Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
KPKNL Biak
Informasi Publik

Siaran Pers 2022-Kinerja Baik APBN Masih Terjaga Dengan Kuatnya Pertumbuhan Penerimaan & Akselerasi Belanja Serta Pembiayaan Yang Terkendali

ARI MA'RUF FARUQI   |   Selasa, 29 November 2022   |   2022-11-29 14:28:00   |   0 kali

Jakarta, 24 November 2022 – Pandemi Covid-19 global terkendali namun kasus harian domestikkembali meningkat. Peningkatan kasus domestik perlu diantisipasi dengan akselerasi programvaksinasi/boosters, di mana hingga 22 November 2022 tercatat vaksin telah diberikan kepada 205,3 jutaorang (75,9 persen) untuk dosis 1, 172,8 juta orang (63,8 persen) dosis 2, dan 66,9 juta orang (24,8 persen)untuk vaksin boosters. Kemudian, outlook ekonomi global melemah, terkonfirmasi dengan indikatormanufaktur PMI global bulan Oktober (49,4) yang kontraktif dan menurun (PMI September 49,8). Hargakomoditas global masih tinggi dan cenderung volatile. Pelemahan demand mulai memengaruhi harga energi,sementara beberapa komoditas pangan mulai menunjukkan tendensi kenaikan kembali. Sementara itu,tekanan inflasi di banyak negara maju masih tinggi, sehingga kenaikan suku bunga acuan masih dilakukandi banyak negara.

“Pada sisi pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi di Indonesia yaitu 5 persen berturut-turut selama 4kuartal. Kuartal terakhir tahun lalu juga tumbuh di atas 5 persen, maka perekonomian Indonesia sudah 6,6persen di atas pre-pandemic level yaitu tahun 2019. Ini termasuk pemulihan yang relatif kuat dan cepat,dibandingkan banyak negara lain yang bahkan banyak atau beberapa yang masih belum, termasuk Inggrisvery very late, sampai hari ini mereka hampir belum pulih pada level pre-pandemic level. Negara emergingbiasanya bisa tumbuh lebih cepat. Tapi di sini, Thailand dan Jepang masih di bawah dari pre-pandemic level,”jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers APBN KiTa Bulan November secaradaring.

Di tengah pelemahan tersebut, pemulihan ekonomi Indonesia merupakan salah satu yang palingkuat di antara negara G-20 dan ASEAN-6. Pertumbuhan ekonomi kuartal III 5,72 persen (yoy), lebih tinggidari ekspektasi. Sejalan dengan hal tersebut, ekonomi Indonesia di tahun 2022 diperkirakan masih akantumbuh lebih baik. Demikian pula sebagaimana yang diproyeksikan oleh lembaga internasional terkemukaseperti ADB (5,4 persen), IMF (5,3 persen), Bloomberg (5,2 persen), Bank Dunia (5,1 persen), dan yangterbaru OECD (5,3 persen). Di tengah beragam tantangan, kinerja APBN hingga Oktober 2022 tetap positifdan terkendali, ditopang pendapatan yang sangat baik. Sementara itu, belanja negara tumbuh, namun perlutetap terus diakselerasi. Pengelolaan fiskal yang inklusif dan pruden di tengah kondisi kenaikan suku bungadan pelemahan nilai tukar, mendorong penurunan kebutuhan pembiayaan. Secara keseluruhan, APBN 2022berkinerja baik, namun berbagai ketidakpastian dan risiko akibat tekanan global harus diwaspadai dandimitigasi. Demikian disampaikan dalam publikasi APBN Kita edisi November 2022.


Kinerja Ekonomi Indonesia Masih Tumbuh Kuat

Pemulihan ekonomi Indonesia diperkirakan tetap kuat di tengah pelemahan prospek ekonomiglobal. Dari sisi eksternal, tren surplus neraca perdagangan terus berlanjut hingga memasuki bulan ke-30,yaitu pada bulan Oktober surplus sebesar USD5,67 miliar. Ekspor dan impor bulan Oktober 2022 tumbuhpositif didukung naiknya ekspor migas dan non migas, di mana ekspor tumbuh 12,30 persen (yoy) dan importumbuh 17,44 persen (yoy) dari tahun sebelumnya namun mengalami penurunan 3,40 persen (mtm)dibandingkan bulan September 2022.

Prospek pertumbuhan jangka pendek masih cukup kuat, terefleksi baik pada sisi konsumsi maupunproduksi. Indeks penjualan ritel masih cukup kuat turut menopang pemulihan ekonomi, yaitu sebesar 4,5persen (yoy) pada bulan Oktober. Indeks Keyakinan Konsumen bulan Oktober semakin meningkat sejalandengan optimisme pemulihan ekonomi Indonesia, yaitu 120,3 per 22 Oktober 2022, serta belanja masyarakatdilihat dari Mandiri Spending Index masih terus terjaga di angka 126,6 per 23 Oktober 2022. Sementara darisisi produksi dan investasi, PMI Manufaktur Indonesia terus ekspansi selama 14 bulan berturut-turut, meski menurun di bulan Oktober mencapai 51,8. Selanjutnya, konsumsi listrik bulan Oktober tumbuh masih tinggiterutama untuk kegiatan bisnis dan industri yaitu12,5 persen (yoy) dan 5,7 persen (yoy). Selanjutnya,kapasitas produksi untuk manufaktur dan pertambangan terus meningkat, mendekati level sebelum pandemi.

Sementara itu, arus keluar di Pasar Obligasi Emerging Market dan Development Market masihberlanjut. Pasar keuangan domestik ikut terdampak dan mempengaruhi cost of fund. Menurunnya inflasi ASpada Oktober 2022 ke level 7,7 persen turut memberi sinyal perlambatan kenaikan FFR yang mendorongasing masuk ke pasar obligasi negara EM termasuk Indonesia pada November 2022. Seiring perbaikankondisi, pasar obligasi Indonesia di November mencatat inflow Rp10,66 triliun (mtd), sementara padaOktober terjadi outflow Rp17,03 triliun (mtd). Selain itu, dari segi kepemilikan, SBN masih didominasi olehperbankan dan BI, sementara porsi kepemilikan asing turun secara bertahap sejak akhir 2019 (38,57 persen)ke angka 14,06 persen per 22 November 2022. Kinerja pasar SBN domestik masih resilien didukung likuiditasdomestik yang cukup ample dan mendorong penyempitan spread LCY. Meski demikian, pengetatankebijakan moneter tetap perlu diwaspadai.


Peran APBN sebagai Shock Absorber

Kinerja baik APBN berlanjut hingga Oktober 2022. APBN hadir di masyarakat, melalui belanjanegara dan pembiayaan investasi yang terakselerasi. Realisasi belanja negara per Oktober sebesarRp2.351,1 triliun (75,7 persen dari pagu target APBN sesuai Perpres 98/2022 (Pagu)) atau. tumbuh 14,2persen yoy. Melalui Belanja Negara, APBN sebagai shock absorber melindungi masyarakat, mendukungsektor prioritas dan mendorong pemulihan ekonomi.

Kerja keras APBN melalui Belanja Negara didukung oleh program pemulihan ekonomi danupaya untuk menjaga dampak adanya ketidakpastian. Realisasi Belanja K/L Rp754,1 triliun (79,7persen dari Pagu), utamanya dimanfaatkan untuk penyaluran berbagai bansos dan program PEN kemasyarakat, pengadaan peralatan/mesin, jalan, jaringan, irigasi, belanja pegawai termasuk THR dan Gaji ke13; dan kegiatan operasional K/L.

Sementara Belanja Non-KL mencapai Rp917,7 triliun (67,7 persen dari Pagu) utamanya didukungpenyaluran subsidi, kompensasi BBM dan listrik, dan pembayaran pensiun (termasuk THR dan Pensiun ke13) serta jaminan kesehatan ASN.

Peran APBN sebagai shock absorber di tengah peningkatan dampak risiko global jugaditunjukkan oleh penyaluran program perlindungan sosial tambahan, yaitu berupa Bantuan LangsungTunai BBM (BLT BBM), Bantuan Subsidi Upah (BSU), dan Dukungan APBD yang telah terealisasi sebesarRp15,6 triiliun per akhir Oktober. Bantuan tambahan tersebut melengkapi program perlinsos yang sudah adasebelumnya seperti Program Keluarga Harapan (PKH), kartu sembako, BLT Minyak Goreng, Bantuan TunaiPKL WN, Subsidi Bunga KUR, dan BLT Desa. Pemberian bantuan tambahan tersebut ditujukan untukmemberi manfaat lebih besar dan efektif bagi masyarakat bawah, serta agar dampak peningkatan risikoglobal tidak dirasakan terlalu dalam. 

Sementara itu, realisasi Transfer ke Daerah (TKD) sampai dengan 31 Oktober 2022 mencapaiRp679,2 triliun atau 84,4 persen dari Pagu, tumbuh sebesar 5,7 persen (yoy). Kinerja penyaluran TKDdipengaruhi kondisi sebagai berikut: (i) penyaluran DBH reguler yang lebih tinggi dibandingkan periode yangsama tahun lalu; (ii) kepatuhan pemerintah daerah yang lebih baik dalam menyampaikan syarat salur; dan(iii) penyaluran DID tahap I sebesar 50 persen telah disalurkan seluruhnya, namun masih lebih kecil daritahun lalu karena pagu alokasi DID tidak sebesar tahun lalu.

Alokasi PC-PEN tahun 2022 terdiri dari penanganan kesehatan sebesar Rp122,54 triliun,perlindungan masyarakat sebesar Rp154,76 triliun, dan penguatan pemulihan ekonomi sebesar Rp178,32triliun. Realisasi PC-PEN hingga 18 November 2022 mencapai Rp280,7 triliun atau 61,6 persen dari totalalokasi sebesar Rp455,62 triliun, meliputi: a) Penanganan Kesehatan Rp48,6 triliun; b) Perlinmas Rp123,0triliun; dan c) Penguatan Pemulihan Ekonomi Rp109,0 triliun.

Selanjutnya, pembiayaan investasi terus didorong untuk mendukung pembangunan di sektorprioritas dan upaya pemulihan ekonomi. Realisasi pembiayaan investasi sampai dengan 31 Oktober 2022 mencapai Rp77,92 triliun, terutama pada pembiayaan investasi pada klaster infrastruktur mendukung belanjamodal K/L, khususnya dalam penyelesaian proyek strategis nasional dan pembiayaan sektor perumahan.


Pendapatan Negara Melanjutkan Kinerja yang Baik

Pertumbuhan pendapatan masih tinggi sebagai bukti pemulihan ekonomi yang terus terjaga,sokongan harga komoditas yang masih di level relatif tinggi, dan dampak berbagai kebijakan. HinggaOktober 2022, Pendapatan Negara tercapai sebesar Rp2.181,6 triliun atau 96,3 persen dari Pagu, tumbuh44,5 persen (yoy). Secara nominal, realisasi komponen Pendapatan Negara yang bersumber daripenerimaan Pajak mencapai Rp1.448,2 triliun, penerimaan Bea dan Cukai Rp256,3 triliun, serta PenerimaanNegara Bukan Pajak (PNBP) Rp476,5 triliun.

Kinerja penerimaan pajak masih tumbuh positif, konsisten sejak April 2021 sejalan denganpemulihan ekonomi. Realisasi penerimaan Pajak sampai dengan akhir Oktober 2022 tercapai sebesarRp1.448,2 triliun (97,5 persen dari Pagu) atau tumbuh 51,8 persen (yoy). Kinerja penerimaan pajak yangsangat baik pada hingga akhir triwulan ketiga tahun 2022 masih dipengaruhi oleh tren peningkatan hargakomoditas, pertumbuhan ekonomi yang ekspansif, basis rendah tahun 2021, serta implementasi UU HPPseperti penyesuaian tarif PPN, PPN PMSE, serta Pajak Fintech dan Kripto.

Penerimaan Kepabeanan dan Cukai terealisasi sebesar Rp256,3 triliun (85,7 persen dari Pagu)atau tumbuh 24,6 persen (yoy). Penerimaan Bea Cukai meliputi Bea Masuk, Bea Keluar dan Cukaimasih tumbuh double digit didukung kinerja positif seluruh komponen. Penerimaan Bea Masukmencapai Rp40,74 triliun atau tumbuh sebesar 32,12 persen (yoy), didorong tren perbaikan kinerja impornasional terutama Sektor Perdagangan dan Sektor Industri. Penerimaan Cukai tercapai sebesar Rp177,78triliun, atau tumbuh sebesar 19,45 persen dipengaruhi efektivitas kebijakan tarif dan pengawasan.Penerimaan Bea Keluar mencapai Rp37,83 triliun atau tumbuh sebesar 44,85 persen, dikontribusi olehekspor produk kelapa sawit karena tarif bea keluar yang tinggi awal tahun (Januari-Mei), perubahan tarif padabulan Juni dan flush out serta adanya peningkatan volume ekspor komoditas tembaga.

Kinerja PNBP sampai dengan akhir September 2022 mencapai Rp476,5 triliun (98,9 persen dariPagu). Jika dibandingkan dengan tahun lalu, realisasi PNBP tumbuh 36,4 persen (yoy) atau meningkatRp127,2 triliun dari tahun sebelumnya yang terutama didorong dari Pendapatan SDA, KND, dan PNBPLainnya. Realisasi PNBP SDA migas tumbuh 65,7 persen (yoy), terutama didorong kenaikan rata-rata ICPselama delapan bulan terakhir. Selanjutnya, realisasi PNBP SDA non-migas tumbuh 112,9 persen (yoy),terutama disebabkan kenaikan harga minerba. Selanjutnya, realisasi PNBP dari KND tumbuh 35,3 persen,terutama berasal dari kenaikan dividen BUMN Perbankan yang tumbuh 80,9 persen. Realisasi PNBP lainnyatumbuh 44,7 persen, didorong di antaranya dari Pendapatan Penjualan Hasil Tambang dan pendapatanDMO (Domestic Market Obligation) minyak mentah. Sementara itu, realisasi PNBP dari BLU terkontraksi26,3 persen akibat turunnya Pendapatan Pengelolaan Dana Perkebunan Kepala Sawit. 


Pembiayaan APBN Terjaga namun Tetap Merespon Dinamika Pasar Keuangan yang Volatile

Realisasi APBN sampai akhir Oktober 2022 mencatat defisit Rp169,5 triliun atau terkontraksi0,91 persen terhadap PDB dampak dari semakin optimalnya APBN sebagai shock absorber terhadaptekanan global dan domestik. Realisasi pembiayaan utang hingga 31 Oktober 2022 mencapai Rp506 triliunatau 53,6 persen dari target yang ditetapkan. Capaian ini jauh lebih rendah, atau turun 21,7 persen (yoy)dibandingkan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya. Di tahun 2022, Pemerintah melanjutkanimplementasi SKB I dan III, sekaligus sebagai tahun terakhir pelaksanaan SKB. Hingga 18 November 2022,SKB I (BI sebagai standby buyer) telah tercapai sebesar Rp46,9 triliun, sementara realisasi SKB III mencapaiRp95,4 triliun. Pembiayaan APBN tetap mengedepankan prinsip prudent, fleksibel, dan oportunistik di tengahkondisi pasar keuangan yang volatile. Indonesia masih tetap resilien didukung kinerja APBN yang baik danlangkah antisipatif pengadaan utang, antara lain: (i) penyesuaian atau penurunan target penerbitan utangtunai mempertimbangkan kondisi kas pemerintah; (ii) Optimalisasi SBN domestik melalui SKB III; (iii)penerbitan SBN Ritel sebagai upaya perluasan basis investor domestik; dan (iv) fleksibilitasPinjaman Program.

“Berbagai faktor, indikator yang tadi ditunjukkan, dari ekonomi maupun dari sisi APBN,menggambarkan underlying kegiatan ekonomi Indonesia yang pulih secara kuat dan cukup impresif, danmasih bertahan. Itu adalah hal yang menggambarkan optimisme dari kondisi ekonomi kita. Namun, kita tidakmemungkiri bahwa tren harus diwaspadai, karena memang guncangan global itu sudah mulai terjadi sejakawal tahun, dan ini berlangsung terus jadi sooner or later, cepat atau lambat kita mungkin juga akanmenghadapi juga,” ungkap Menkeu.

Prospek perekonomian global masih harus terus diwaspadai akibat eskalasi risiko global sepertilonjakan inflasi, pengetatan likuiditas dan kenaikan suku bunga, potensi krisis utang global serta potensistagflasi. Meski demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan masih cukup kuat, terutamadidorong oleh konsumsi rumah tangga yang lebih tinggi dari ekspektasi. Kinerja baik APBN hingga bulanOktober 2022 masih terjaga, tercermin dari masih kuatnya pertumbuhan Penerimaan serta akselerasiBelanja. Defisit mulai terjadi di bulan Oktober, dampak dari semakin optimalnya APBN sebagai shockabsorber terhadap tekanan global dan domestik.. Dengan dukungan kinerja APBN yang baik tersebut, defisitdapat ditekan sehingga pembiayaan utang juga dapat dikurangi. Namun demikian, potensi risiko tekananglobal tetap perlu diwaspadai serta dimitigasi untuk menjaga kredibilitas APBN untuk selalu hadir dimasyarakat dalam mengantisipasi serta memitigasi berbagai tekanan dan risiko.

“Oleh karena itu, APBN sebagai instrumen shock absorber harus diyakinkan kesehatannya. APBNsendiri ini, which is terlihat dari tadi penerimaan kita cukup baik, belanja kita tetap disiplin, kecuali yang untukshock absorber dan defisit kita yang jauh lebih. Tentu kita akan terus menjaga kewaspadaan ini dan kita tidakhanya berpikir untuk tahun 2022 tapi kita sudah one year ahead untuk 2023 yang menurut berbagai proyeksilembaga-lembaga internasional tahun depan diperkirakan jauh lebih berat. Ini yang membuat kita haruswaspada tidak untuk menakut-nakuti tapi memang kita harus melihat dan mendengar dan melihat tren ituuntuk bisa merumuskan langkah-langkah menjaga ekonomi kita yang sedang baik ini,” tegas Menkeu.

Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan RisikoKementerian Keuangan di Gedung Frans Seda, Jalan Dr. Wahidin Raya Nomor 1, Jakarta Pusat padatelepon (021) 3865330. Kementerian Keuangan menerbitkan publikasi APBN KiTa (Kinerja dan Fakta) edisiNovember 2022 yang memberikan informasi lebih detil mengenai realisasi pelaksanaan APBN hingga akhirbulan Oktober 2022. Publikasi ini memberikan paparan informasi terkini mengenai kinerja, fakta, dan dataAPBN serta hasil-hasil konkret APBN dari waktu ke waktu termasuk dampaknya terhadap perekonomian.

***

Rahayu Puspasari

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi

Kementerian Keuangan 

Kontak
Jl. Majapahit No. 1, Kel. Karang Mulia, Distrik Samofa, Kab. Biak Numfor, Prop. Papua
(0981) 26111
(0981) 26466
kpknlbiak@kemenkeu.go.id
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini