Minggu (07/05) - KPKNL Bima, bersama KPP Pratama Raba Bima dan KPPN
Bima yang tergabung dalam Forum Kemenkeu Satu Bima, mengikut Pawai Rimpu
Mantika "Heritage of Bima" yang diselenggarakan di Kota Bima.
Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 50 ribu warga dengan menggunakan sarung
nggoli milik masing-masing untuk digunakan sebagai rimpu.
Rimpu merupakan cara berbusana masyarakat Bima-Dompu yang
menggunakan sarung khas Bima-Dompu. Rimpu merupakan rangkaian pakaian yang
menggunakan dua lembar (dua ndo`o) sarung, kedua sarung tersebut untuk bagian
bawah dan bagian atas. Rimpu ini adalah pakaian yang diperuntukkan bagi kaum
perempuan, sedangkan kaum lelakinya tidak memakai rimpu melainkan menggunakan
”Katente Tembe” (menggulungkan sarung di pinggang).
Pawai Rimpu kali ini diadakan dalam rangka memperingati HUT Kota
Bima yang ke 21 serta mempertahankan warisan budaya Bima ditengah perkembangan
zaman yang semakin modern. Terlihat masyarakat antusias bergabung dalam barisan
saat melaksanakan pawai. Kegiatan dimulai pukul 07.00 WITA dengan berjalan kaki
dari dua titik start yaitu dari Masjid Baitul Hamid Kelurahan Penaraga dan dari
Lapangan Manggemaci menuju Kantor Walikota Bima. Sesampainya di Kantor Walikota
Bima, masyarakat akan disuguhkan dengan meriahnya Bazar UMKM yang terdapat di
halaman Kantor Walikota Bima.
Rombongan yang pertama tiba di Kantor Wali Kota Bima yakni rombongan
Wali Kota Bima H. Muhammad Lutfi beserta istri yang juga Ketua Dekranasda Kota
Bima, Hj Eliya H. Muhammad Lutfi datang dari arah barat (Paruga Na’e).
Sementara dari arah Timur (Masjid Baitul Hamid Penaraga) dibuka oleh rombongan
Wakil Wali Kota Bima Feri Sofiyan, SH beserta istri yang juga Ketua GOW Kota
Bima Jumriah Feri Sofiyan.
"Pawai rimpu ini bertujuan untuk menggerakkan perekonomian
masyarakat dibawah, Pawai Rimpu ini hanya ada di Kota Bima, tidak ada di daerah
lain. Ini murni hajatan kita, beda dengan gelaran MotoGP di Mandalika itu ada
perhatian pusat, kalau Pawai Rimpu murni Pesta Rakyat Bima," ungkap H.
Muhammad Lutfi. Besar harapan beliau acara ini dapat terus dilaksanakan sebagai
bukti bahwa Budaya Rimpu Bima menjadi salah satu ikon budaya Indonesia yang
harus tetap dijaga dan dilestarikan, bukan oleh orang lain tapi oleh seluruh
warga Suku Mbojo.