Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Kilas Peristiwa DJKN
Menyambung Silaturahim Di Laut Yang Terpisah
N/a
Senin, 01 September 2014 pukul 15:08:38   |   633 kali

Suara angin dan ombak di Pantai Lariti, Kecamatan Sape, Kabupaten Bima terpecahkan oleh gelak tawa dan keriangan keluarga besar KPKNL Bima. Masih dalam suasana Perayaan Idul Fitri, Samsul Alam selaku Kepala KPKNL Bima mengadakan acara yang melibatkan seluruh Pegawai KPKNL Bima beserta keluarganya untuk bersama-sama larut dalam suasana kekeluargaan dibalut dengan keindahan Laut Yang “Terpisah”. Kisah Nabi Musa A.S. yang membuat laut terpisah dengan tongkatnya ketika menyelamatkan Kaum Bani Israil dari kejaran Firaun dan Tentaranya, pasti hampir semua orang sudah tahu.

Ternyata ada keajaiban alam yang hampir sama dengan kejadian tersebut. Jika Negeri Ginseng Korea Selatan memiliki Pulau Jindo, maka Indonesia memilik Pantai Lariti. Luar biasa, sangat pantas disematkan pada keajaiban alam Pantai Lariti. Dan di tempat yang luar biasa inilah, KPKNL Bima menyelenggarakan acara Family Gathering yang bertajuk Menyambung Silaturahim di Laut Yang “Terpisah”. Dikemas dalam bentuk silaturahmi, acara tersebut bertujuan untuk mengakrabkan para pegawai baru maupun lama beserta keluarga mereka untuk dapat menjadi satu kesatuan keluarga besar KPKNL Bima.

Pada Pukul 07.00 WITA, keramaian dan keakraban sudah mulai terasa ketika rombongan Keluarga Besar KPKNL Bima berkumpul di Kantor KPKNL Bima untuk memulai perjalanan ke Pantai Lariti. Saling mengenalkan diri dan berbicang-bicang ringan serta keceriaan tawa anak-anak menjadi awal dari Acara Silaturahim Di Laut Yang “Terpisah”. Dari Kantor KPKNL Bima, perjalanan ke Pantai Lariti menempuh jarak 60 kilometer dan memakan waktu tempuh kurang lebih 1,5 jam dengan menggunakan kendaraan bermotor.

Perjalanan menuju Pantai Ujung Timur Pulau Sumbawa ini, dapat dikatakan tidaklah mudah. Untuk menuju Kecamatan Sape, rombongan harus melewati kawasan pegunungan dengan jalan yang berliku-liku. Bukan hanya itu saja, untuk beberapa ruas jalan, seperti ketika memasuki kawasan Desa Dodou, ruas jalan rayanya hanya selebar 4,5 meter, dan tidak sedikit aspal yang sudah rusak dan berlubang. Untuk menjaga kondisi keluarga yang menaiki kendaraan bermotor agar tetap nyaman, maka drivernya harus mengendarai kendaraan tersebut dengan berhati-hati dan sehalus mungkin.

Namun, kondisi jalan yang rusak dan sempit tersebut terbayar dengan keunikan yang ditemui sepanjang perjalanan ke Kecamatan Sape. Di dalam perjalanan, ketika memasuki wilayah Kecamatan Wawo, karena masih merupakan kawasan hutan, banyak terdapat vegetasi alam yang masih asri dan alami. Banyak pohon-pohon besar dan rindang yang tumbuh. Tak hanya itu, pemandangan alam dari atas puncak bukit juga tak kalah indah dengan tempat-tempat rekreasi alam lainnya di Indonesia. Dari atas puncak bukit kita dapat melihat keindahan hamparan sawah di wilayah Kabupaten Bima. Selain pepohonan dan pemandangan yang indah, di kawasan ini juga menjadi tempat kera-kera kecil hidup. “Bote” bahasa bima untuk kera, sering kali datang ke jalan raya menunggu penumpang dari kendaraan yang lewat untuk melemparkan makanan.

Setibanya di Pelabuhan Sape, ternyata rombongan Keluarga Besar KPKNL Bima masih harus menempuh jarak 2 km melewati jalan tanah berbatu dan berdebu, namun mobil dan sepeda motor masih dapat melaluinya. Siapa saja yang melewati jalan tersebut haruslah berhati-hati, apalagi untuk pengendara motor, mudah sekali untuk terganggu perjalanannya dikarenakan intensitas debu yang padat.

Setibanya di lokasi, rombongan disambut oleh hembusan angin dan pemandangan yang indah khas Pantai Lariti. Setelah istirahat sejenak di pantai, acara diawali dengan kata sambutan oleh Samsul Alam selaku Kepala KPKNL Bima, beliau berkata “Acara yang kita buat ini merupakan ide yang tercetus secara spontan, saya salut dengan teman-teman karena walaupun spontan, tetapi teman-teman sangat antusias untuk mengikuti acara silaturahim ini, sering kali kita menyusun acara yang sudah direncanakan matang, namun ketika hari penyelenggaran ada suatu hal yang kurang dan terhambat. Saya harapkan akan lebih sering lagi kita menyelenggarakan acara-acara keluarga seperti ini, diharapkan rasa kekeluargaan dan keakraban yang terjalin di luar kantor ini dapat lebih terjalin di dalam kantor.”. Selain itu, beliau juga menyampaikan kepada pegawai KPKNL Bima untuk memperkenalkan seluruh anggota keluarganya yang ikut pada kesempatan tersebut. Kemudian, acara dilanjutkan dengan makan makanan khas Sape. Setelah acara makan-makan, acara dilanjutkan dengan kegiatan bebas. Ada yang berfoto-foto, bermain-main dipantai, atau sekedar menikmati suasana Pantai Lariti.

Keajaiban alam laut yang “terpisah” di Pantai Lariti dipicu oleh peristiwa surutnya permukaan air laut. Seiring dengan surutnya permukaan air laut di kawasan Pantai Lariti, maka muncullah pantai pasir yang seolah-olah memisahkan laut kira-kira sepanjang 300 meter dengan lebar 7 meter. Dengan munculnya Pantai Lariti yang tersembunyi tersebut, maka terdapat jalan penghubung antara Ujung Timur Pulau Sumbawa dengan pulau kecil bernama Pulau Sriti. Fenomena laut yang “terpisah’ tersebut, terjadi hampir setiap kali permukaan air laut surut, berbeda dengan di Pulau Jindo di Korea Selatan yang hanya memiliki siklus laut yang “terpisah” sebanyak 2 kali dalam setahun.

Pantai yang memisahkan dua sisi laut ini merupakan tempat yang sempurna bagi siapa saja yang ingin menikmati indahnya alam berbalut suasana religi, karena disamping pesona alamnya yang memukau, dengan menyaksikan terpisahnya laut maka akan mengingatkan kita terhadap kisah Nabi Musa A.S. dalam perjuangannya menegakkan Agama Yang Haq, sehingga kita akan lebih dekat dengan Kebesaran Sang Pencipta. Selain itu, fenomena alam laut yang terpisah ini, menjadi refleksi alam terhadap filosofi dari silaturahim, seharusnya kita sebagai manusia meniru kedua laut dalam bersilaturahim, ketika mereka terpisah, kedua sisi laut akan menghembuskan ombak mereka untuk segera saling bertemu dan menyatu, begitu pula dengan silaturahim, ketika kita merasa jauh dengan keluarga, kerabat, sahabat, teman, ataupun orang yang belum kita kenal, bersegerahlah untuk menyambung silaturahim, dengan begitu akan terjalin komunikasi yang lebih dekat dari sebelumnya dan dapat membuka pintu rejeki yang tidak disangka-sangka

Foto Terkait Kilas Peristiwa
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini