Membaca buku tidak menjadi sebuah kenikmatan
bagi semua orang. Namun, yang telah jatuh cinta dengan buku, membacanya seperti
berjalan ke dunia lain tanpa harus berjalan. Mengutip Anna Quindlen, dia
menganalogikan buku sebagai pesawat, kereta, dan jalanan, buku merupakan destinasi
dan sebuah perjalanan, bahkan buku sebagai tujuan berkembali setelah berkelana,
sebuah rumah. Sedalam itu buku dapat memberikan dampak bagi pembacanya.
Mengingat kehadiran buku begitu powerful, pada zaman dahulu kala upaya
pembakaran buku dilakukan untuk menghilangkan jejak eksistensi sebuah buku. Di
antara yang pernah tercatat di sejarah, upaya pembakaran terhadap buka dimulai
di tahun 221 BCE (Sebelum Era Umum), atas perintah Kaisar Pertama Dinasti Qin
sebagai bentuk menghapus sejara sisa dinasti lama. Di era Julius Caesar,
pembakaran terhadap perpusatakaan Alexandria oleh pasukan Roman juga dilakukan
dengan motif yang kurang lebih sama.
Tercatat juga pada sejarah di abad masehi sekitar tahun 1497, berlokasi
di Itali, upaya pembakaran atas terhadap barang-barang yang penuh dosa,
termasuk buku, atas instruksi Savonarola selaku pemimpin Florence, yang dikenal
dengan bonfire of vanities. Dengan motif yang berbeda, partai Sosialis
Nasionalis Nazi di tahun 1930-an melakukan kampanye besar-besaran untuk
seremoni pembakaran masal buku anti-fasis dan literatur pemahaman sosialisme di
seluruh Jerman dan Austria.
Fakta bahwa pembakaran buku dilakukan tidak
bisa dihapus jejaknya dari sejarah, namun ini menunjukkan begitu kuatnya dampak
dari sebuah buku. Dari sejarah, bisa dinilai bahwa buku bisa dianggap sebuah
tantangan juga ancaman untuk beberapa pihak. Dampak inilah yang tentu perlu
dimitigasi oleh penggiat literasi. Mempertimbangkan adanya dampak yang perlu
dimitigasi, rasanya diperlukan kecermatan dalam memilih bacaan atau buku yang
sesuai.
Penulis memiliki beberapa tips, yang dirangkum
dari berbagai sumber, memilih buku yang baik untuk dibaca sebagai berikut:
1. Identifikasi tujuan yang diharapkan
dalam membaca buku.
Tentu
kalau sedang butuh penghiburan, membaca novel ringan yang menghibur amat
menyenangkan di kala senggang. Namun jika ingin belajar mengenai sesuatu, buku
dengan genre non fiksi pilihan yang pas, tentunya disesuaikan dengan topik yang
ingin diketahui.
2. Pilihlah buku tentang topik yang
memang menarik hati.
Bagi
beberapa orang tidak mudah menyelesaikan bacaan yang tidak diminati, bahkan
mencerna isinya saja sulit. Percayalah, menghabiskan waktu dan menyelesaikan
buku yang disenangi, melepaskan hormon endorphin yang membuat hati lebih
bahagia.
3. Susun daftar bacaan yang kamu minati.
Setelah
mampir ke toko buku, googling, atau blog
walking, amat mungkin menemukan
referensi bacaan yang tidak sempet dibeli atau diunduh. Untuk memastikan bahwa
buku dimaksud merupakan pilihan hati, maka mencatatkannya sebagai pengingat
bahwa buku tersebut “worth to read”
di saat waktu yang tepat adalah upaya yang baik sehingga tidak kehilangan ide
bacaan atau buku bagus.
4. Jadikan reviu buku yang tersedia sebagai
referensi untuk memilih buku.
Sebagian
besar reviu buku memberikan informasi mengenai summary dari isi buku yang juga
mencantum deskripsi yang relevan atas substansi dari bacaan, sehingga ini tentunya
memudahkan untuk proses pemilahan dan pemilihan buku mana yang bagus untuk
dibaca. Pilihan mengakses website seperti goodreads
bisa jadi rujukan untuk memilih bacaan reviu buku.
5. Membaca buku dari pengarang
favoritmu.
Kalau
sudah memiliki pengarang favorit, tentu tidak payah menentukan buku berikutnya
yang patut dibaca. Tentunya menambah buku bacaan baru dari pengarang lainnya
yang difavoritkan oleh kawan atau berdasarkan reviu buku yang ada tentu jauh
lebih baik sehingga potensi variasi pengarang favorit bacaan bertambah.
6. Mintalah rekomendasi untuk bacaan
atau buku yang bagus.
Hal
ini bisa dilakukan melalui komunitas atau website. Rekomendasi mungkin tidak
bisa langsung diperoleh, butuh kesabaran apalagi jika komunitasnya cenderung
tidak aktif. Tapi meminta rekomendasi kepada kerabat yang hobi membaca buku
tentu tidak ada salahnya juga.
7. Memilih buku setelah membaca bab
pertama dari sebuah buku.
Bagian
pertama dari sebuah buku memberikan dampak luar biasa dari pembacanya. Membaca
bab awal memungkinkan pembaca untuk mengetahui apakah buku ini mudah untuk
dicerna, apakah bahasa yang digunakan kaya kosa kata, dan apakah buku tersebut
sesuai dengan harapan pembacanya.
Yang paling penting dari semua hal di atas tentunya,
jangan pernah menjadikan kegiatan membaca sebagai sebuah beban. Karena
sesungguhnya membaca memberikan kebahagiaan dan seperti kata Stephen King, buku
menawarkan sensasi keajaiban. Jadi, selamat memilih!
Penulis : Wifda Indriani (Kepala Seksi PKN
KPKNL Bogor)