Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Bandung > Artikel
Saatnya STREAMLINE, bukan STREAMING
Pramutyarini Rahma Rusilowati
Rabu, 14 September 2022   |   6397 kali

Teman-teman, ada yang tahu seputar minimalisme? Pola hidup ini sudah tidak asing bagi kita, terlebih bagi yang sudah menikmati buku karya Francine Jay yang berjudul “Seni Hidup Minimalis”.

Yups, minimalisme merupakan suatu gaya hidup yang menekan kita untuk menghapus rasa kepemilikan terhadap suatu barang. Hal ini berarti setiap barang yang kita miliki perlu dikendalikan sepenuhnya oleh kita.

Menurut Lao Tzu, “orang yang merasa cukup dengan yang ia miliki adalah orang yang kaya.” Dalam hal ini, konsep minimalisme tidak memandang kekayaan seseorang dari berapa banyak dan mahalnya isi rumah.

Hal yang menarik bagi saya dalam konsep minimalisme menurut Francine Jay adalah “setiap barang yang teman-teman miliki sebenarnya tidak mencerminkan diri teman-teman.” Seperti hal nya seluruh pakaian yang ada di lemari, tentu pakaian tersebut hanya akan mencerminkan kita jika kita padu padankan dengan pakaian lainnya sesuai dengan keinginan kita. Tetapi apakah itu benar-benar diri kita atau hanya daya kreasi kita saja?

Kita tentu pernah mendengar, bahwa setiap barang yang ada di rumah kita akan mempengaruhi kondisi psikologis kita. Bukan hal aneh jika kita selalu merasakan suasana negatif ketika rumah atau kamar kita berantakan bak kapal pecah, namun kita akan merasakan suasana yang positif ketika rumah atau kamar kita rapih dan bersih dari barang yang tidak berguna.

Ada salah satu metode yang bisa kita terapkan dengan mudah untuk memulai hidup minimalis, yaitu dengan melakukan streamline. Metode ini mengharuskan kita mengurangi jumlah barang secara bertahap yang dilanjut dengan menghindari adanya penumpukan barang. Seperti halnya dengan kebiasaan kita membeli buku binder baru ketika binder lama kita sudah penuh, padahal bisa saja kertas binder itu dikeluarkan lalu kita sulam sehingga menjadi buku sederhana yang menarik tanpa perlu membeli binder baru lagi.

Memang dalam memulai suatu hal pasti akan dihadapkan dengan kemalasan yang meraja lela. Namun apakah teman-teman percaya, bahwa salah satu kemalasan teman-teman berasal dari keberadaan barang yang tak berguna tersebut? Coba kita mulai lakukan dengan membuangnya terlebih dahulu dan teman-teman rasakan dampaknya.

 Penulis : Pramutyarini RR


Sumber:

Jay, F. (2018). Seni Hidup Minimalis. Jakarta: Kompas Gramedia.

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini