Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Kearifan Lokal Masyarakat Suku Paser Dalam Ritual Budaya
Dwi Ariadi
Jum'at, 05 Januari 2024   |   3709 kali

Indonesia, negara yang terdiri dari banyak pulau yang dihubungkan oleh laut nusantara, memiliki beragam budaya daerah. Kondisi geografis yang unik di berbagai wilayah telah memunculkan perkembangan tradisi budaya yang berbeda. Budaya-budaya daerah tersebut berkontribusi terhadap kekayaan budaya bangsa secara keseluruhan dan menjadi kebanggaan bangsa. Selain itu, mereka juga menjadi daya tarik utama bagi wisatawan. Padahal, bangsa Indonesia telah diakui oleh UNESCO melalui perkataan Farid, Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yang memiliki ekosistem budaya yang luas sehingga menjadikannya sebagai negara adidaya budaya di kancah global (Lintangbanun, 2018).

Pengertian budaya nasional adalah budaya yang dimiliki oleh suatu negara sebagai warisan yang turun temurun yang mencerminkan jati diri bangsa. Budaya nasional memiliki fungsi sebagai pedoman dalam usaha mempererat persatuan masyarakat yang majemuk. Pemahaman yang baik terhadap budaya nasional dapat menghindarkan masyarakat dari perpecahan akibat beragamnya budaya. Budaya nasional memiliki beberapa ciri – ciri yaitu mencerminkan nilai luhur bangsa, mengandung unsur pemersatu bangsa, menciptakan jati diri bangsa, dan menjadi kebanggaan seluruh masyarakat bangsa (Zuhriyah, 2023).

Keragaman budaya bangsa Indonesia memiliki hubungan dengan keberadaan tradisi yang tumbuh dan berkembang di Masyarakat. Secara umum, tradisi di Indonesia memiliki latar belakang yang berkaitan dengan adat istiadat, kepercayaan, agama, dan kebiasaan yang dipraktikkan dan diwariskan secara turun temurun (Widaty dkk. 2021). Tradisi dapat disebut juga kearifan lokal yang terdapat dalam suatu susunan sosial masyarakat. Menurut Saihu dan Mailana (2019), kearifan lokal (local wisdom) adalah usaha manusia berdasarkan akal budinya untuk bersikap terhadap suatu peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar mereka. Kearifan lokal adalah sebuah ruang interaksi yang melibatkan pola hubungan antara manusia dengan tuhan, sesama manusia, dan lingkungan fisiknya.

Salah satu ciri khas budaya yang ada di masyarakat Indonesia adalah pelaksanaan ritual. Humaeni (2016) dalam Widaty dkk. (2021) menjelaskan bahwa ritual dilakukan untuk memecahkan permasalahan kehidupan masyarakat atau tujuan simbolik lainnya. Begitu juga dengan masyarakat di daerah Kalimantan Timur yang masih melaksanakan praktik ritual budaya. Masyarakat suku Paser merupakan salah satu sub suku Dayak yang menetap di wilayah Kota Balikpapan, Kabupaten Paser dan Kabupaten Penajam Paser Utara. Mereka masih melaksanakan berbagai ritual yang berkaitan dengan kehidupan bermasyarakat. Beberapa contoh ritual yang masih dilestarikan oleh suku Paser antara lain:

1.   Upacara Balian

Balian merupakan upacara adat yang bertujuan sebagai sarana media pengobatan tradisional untuk penyakit jasmani maupun rohani yang tidak bisa disembuhkan secara medis. Menurut Helim & Syahriana (2019) dalam Widaty dkk (2023), masyarakat suku Paser mempercayai upacara Balian sebagai bentuk penghormatan, dan kepercayaan serta wujud rasa syukur mereka terhadap roh leluhur. Upacara Balian memiliki tiga tahapan pelaksanaan yaitu persiapan, inti upacara, dan penutupan. Pelaksanaan upacara Balian dipimpin oleh seorang pemelian yang diikuti oleh pelaku upacara yaitu pengugu ramu, balian dadas, pembaca mantra, penyaji sesajen, dan pemain musik. Upacara Balian mengandung makna doa-doa keselamatan agar masyarakat terhindar dari marabahaya.

2.   Nondoi

Nondoi merupakan salah satu jenis upacara Balian masyarakat suku Paser yang menjadi festival budaya di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Upacara Nondoi merupakan salah satu ritual adat tertua bagi masyarakat suku Paser. Upacara ini pertama kali dilaksanakan oleh Nalau Raja Nondoi, salah satu raja Kasultanan Paser. Nondoi merupakan upacara adat yang bertujuan untuk bersih kampung dari hal-hal negatif yang dapat mengganggu masyarakat.

3.   Mayar Sala

Mayar Sala merupakan tradisi masyarakat suku Paser untuk mendamaikan perselisihan atau pertikaian yang terjadi antar warga suku Paser maupun dengan warga di luar suku Paser. Dalam tradisi Mayar Sala, kedua pihak yang bertikai melakukan musyawarah yang dipimpin oleh seorang Mulung dan kepala suku adat (Tuwo Kampoeng). Pelaksanaan tradisi ini diharapkan dapat meredam terjadinya dendam kedua belah pihak yang bertikai melalui perantara roh leluhur.

4.   Tipong Tawar

Tipong tawar merupakan mantra yang digunakan dalam ritual pertanian yang dilakukan oleh masyarakat suku Paser. Mantra ini diyakini sebagai media perantara antara keinginan masyarakat yang disampaikan kepada Tuhan. Pembacaan mantra Tipong tawar dilakukan oleh seorang Balian atau dukun ketika masa menanam padi (Nasok Nias) dan panen (Nasok Nias). Mantra Tipong Tawar merupakan bentuk sastra lisan yang menggunakan bahasa Paser. Dalam mantra tersebut mengandung makna harapan dan doa agar usaha pertanian mereka mendapatkan berkah dari Tuhan. Selain itu, ritual ini juga menjadi sarana gotong royong masyarakat dalam kegiatan menanam dan panen padi.

 

Keberagaman budaya masyarakat Indonesia merupakan pondasi dalam pembangunan bangsa menuju negara maju dan sejahtera. Budaya dan tradisi masyarakat Indonesia yang memiliki makna hubungan yang harmonis antara sesama manusia maupun dengan alam sekitar. Hubungan harmonis tersebut dapat menjadi modal dalam pembangunan bangsa yang berkelanjutan.

Kearifan lokal tercermin dalam tradisi masyarakat suku Paser yang menjaga hubungan manusia dengan Tuhan dan alam sekitar melalui berbagai upacara dan doa. Semangat dalam menjaga kerukunan dan gotong royong masyarakat suku Paser dapat terlihat dalam tradisi Balian dan Mayar Sala. Makna pelaksanaan tradisi tersebut menjadi nilai kearifan lokal bagi masyarakat suku Paser.  Dimana kearifan lokal tersebut merupakan modal sosial dalam pembangunan daerah.

Namun kearifan lokal dalam masyarakat memiliki tantangan tersendiri dalam pembangunan di era globalisasi. Globalisasi menimbulkan perubahan pola hidup dalam masyarakat modern. Masyarakat modern cenderung memilih budaya baru yang dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya tradisi lokal. Menurut Nahak (2019), faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan adalah kurangnya minat generasi sekarang untuk belajar dan mewarisi kebudayaan tersebut. Sehingga diperlukan upaya untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya budaya lokal sebagai jati diri bangsa. Termasuk dalam pembangunan daerah yang seharusnya memperhatikan kearifan lokal masyarakat setempat.

 

 

Sumber

1.        Lintangbanun. 2018. “Dunia Akui Indonesia Sebagai Negara Adidaya Kebudayaan.” Ditjen Kebudayaan. Diambil 21 Desember 2023 (https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/indonesia-negara-adidaya-kebudayaan/).

2.        Nahak, Hildgardis M. I. 2019. “UPAYA MELESTARIKAN BUDAYA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI.” Jurnal Sosiologi Nusantara 5(1):65–76. doi: 10.33369/jsn.5.1.65-76.

3.        Saihu, Saihu, dan Agus Mailana. 2019. “Teori pendidikan behavioristik pembentukan karakter masyarakat muslim dalam tradisi Ngejot di Bali.” Ta’dibuna: Jurnal Pendidikan Islam 8(2):163–76. doi: 10.32832/tadibuna.v8i2.2233.

4.        Widaty, Cucu, Yuli Apriati, Aldian Hudaya, dan Siska Kusuma. 2021. “Makna Upacara Balian Dalam Ritual Pengobatan Tradisional Suku Paser Kabupaten Paser.” Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis 6(1):55–64. doi: 10.17977/um021v6i1p55-64.

5.        Zuhriyah, Umi. 2023. “Ciri-Ciri Budaya Nasional, Sumber, dan Contohnya di Indonesia.” tirto.id. Diambil 21 Desember 2023 (https://tirto.id/pengertian-budaya-nasional-contoh-dan-sumbernya-gShg).

6.        https://kaltim.idntimes.com/life/inspiration/melani-indra-hapsari/kisah-paser-balik-suku-asli-balikpapan-minoritas-di-kota-sendiri?page=all

7.        https://infopaser.id/mengenal-suku-dayak-paser-kalimantan-timur/

8.        https://mediakaltim.com/festival-nondoi-2023-siap-digelar-ada-upacara-adat-khusus-pj-bupati-ppu/

9.        https://kaltim.antaranews.com/berita/125465/lembaga-adat-paser-kabupaten-ppu-bersiap-gelar-ritual-belian

10.     https://kaltim.idntimes.com/life/education/ervan-masbanjar-1/menengok-tradisi-mayar-sala-cara-suku-paser-mendamaikan-perselisihan?page=all

11.     https://travel.detik.com/travel-news/d-4711673/mengenal-nondoi-tradisi-adat-berbalut-mistis-di-ibu-kota-baru

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini