Teman-teman, ada yang tahu seputar
minimalisme? Pola hidup ini sudah tidak asing bagi kita, terlebih bagi yang
sudah menikmati buku karya Francine Jay yang berjudul “Seni Hidup Minimalis”.
Yups, minimalisme merupakan suatu
gaya hidup yang menekan kita untuk menghapus rasa kepemilikan terhadap suatu
barang. Hal ini berarti setiap barang yang kita miliki perlu dikendalikan
sepenuhnya oleh kita.
Menurut Lao Tzu, “orang yang
merasa cukup dengan yang ia miliki adalah orang yang kaya.” Dalam hal ini,
konsep minimalisme tidak memandang kekayaan seseorang dari berapa banyak dan
mahalnya isi rumah.
Hal yang menarik bagi saya dalam
konsep minimalisme menurut Francine Jay adalah “setiap barang yang
teman-teman miliki sebenarnya tidak mencerminkan diri teman-teman.” Seperti
hal nya seluruh pakaian yang ada di lemari, tentu pakaian tersebut hanya akan
mencerminkan kita jika kita padu padankan dengan pakaian lainnya sesuai dengan
keinginan kita. Tetapi apakah itu benar-benar diri kita atau hanya daya kreasi
kita saja?
Kita tentu pernah mendengar, bahwa
setiap barang yang ada di rumah kita akan mempengaruhi kondisi psikologis kita.
Bukan hal aneh jika kita selalu merasakan suasana negatif ketika rumah atau
kamar kita berantakan bak kapal pecah, namun kita akan merasakan suasana yang
positif ketika rumah atau kamar kita rapih dan bersih dari barang yang tidak
berguna.
Ada salah satu metode yang bisa kita
terapkan dengan mudah untuk memulai hidup minimalis, yaitu dengan melakukan streamline.
Metode ini mengharuskan kita mengurangi jumlah barang secara bertahap yang
dilanjut dengan menghindari adanya penumpukan barang. Seperti halnya dengan
kebiasaan kita membeli buku binder baru ketika binder lama kita sudah penuh,
padahal bisa saja kertas binder itu dikeluarkan lalu kita sulam sehingga
menjadi buku sederhana yang menarik tanpa perlu membeli binder baru lagi.
Memang dalam memulai suatu hal pasti
akan dihadapkan dengan kemalasan yang meraja lela. Namun apakah teman-teman
percaya, bahwa salah satu kemalasan teman-teman berasal dari keberadaan barang
yang tak berguna tersebut? Coba kita mulai lakukan dengan membuangnya terlebih
dahulu dan teman-teman rasakan dampaknya.
Penulis : Pramutyarini RR
Sumber:
Jay, F. (2018). Seni Hidup Minimalis. Jakarta:
Kompas Gramedia.