Tumbuhan merupakan salah satu keanekaragaman
hayati yang merupakan bukti dari kekuasaan Allah, sebagaimana disebutkan dalam
surah Taha ayat 53, Allah berfirman:
ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلْأَرْضَ مَهْدًۭا وَسَلَكَ
لَكُمْ فِيهَا سُبُلًۭا وَأَنزَلَ مِنَ ٱلسَّمَآءِ مَآءًۭ فَأَخْرَجْنَا بِهِۦٓ
أَزْوَٰجًۭا مِّن نَّبَاتٍۢ شَتَّىٰ (٥٣)
“(Tuhan) yang telah menjadikan bumi sebagai
hamparan bagimu, dan menjadikan jalan-jalan di atasnya bagimu, dan yang
menurunkan air (hujan) dari langit. “Kemudian Kami tumbuhkan dengannya (air
hujan itu) berjenis-jenis aneka macam tumbuh-tumbuhan."
Peranan tumbuhan sangat penting bagi
kehidupan di bumi karena tumbuhan menghasilkan Oksigen (O2) dan menyerap Karbondioksida
(CO2) serta polutan lainnya sehingga mengurangi dampak dari efek rumah kaca dan
gangguan iklim. Terlebih, kualitas udara
sekitar kita di era industrialisasi saat ini sudah mengalami penurunan. Untuk mengurangi
dampak negatif tersebut, salah satunya dengan menanam tanaman hias di
pekarangan rumah sebagai penghasil oksigen.
Selain kegunaannya yang dapat
memperbaiki kualitas udara di sekitar rumah, tanaman hias juga bermanfaat meningkatkan
kesehatan mental. Sekarang ini berkebun
dianggap sebagai self healing,
sebagaimana dilansir sebuah jurnal yang terbit tahun 2021
di Inggris dengan, 6.914 responden untuk
menganalisis alasan seseorang berkebun dirumah. Berdasarkan penelitian
tersebut, berkebun di rumah dinilai bisa memberikan manfaat kesehatan
psikologis dan fisik. Manfaat ini biasanya di dapat saat seseorang pergi piknik
atau tamasya ke lingkungan hijau di luar rumah. Dalam penelitian juga
disebutkan, berkebun memiliki kaitan dengan peningkatan kesejahteraan dan
penurunan stres. Orang yang berkebun memiliki penurunan tingkat depresi hingga
13 persen, mengurangi tingkat stres hingga 16 persen, dan bisa meningkatkan
energi sebesar 12 persen.
Budidaya anthurium
Dari banyaknya keragaman jenis tanaman hias, Anthurium menjadi salah satu yang banyak digemari. Tanaman yang masuk dalam keluarga Araceae ini masih berkerabat dengan sejumlah tanaman hias populer semacam aglaonema, philodendron, keladi hias, dan alokasia. Secara umum, anthurium dibedakan menjadi dua, yaitu jenis anthurium daun dan jenis anthurium bunga. Di Indonesia sendiri Anthurium daun lebih diminati daripada Anthurium bunga. Salah satu spesies yang banyak diburu penggemar tanaman hias adalah Anthurium blonpandii atau di Indonesia lebih dikenal dengan nama Anthurium jenmanii.
Keunikan anthurium daun atau
yang lebih dikenal dengan Anthurium jenmanii terletak pada
karakteristik bentuk dan tekstur daun. Ada yang memiliki bentuk daun yang
memanjang, melebar, atau memiliki urat-urat daun yang tampak tegas. Habitat
asli tanaman Anthurium berada di hutan hujan tropis Amerika Selatan. Hal
ini tentunya mendukung budi daya Anthurium jenmanii di Indonesia
yang memiliki iklim yang serupa. Perbanyakan tanaman ini tidaklah sulit, dapat
dilakukan secara generatif/biji, setek batang, maupun kultur jaringan. Syarat
tumbuh tanaman Anthurium jenmanii, antara lain.
1. Kebutuhan
Cahaya
Untuk
mendapatkan cahaya yang sesuai, pembudidayaan yang dilakukan pada daerah
dataran rendah membutuhkan bangunan dengan atap naungan paranet 60-70 persen. Untuk
dataran sedang menggunakan naungan paranet 50 persen. Sedangkan untuk dataran tinggi
cukup digunakan atap paranet 25 persen. Jika cahaya terlalu banyak, daun akan
menguning dan kering. Sebaliknya, jika cahaya kurang, daun akan pucat dan
tangkainya cenderung memanjang.
2.
Kebutuhan Suhu
Suhu
lingkungan yang optimal berkisar antara 18º--31º C. Kondisi ini akan membantu
membentuk klorofil sehingga warna daun menjadi lebih hijau dan mengkilap. Jika suhu
siang terlalu tinggi pada lingkungan tanaman, perlu ditambah kipas angin untuk
menurunkan suhu.
3.
Kelembapan
Kelembapan
udara yang cocok untuk pertumbuhan si raja daun ini berkisar antara 60-80
persen agar tampil prima. Kelembaban udara yangn terlalu kering dapat
menyebabkan daun menguning dan kering.
4.
Sirkulasi Udara
Perlu
diingat bahwa keluarga araceae ini membutuhkan sirkulasi udara yang baik
agar dapat tumbuh dengan kesehatan yang baik. Oleh karena itu, penempatan
tanaman ini sangat penting dan harus memperhaikan sirkulasi udara sekitar.
5.
Media tanam
Media
tanam merupakan tempat untuk tumbuhya tanaman. Syarat media tanam yang baik,
yaitu keasaman (pH) media tanam netral
6—7, poros dan steril terbebas dari hama penyakit. Di
habitat aslinya, Anthurium tumbuh secara epifit dengan menempel pada
pepohonan yang membusuk. Maka, media dasar yang cocok untuk budi daya tanaman
ini adalah batang pakis yang telah ditebang dan dicacah hingga terbentuk
potongan-potongan serat. Sifat media pakis ini adalah ringan dan mampu menahan air dengan baik.
Bila disiram air, kondisi media pakis mampu mempertahankan kelembapan yang
tidak jenuh air dan
sangat cocok untuk pertumbuhan Anthurium. Sekam bakar, sekam mentah,
daun bambu, dan kaliandra juga dapat digunakan sebagai campuran.
6.
Perawatan
Penyiraman
dilakukan dengan alat semprot, dikenakan ke seluruh bagian tanaman, dan dilakukan
2-3 hari sekali atau dengan melihat kondisi cucaca dan media. Intinya, media
dijaga agar tidak terlalu lembap dan tidak terlalu kering. Untuk pemupukan bisa
dilakukan 6 bulan sekali dengan pupuk slow
release karena tanaman ini tidak memerlukan banyak pupuk. Kelebihan dosis
pupuk juga dapat menyebabkan daun-daun pada tanaman menguning dan berguguran. Agar
tanaman tampil dengan prima, pastikan bahwa tanaman tidak terserang hama dan
penyakit dengan penggunaan pestisida, insektisida untuk hama serangga dan
fungisida untuk hama jamur patogen.
Anthurium
Jenmanii jenis mangkok
Daya
Tarik Anthurium jenmanii
Dibandingkan
dengan jenis anthurium yang lain, Anthurium jenmanii dipandang
memiliki karakteristik yang lebih menonjol dengan karakter daun yang lebih
tebal, kaku, dan serat daun yang bertekstur lebih keluar atau menonjol. Di
kalangan penggemar Anthurium jenmanii, varian yang populer atau banyak
peminatnya antara lain.
1. Anthurium jenmanii kobra
Keunikannya terletak pada
bentuk daun di mana lekukannya menyerupai tudung kepala ular kobra dengan
guratan urat daun yang tegas.
2. Anthurium
jenmanii mangkuk
dengan karakteristik
bentuk daun membulat dan cekung yang menyerupai bentuk mangkuk.
3. Anthurium Jenmanii varigata
Keunikannya ada pada corak warna daun. Ada yang putih, kuning bahkan saat ini ada yang berwarna merah dan pink. Jadi, di atas warna dasar daun jenmanii yang berwarna hijau, muncul warna lain yang menyebar di atasnya. Munculnya variasi warna pada daun tersebut merupakan hasil dari mutasi gen terkait degradasi pigmen sehingga memiliki corak berwarna berbeda dengan warna asli daun. Kelainan ini pada akhirnya terlihat estetis sehingga digemari para penghobi tanaman hias.
Anthurium jenmanii varigata
Perbanyakan Anthurium jenmanii
Secara konvensional perbanyakan tanaman
anthurium dilakukan melalui generatif/biji dan
bagian vegetatif tanaman, yaitu anakan maupun stek batang. Biji diperoleh
dengan penyerbukan menyilangkan bunga jantan dan bunga betina. Tanaman
ini memiliki 2 macam bunga, yaitu bunga jantan dan bunga betina. Bunga jantan
ditandai oleh adanya benang sari, sedangkan bunga betina ditandai oleh adanya
cairan lendir
yang menutupi permukaan kepala putik (stigma) apabila sudah masak.
Persilangan
antarinduk terpilih dengan karakter yang bagus dapat menghasilkan hibrida atau
kultivar yang lebih unggul dan menarik minat pasar. Bahkan, dari satu tongkol (spandix)
indukan dapat menghasilkan biji anthurium yang menghasilkan banyak kultivar
dengan karakter tanaman yang berbeda. Oleh karena itu, jenmanii disebut
juga tanaman dengan seribu wajah.
Untuk perbanyakan secara vegetatif dapat
dilakukan dengan 2 cara, yaitu stek batang dan stek mata tunas. Stek batang
dilakukan dengan memotong bagian bonggol tanaman (batang) dengan menyertakan 1–3
akar, kemudian ditanam pada medium tumbuh yang telah disiapkan. Sementara
perbanyakan dengan mata tunas adalah memisahkan mata tunas pada cabang yang
tumbuh (rumpun), kemudian menanam mata tunas pada media tumbuh.
Manfaat menanam tanaman hias
Tanaman
anthurium Jenmanii memiliki nilai ekonomi yang tinggi, meskipun sempat
kolaps pasca booming tahun 2006 silam.
Namun, antusiasme pecinta tanaman hias terhadap anthurium jenmanii tak
pernah surut karena di pasaran muncul hibrida-hibrida baru hasil persilangan petani
anthurium serta
penyelenggaraan kontes anthurium oleh komunitas di berbagai kota seperti
di Surakarta, Semarang, Yogyakarta, dan Jakarta. Permintaan
anthurium jenmanii perlahan kembali meningkat. Pemasaran dapat
dilakukan dengan memanfaatkan media online baik itu marketplace maupun media sosial dengan harga bervariasi, yaitu harga
terendah berkisar antara puluhan ribu hingga tertinggi jutaan rupiah bergantung
ukuran, jenis, dan warnanya.
Dapat
disimpulkan bahwa banyak sekali manfaat yang diperoleh dari menanam tanaman
hias. Selain kehadirannya yang dapat mempercantik lingkungan pekarangan dengan
memberikan nuansa dan kesan alami, menanam tanaman hias juga memberikan
berbagai manfaat dari berbagai aspek, untuk kesehatan, nilai tambah ekonomi termasuk
bernilai ibadah dengan sedekah oksigen yang dihasilkan oleh tanaman hias
sebagaimana tersebut pada paragraf awal. Hal ini sesuai dengan Hadits Nabi
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, dari Jabir bin Abdullah bin Amru bin
Haram raḍiyallāhu 'anhu- ia berkata, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda, ‘Tiada seorang muslim yang menanam pohon atau tumbuhan lalu dimakan
oleh seseorang, hewan ternak, atau apa pun itu, melainkan ia akan bernilai
sedekah bagi penanamnya,’” (HR Muslim). Wallahu a'lam bishawab.
*Penulis dan foto: Ryan Tiarno
Referensi:
https://balithi-ppid.pertanian.go.id/index.php/news/view/966
http://jemani-klaten.blogspot.com/2013/10/syarat-hidup-anthurium.html