Jakarta - Malam lailatul qadar
terjadi di bulan suci Ramadan. "Nabi bersabda, carilah lailatul qadr itu
pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan," kata K.H. Said
Agil Husein Al Munawar saat menyampaikan tausiyah dalam Peringatan Nuzulul
Qur'an 1445 H bertema Keutamaan Malam Lailatul Qadr pada Kamis (4/4) secara
hybrid di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), Jakarta.
Di akhir
Ramadan, lanjut Menteri Agama tahun 2001-2004 ini, Nabi Muhammad SAW lebih giat
melakukan i'tikaf. "Tujuan dari i'tikaf ini adalah untuk mendapatkan
lailatul qadr," sebutnya.
Mengerjakan
amalan kebaikan pada malam lailatur qadr, nilainya lebih baik dari seribu
bulan. Allah SWT berfirman dalam QS Al-Qadr ayat 2-3: "Dan tahukah kamu
apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu
bulan".
Allah memberikan keistimewaan kepada umat Rasulullah SAW yang umurnya tidak sepanjang umur umat Nabi Rasul sebelumnya. "Karena itu, untuk menutupi umur-umur yang pendek itu, kita disuruh untuk mencari lailatul qadr", seru K.H. Said Agil.
Sebelumnya dalam kesempatan
yang sama, Sekretaris DJKN Dedi Syarif Usman dalam sambutan singkatnya berharap
agar segenap hadirin diberi kesempatan mendapatkan kemuliaan Ramadan sampai
akhir. Acara yang didahului dengan shalat zuhur berjamaah, juga diisi dengan penyerahan dana
santunan dari pegawai DJKN secara simbolis kepada anak yatim. (alf/na)