan sebagai alat fotografi dibandingkan dengan menggunakan kamera digital pada umumnya. Namun pengguna gawai sering mengoperasikan kamera gawai hanya untuk sekadar mengambil gambar saja ketika sedang menggunakannya, tanpa memperhatikan estetika dari gambar yang mereka ambil. Dibandingkan dengan kamera digital pada umumnya, kamera gawai memang masih memiliki kekurangan pada fiturnya. Akan tetapi bila gawai digunakan dengan teknik pengambilan gambar yang benar, maka gambar yang dihasilkan jauh lebih baik

 

Fotografi merupakan seni dan proses penghasilan gambar melalui cahaya pada film atau permukaan yang dipekakan. Dalam hal ini, tampak adanya persamaan antara fotografi dan seni lukis. Perbedaannya terletak pada media yang digunakan oleh kedua teknik tersebut. Seni lukis menggunakan kuas, cat dan kanvas, sedangkan fotografi menggunakan cahaya (melalui kamera) untuk menghasilkan suatu karya. Tanpa adanya cahaya, karya seni fotografi tidak akan tercipta. Dibutuhkan beberapa kondisi dalam menghasilkan sebuah foto atau gambar yang baik. Foto yang baik adalah foto yang memiliki kondisi pencahayaan yang tepat, yaitu tidak terlalu gelap (under exposure) ataupun tidak terlalu terang (over exposure). Selain itu, dibutuhkan pula komposisi yang baik dalam penempatan objek foto pada gambar.

 

Dalam dunia fotografi, pencahayaan diidentikan dengan The Exposure Triangle atau Segitiga Exposure, merupakan istilah yang merujuk pada 3 elemen dasar pada Exposure, yaitu aperture, shutter speed dan ISO. Ketiga elemen ini saling berkaitan dalam proses masuknya paparan cahaya/sinar ke dalam kamera, sebelum mencapai sensor gambar (proses ini disebut Exposure).

 

Aperture merupakan bukaan diafragma pada sensor kamera. Semakin diafragma terbuka lebar, maka akan semakin banyak cahaya yang masuk sehingga mampu menghasilkan gambar dengan pencahayaan yang cukup. Shutter speed adalah lama waktu shutter di depan sensor gambar terbuka. Ketika shutter terbuka, sensor gambar terpapar ke cahaya, dari paparan itulah gambar tercipta. Sedangkan ISO diartikan sebagai suatu ukuran yang menentukan tingkat sensitivitas cahaya dalam sensor kamera. Dimana, saat mengaturnya dengan tingkatan tinggi, maka sensor juga akan lebih sensitif terhadap cahaya yang masuk.

 

Komposisi dalam fotografi adalah penataan elemen-elemen yang terdapat di dalam gambar, seperti bentuk, garis hingga warna. Dalam dunia fotografi, komposisi yang harus diperhatikan adalah visual impact atau kemampuan gambar dalam menyampaikan perasaan kepada orang yang melihat gambar tersebut, membuat gambar menjadi memiliki cerita sehingga bisa dimaknai dengan baik oleh yang melihat hasil gambar tersebut.

beberapa komposisi dasar yang biasa digunakan dalam fotografi adalah Symmetrical, Rule of Thirds, Left to Right Rule, Frame in Frame, dan Rule of Space.

 

Dasar-dasar fotografi di atas tentu dapat diaplikasikan pada penggunaan kamera gawai, dengan begitu hasil foto dari kamera gawai menjadi lebih baik. Dan tentunya akan sangat disayangkan apabila kita memiliki gawai namun fitur yang canggih seperti kamera tidak dapat dimaksimalkan untuk menghasilkan gambar yang baik, atau bahkan kamera gawai kita jarang dipergunakan. Maka perbanyaklah memotret menggunakan gawai kita, karena sesungguhnya kita telah mengeluarkan dana yang tidak sedikit untuk membeli gawai tersebut.

 

Penulis: Egi Indra Wilantika (KPKNL Bogor)

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini