Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
KPKNL Ambon > Artikel
Dari lagu “Ojo dibandingke” hingga penerapan prinsip “Sawang sinawang” dalam kehidupan bermasyarakat.
Kevin Dzikri Faisal
Senin, 12 September 2022   |   54044 kali

Pasti akhir-akhir ini kalian pada sering dengar lagu dengan lirik “Wong ko ngene kok dibanding-bandingke, saing-saingke, yo mesti kalah” kan?  Penggalan salah satu lirik lagu berbahasa jawa yang berjudul “ojo dibandingke” ini dipopulerkan oleh Abah Lala. Penggalan lirik lagu ini kurang lebih mempunyai arti “Orang seperti ini kok dibanding-bandingin sih? Disaing-saingin? Ya pasti kalah dong”. Nah menurut penggalan lirik tersebut, tentunya enggak ada orang yang seneng dibanding-bandingin ya kan. Orang tersebut selalu merasa bakal kalah kalau dibandingkan dengan orang lain. 


Jadi apa korelasi lagu ini dengan judul artikel yang penulis angkat kali ini? Penulis ingin mengangkat salah satu ungkapan jawa, yakni “sawang sinawang” dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari. “Sawang sinawang” berasal dari kata “sawang” dalam bahasa Jawa yang berarti “lihat”. Jika diartikan dalam satu ungkapan maka “sawang sinawang” merupakan perilaku untuk tidak membandingkan kehidupan pribadi dengan kehidupan orang lain, karena apa yang dilihat atau dipandang dari kehidupan orang lain belum tentu seindah kenyataannya. Atau singkatnya artinya mirip sama lagu “Ojo dibandingke” yang mempunyai arti “Jangan dibandingin” hmmmm… lumayan nyambung kan ya jadinya lirik lagu “ojo dibandingke” ini dan ungkapan Jawa “sawang sinawang” ini hmmm menarik.

 

Penulis tertarik mengangkat judul artikel ini karena dalam real life sehari-hari masih banyak sekali orang yang selalu menggunjingkan dan membandingkan kehidupan pribadinya dengan kehidupan orang lain. Segala sesuatu yang dilihat dari orang lain selalu dianggapnya lebih baik dari kehidupan pribadinya. Hal ini berimbas menjadi timbulnya suatu perasaan dengki, iri serta tidak pernah bersyukur terhadap nikmat yang telah Tuhan berikan. Pasti dari circle kalian juga ada yang seperti ini kan? Entah dari keluarga, saudara, teman, maupun rekan kantor.

 

Padahal apa yang kita lihat dari kehidupan orang lain yang tampak lebih sukses, kaya, atau bahagia belum tentu kehidupannya lebih “enak” dari kita. Bukan tidak mungkin mereka yang kita anggap lebih mempunyai kehidupan yang “enak” dari kita itu mempunyai beban masalah yang lebih berat dari kita.  Kebanyakan orang terkecoh hanya dengan penampilan seseorang di luar saja. Kita tidak tau seberat apa masalah dalam hidup orang lain itu, sebesar apa tanggung jawabnya, bagaimana dia memperoleh kesuksesan itu dengan mati-matian dan segala bentuk perjuangan lainnya. Mungkin saja ketika melihat kehidupan orang lain yang lebih bahagia dari kita, mungkin itu karena orang itu pandai menutupi kesedihannya, selalu bersyukur, dan bersabar.

 

Jadi disini penulis ingin memberikan sedikit tips agar kita bisa dapat menerapkan dan mengimplementasikan perilaku “sawang sinawang” dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari, check this out:


1. Jangan lupa bersyukur setiap hari.

Perasaan selalu bersyukur adalah cara yang paling tepat untuk selalu berpikir positif, dan tidak menimbulkan rasa dengki atau iri. Pada dasarnya bersyukur adalah sesuatu hal yang sederhana namun tidak mudah untuk dipraktikkan. Kebanyakan orang ketika mendapatkan hal-hal yang tidak sesuai keinginannya selalu muncul perasaan dan pikiran negatif. Agar tidak berpikir demikian, ubahlah semua pikiran dan perasaan negatif itu dengan rasa syukur.


2. Jadikan kesuksesan yang sudah diterima orang lain menjadi motivasi kalian.

Perasaan iri melihat orang lain sukses lebih dulu, mungkin bisa saja dirasakan hampir setiap orang. Mengetahui hal tersebut membuat kita menjadi ragu dengan perjuangan yang telah dilakukan. Mestinya kita bisa melihatnya secara positif tentang kesuksesan yang orang lain raih. Hal ini akan memberikan dampak yang baik pada kita, akan timbul semangat agar lebih termotivasi juga untuk bisa meraih kesuksesan. Oleh karena itu, tidak perlu merasa iri, lelah, atau putus asa. Tetaplah termotivasi agar bisa menjadikannya sebagai pendorong untuk diri sendiri agar lebih semangat dalam meraih kesuksesan.


3. Percaya bahwa rezeki sudah diatur oleh Tuhan dan tidak mungkin tertukar.

Bicara soal rezeki, tentunya semuanya berasal dari nikmat Tuhan dan sudah diatur oleh Tuhan. Tuhan sudah menjamin rezeki setiap hambanya, ada yang ditipkan Tuhan dengan rezeki lebih, ada juga yang sebatas cukup. Namun yang harus dilakukan adalah tetap berusaha karena rezeki tidak datang dengan sendirinya. Rezeki tidak hanya bersifat materi atau harta saja, kesehatan dan kebahagiaan orang juga termasuk dalam rezeki yang harus kita syukuri.


4. Selalu bersabar ketika dihadapkan dengan ujian kehidupan.

Dalam kehidupan sebagai manusia tentunya kita selalu dihadapkan dalam berbagai masalah dan cobaan. Masalah dan cobaan sendiri bermacam-macam, ada yang berupa harta yang kurang, diberi sakit, kelaparan dan musibah-musibah lainnya. Namun, jika kita tetap bersabar dan mampu melewati semua ujian itu, maka tentunya hidup kita akan menjadi lebih tenang. Kita harus percaya bahwa semua jalan dari Tuhan adalah skenario paling terbaik dalam hidup ini.


5.Lebih fokus untuk memperbaiki hidup diri sendiri.

Ini nih menurut penulis tips yang paling ampuh nih, save the best for the last haha! Daripada kalian sibuk memperhatikan kehidupan orang lain, mending kita fokus aja ya kan pada diri sendiri. Fokus terhadap diri sendiri dapat dimulai dengan menentukan tujuan hidup yang jelas, fokus pada satu titik, terus berkomitmen dan berusaha keras memperbaiki hidup diri sendiri, dan jangan lupa berdoa.


Nah, mungkin sekian saja tulisan singkat dari penulis kali ini. Dari penulisan diatas kita jadi tau nih apa sih itu “sawang sinawang” dalam kehidupan itu. Jadi, enggak usah lagi deh kita membanding-bandingkan kehidupan pribadi dengan kehidupan orang lain ya kawan-kawan. Semoga tulisan singkat ini bisa bermanfaat bagi kalian semua juga ya!

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini