Saat mendengar
kata minimalis, sebagian kita berpikir bahwa minimalis berarti tidak memiliki
barang mewah, tinggal di rumah yang kecil, tidak memiliki anak, makan dengan
menu pas-pasan, dan hidup dengan sangat sedikit barang. Tidak, tidak seperti
itu, tentu definisi tersebut keliru. Minimalis dapat membantu jika memang
berkeinginan untuk tidak memiliki barang mewah, tidak memiliki rumah, anak dan
barang yang sedikit, tapi minimalis bukan hanya soal itu.
Gaya hidup minimalis dapat membuat
kita menemukan kebebasan, kebebasan dari rasa takut, khawatir, depresi, dan
merasa bersalah dari perangkap budaya konsumen yang telah dibangun dalam
kehidupan. Minimalis dapat
menyederhanakan kehidupan,
tidak berlebihan, dan lebih mementingkan kualitas dibanding kuantitas.
Mengurangi rasa kepemilikan sehingga memberikan kebahagiaan.
Tentu tidak ada
yang salah memiliki barang mewah asalkan sesuai dengan nilai yang dapat
diberikan, memiliki rumah besar sesuai dengan kebutuhan, dan memiliki banyak anak
untuk mendapatkan kedamaian. Setiap orang memiliki kebutuhannya masing-masing
dan menerapkan gaya hidup minimalis dengan tujuan yang sama.
Kenapa
Harus Minimalis?
Permasalahan bumi yang terberat
adalah terkait dengan sampah. Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional
menghitung total produksi sampah nasional tahun 2021 mencapai 23.350.311,78 ton[1]. Hal ini menegaskan bahwa
ada sekitar 63.974 ton sampah setiap harinya dihasilkan oleh 270 juta penduduk.
Angka tersebut
pun terus meningkat dari tahun ke tahun. Data tersebut juga menunjukan sebanyak
35,75 persen sampah tidak terkelola atau sebanyak 8.348.731,58 ton/tahun
Sampah-sampah tadi pada akhirnya berkontribusi besar menambah makin
menggunungnya timbunan ditempat-tempat pembuangan akhir (TPA).
Belum lagi, sampah-sampah dari hasi produksi busana adalah penyumbang limbah terbesar. Warna-warna cerah, motif dan tekstur kain yang menjadi daya tarik industry fesyen diperoleh dari bahan kimia beracun. Pencelupan tekstik adalah pencemar air bersih terbesar kedua secara global setelah pertanian. Penggunaan kain berbahan dasar petrokimia yang murah dan mudah diproduksi seperti polyester dan sintesis sangat merusak lingkungan.
Penerapan Gaya
Hidup Minimalis dalam Kehidupan Sehari-Hari
Kunci hidup minimalis adalah kembali ke
kebutuhan dasar sehingga hanya menyisakan barang-barang yang diperlukan dan
menyingkirkan barang yang tidak diperlukan, kebiasaan dalam mengkonsumsi barang
yang berlebih, serta mengurangi cinta yang berlebihan terhadap suatu barang.
Merapikan barang dengan 3 metode yakni:
pertama, membuang barang yang dalam waktu 90 hari tidak terpakai. Kedua,
menyimpan barang yang dalam jangka waktu 90 hari tidak digunakan tetapi akan
berguna nantinya seperti palu, obeng, atau peralatan yang umumnya tidak terlalu
sering digunakan. Ketiga, memberikan barang yang masih layak digunakan namun
tidak akan terpakai dan hanya menumpuk di lemari penyimpanan.
Membeli barang baru dengan pertimbangan sebagai berikut:
pertama, membeli barang sesuai dengan kebutuhan dan fungsi yang dapat
dihasilkan oleh barang tersebut. Kedua, menyewa barang yang masih layak pakai
dapat menjadi pertimbangan jika barang tersebut masih berfungsi dengan baik,
tidak semua barang harus dibeli. Ketiga, membeli barang baru dengan metode 6 bulan,
yakni dalam 6 bulan kedepan dapat teridentifikasi barang tersebut akan terus
digunakan atau hanya akan menjadi pajangan semata
Manfaat
Menerapkan Gaya Hidup Minimalis
Gaya hidup minimalis memberikan dampak yang baik untuk lingkungan dan
manfaat yang nyata untuk kehidupan manusia. Beberapa manfaat yang dapat
langsung kita rasakan yakni:
1. Melindungi bumi dari sampah dan limbah
yang menumpuk dan sulit untuk diolah.
Dengan mengurangi pembelian sektor fesyen dan menekan sampahnya saja,
kita telah berkontribusi untuk penghematan energi, mengurangi polusi yang dapat
menyebabkan pemanasan global, dan menghemat sumber daya alam yang ada. Sehingga
bumi tetap aman dan jauh dari penumpukan sampah. Hal ini tentu akan
meningkatkan kesehatan alam bumi dan memperpanjang kelangsungan hidup untuk
banyak generasi selanjutnya. Karena bumi bukan hanya untuk kita, guys!
2. Menghemat pengeluaran untuk tidak membeli
barang-barang yang tidak dibutuhkan.
Taukah bahwa menabung adalah kebiasaan dari negara-negara maju?
Menurut Informasi yang diberitakan media Jerman bernama Deutsche Welle,
setiap warga Jerman rata-rata menabung 10 persen dari penghasilannya. Hal yang
sama terjadi di Jepang, masyarakat Jepang lazimnya encatat setiap nominal
pengeluaran dan mengevaluasi keuangan setiap akhir bulan, juga memisahkan
pengeluaran harian dalam 4 kategori yakni kebutuhan pokok, hiburan, kebutuhan
untuk menambah wawasan, dan pengeluaran lain. Budaya negara maju lebih
mengedepankan investasi untuk menambah kekayaan daripada menambah pengeluaran
untuk barang-barang yang konsumtif.
3. Meningkatkan produktifitas barang yang
dimiliki sehingga dapat berfungsi secara optimal.
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, memiliki sedikit barang bukan
berarti kita harus beli barang yang murah dan cepat rusak. Justru kebanyakan
orang-orang yang sudah menerapkan hidup minimalis memiliki barang yang cukup branded
dan berkualitas untuk memastikan barang tersebut dapat berfungsi secara
optimal. Namun, kepemilikan tersebut bukan untuk dipamerkan atau kosumtif
semata, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan aktivitas penggunanya. Sehingga
harga yang kita keluarkan untuk membeli barang tersebut berbanding lurus dengan
nilai produktivitas yang dapat diberikan.
4. Memudahkan untuk membersihkan barang dan
tempat yang mewadahinya sehingga terciptanya kehidupan yang bersih dan sehat.
Penumpukan barang yang terlalu banyak apalagi barang tersebut tidak
memiliki kegunaan yang berarti akan membuat ruangan menjadi sempit dan susah
untuk dibersihkan, tidak jarang akan menimbulkan sarang penyakit di dalamnya. Kita
pasti akan kesulitan untuk menemukan barang yang kita perlukan dan hal ini juga
merugikan kesehatan kita dan keluarga. Belum lagi ruangan yang ditumpuki barang
tersebut harusnya bisa dimanfaatkan untuk mendalami hobi atau menjadi tempat
olahraga yang membuat hidup lebih bugar.
5. Meningkatkan kebahagian hidup karena
memiliki kekhawatiran kecil terhadap kepemilikan barang.
Secara tidak sadar, dengan banyaknya barang yang kita punya dan
ambisi terhadap materi tertentu akan membuat banyak pikiran sehingga banyak
kekhawatiran yang tidak bermanfaat untuk kesehatan. Kita dapat memiliki barang
yang paling nyaman untuk kita gunakan sehingga dengan memiliki sedikit barang
yang tentunya sesuai dengan nilai kegunaanya akan membuat diri merasa cukup,
tidak berambisi berlebihan, dan tentunya tidak memiliki kekhawatiran kehilangan
barang yang berlebihan agar hidup lebih tenang dan bahagia.
Dengan banyaknya manfaat yang telah dijabarkan diatas, dapat disimpulkan
bahwa hidup sederhana dengan menerapkan gaya hidup minimalis dapat meningkatkan
kesehatan bumi dan perasaan yang bahagia dengan memiliki lebih sedikit barang yang
lebih berarti banyak karena identitas manusia dinilai oleh apa yang dikerjakan
bukan apa yang dimiliki.
[1] Sistem Informasi
Pengelolaan Sampah Nasional, Capaian Kinerja Pengelolaan Sampah, diakses
dari https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/ pada
tanggal 10 Maret 2022, pukul 19:30.