Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Gaya Hidup Minimalis
Ajeng Hanifa Zahra Caesar Aprilia
Kamis, 10 Maret 2022   |   2061 kali

Saat mendengar kata minimalis, sebagian kita berpikir bahwa minimalis berarti tidak memiliki barang mewah, tinggal di rumah yang kecil, tidak memiliki anak, makan dengan menu pas-pasan, dan hidup dengan sangat sedikit barang. Tidak, tidak seperti itu, tentu definisi tersebut keliru. Minimalis dapat membantu jika memang berkeinginan untuk tidak memiliki barang mewah, tidak memiliki rumah, anak dan barang yang sedikit, tapi minimalis bukan hanya soal itu.

Gaya hidup minimalis dapat membuat kita menemukan kebebasan, kebebasan dari rasa takut, khawatir, depresi, dan merasa bersalah dari perangkap budaya konsumen yang telah dibangun dalam kehidupan. Minimalis dapat menyederhanakan kehidupan, tidak berlebihan, dan lebih mementingkan kualitas dibanding kuantitas. Mengurangi rasa kepemilikan sehingga memberikan kebahagiaan.

Tentu tidak ada yang salah memiliki barang mewah asalkan sesuai dengan nilai yang dapat diberikan, memiliki rumah besar sesuai dengan kebutuhan, dan memiliki banyak anak untuk mendapatkan kedamaian. Setiap orang memiliki kebutuhannya masing-masing dan menerapkan gaya hidup minimalis dengan tujuan yang sama.

Kenapa Harus Minimalis?

            Permasalahan bumi yang terberat adalah terkait dengan sampah. Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional menghitung total produksi sampah nasional tahun 2021 mencapai 23.350.311,78 ton[1]. Hal ini menegaskan bahwa ada sekitar 63.974 ton sampah setiap harinya dihasilkan oleh 270 juta penduduk.

Angka tersebut pun terus meningkat dari tahun ke tahun. Data tersebut juga menunjukan sebanyak 35,75 persen sampah tidak terkelola atau sebanyak 8.348.731,58 ton/tahun Sampah-sampah tadi pada akhirnya berkontribusi besar menambah makin menggunungnya timbunan ditempat-tempat pembuangan akhir (TPA).

Belum lagi, sampah-sampah dari hasi produksi busana adalah penyumbang limbah terbesar. Warna-warna cerah, motif dan tekstur kain yang menjadi daya tarik industry fesyen diperoleh dari bahan kimia beracun. Pencelupan tekstik adalah pencemar air bersih terbesar kedua secara global setelah pertanian. Penggunaan kain berbahan dasar petrokimia yang murah dan mudah diproduksi seperti polyester dan sintesis sangat merusak lingkungan.


Penerapan Gaya Hidup Minimalis dalam Kehidupan Sehari-Hari

Kunci hidup minimalis adalah kembali ke kebutuhan dasar sehingga hanya menyisakan barang-barang yang diperlukan dan menyingkirkan barang yang tidak diperlukan, kebiasaan dalam mengkonsumsi barang yang berlebih, serta mengurangi cinta yang berlebihan terhadap suatu barang.

Merapikan barang dengan 3 metode yakni: pertama, membuang barang yang dalam waktu 90 hari tidak terpakai. Kedua, menyimpan barang yang dalam jangka waktu 90 hari tidak digunakan tetapi akan berguna nantinya seperti palu, obeng, atau peralatan yang umumnya tidak terlalu sering digunakan. Ketiga, memberikan barang yang masih layak digunakan namun tidak akan terpakai dan hanya menumpuk di lemari penyimpanan.

Membeli barang baru dengan pertimbangan sebagai berikut: pertama, membeli barang sesuai dengan kebutuhan dan fungsi yang dapat dihasilkan oleh barang tersebut. Kedua, menyewa barang yang masih layak pakai dapat menjadi pertimbangan jika barang tersebut masih berfungsi dengan baik, tidak semua barang harus dibeli. Ketiga, membeli barang baru dengan metode 6 bulan, yakni dalam 6 bulan kedepan dapat teridentifikasi barang tersebut akan terus digunakan atau hanya akan menjadi pajangan semata

 

Manfaat Menerapkan Gaya Hidup Minimalis

Gaya hidup minimalis memberikan dampak yang baik untuk lingkungan dan manfaat yang nyata untuk kehidupan manusia. Beberapa manfaat yang dapat langsung kita rasakan yakni:

1.   Melindungi bumi dari sampah dan limbah yang menumpuk dan sulit untuk diolah.

Dengan mengurangi pembelian sektor fesyen dan menekan sampahnya saja, kita telah berkontribusi untuk penghematan energi, mengurangi polusi yang dapat menyebabkan pemanasan global, dan menghemat sumber daya alam yang ada. Sehingga bumi tetap aman dan jauh dari penumpukan sampah. Hal ini tentu akan meningkatkan kesehatan alam bumi dan memperpanjang kelangsungan hidup untuk banyak generasi selanjutnya. Karena bumi bukan hanya untuk kita, guys!

2.   Menghemat pengeluaran untuk tidak membeli barang-barang yang tidak dibutuhkan.

Taukah bahwa menabung adalah kebiasaan dari negara-negara maju? Menurut Informasi yang diberitakan media Jerman bernama Deutsche Welle, setiap warga Jerman rata-rata menabung 10 persen dari penghasilannya. Hal yang sama terjadi di Jepang, masyarakat Jepang lazimnya encatat setiap nominal pengeluaran dan mengevaluasi keuangan setiap akhir bulan, juga memisahkan pengeluaran harian dalam 4 kategori yakni kebutuhan pokok, hiburan, kebutuhan untuk menambah wawasan, dan pengeluaran lain. Budaya negara maju lebih mengedepankan investasi untuk menambah kekayaan daripada menambah pengeluaran untuk barang-barang yang konsumtif.  

3.   Meningkatkan produktifitas barang yang dimiliki sehingga dapat berfungsi secara optimal.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, memiliki sedikit barang bukan berarti kita harus beli barang yang murah dan cepat rusak. Justru kebanyakan orang-orang yang sudah menerapkan hidup minimalis memiliki barang yang cukup branded dan berkualitas untuk memastikan barang tersebut dapat berfungsi secara optimal. Namun, kepemilikan tersebut bukan untuk dipamerkan atau kosumtif semata, melainkan disesuaikan dengan kebutuhan aktivitas penggunanya. Sehingga harga yang kita keluarkan untuk membeli barang tersebut berbanding lurus dengan nilai produktivitas yang dapat diberikan.

4.   Memudahkan untuk membersihkan barang dan tempat yang mewadahinya sehingga terciptanya kehidupan yang bersih dan sehat.

Penumpukan barang yang terlalu banyak apalagi barang tersebut tidak memiliki kegunaan yang berarti akan membuat ruangan menjadi sempit dan susah untuk dibersihkan, tidak jarang akan menimbulkan sarang penyakit di dalamnya. Kita pasti akan kesulitan untuk menemukan barang yang kita perlukan dan hal ini juga merugikan kesehatan kita dan keluarga. Belum lagi ruangan yang ditumpuki barang tersebut harusnya bisa dimanfaatkan untuk mendalami hobi atau menjadi tempat olahraga yang membuat hidup lebih bugar.

5.   Meningkatkan kebahagian hidup karena memiliki kekhawatiran kecil terhadap kepemilikan barang.

Secara tidak sadar, dengan banyaknya barang yang kita punya dan ambisi terhadap materi tertentu akan membuat banyak pikiran sehingga banyak kekhawatiran yang tidak bermanfaat untuk kesehatan. Kita dapat memiliki barang yang paling nyaman untuk kita gunakan sehingga dengan memiliki sedikit barang yang tentunya sesuai dengan nilai kegunaanya akan membuat diri merasa cukup, tidak berambisi berlebihan, dan tentunya tidak memiliki kekhawatiran kehilangan barang yang berlebihan agar hidup lebih tenang dan bahagia.

 

Dengan banyaknya manfaat yang telah dijabarkan diatas, dapat disimpulkan bahwa hidup sederhana dengan menerapkan gaya hidup minimalis dapat meningkatkan kesehatan bumi dan perasaan yang bahagia dengan memiliki lebih sedikit barang yang lebih berarti banyak karena identitas manusia dinilai oleh apa yang dikerjakan bukan apa yang dimiliki.



[1] Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, Capaian Kinerja Pengelolaan Sampah, diakses dari https://sipsn.menlhk.go.id/sipsn/ pada tanggal 10 Maret 2022, pukul 19:30.

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Foto Terkait Artikel
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini