Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Kilas Peristiwa DJKN
Peringati Nuzulul Quran, Kantor Pusat DJKN Adakan Tausiah dan Buka Bersama
N/a
Jum'at, 18 Juli 2014 pukul 14:41:57   |   205 kali

Jakarta – Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) mengadakan kegiatan buka puasa bersama dan pennyantunan anak anak yatim pada Kamis, 17 Juli 2014 di aula DJKN lantai 5, Jakarta. Acara yang mengambil tema “Meraih Cinta Illahi Di Bulan Suci Dengan Produktivitas Amal dan Kerja Menuju Generasi Qur’ani” ini dibuka oleh Direktur Jenderal Kekayaan Negara Hadiyanto dan dihadiri oleh Sekretaris DJKN, para direktur, segenap pejabat dan pegawai kantor pusat, Kanwil DJKN Jakarta serta pegawai Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) di lingkungan Kanwil Jakarta.

Buka bersama ini dalam rangka memperingati hari Nuzulul Quran yakni hari diturunkannya Al-Quran sebagai pedoman hidup bagi umat muslim.

Pembacaan ayat suci Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 1-10 menjadi pengantar pembuka acara. Dalam sambutannya, Dirjen Kekayaan Negara Hadiyanto menyampaikan bulan puasa adalah bulan penuh berkah. Oleh karena itu, manusia harus bekerja dan beramal dengan penuh ikhlas sehingga hasil dan produktvitas yang diharapkan tidak menurun bahkan harus naik. “Bulan puasa bukan alsan untuk bermalas-malasan. Semua harus bekerja dengan sungguh-sungguh,” ungkapnya.

Selanjutnya, Dirjen Kekayaan Negara didampingi Sekretaris DJKN memberikan santunan untuk anak yatim secara simbolis kepada 5 anak yatim yang hadir.

Memasuki acara inti, Ustadz Ahya Al Anshori memberikan tausiah seputar Ramadhan. Ia mengatakan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan diwajibkannya berpuasa dan saat dimana Al-Qur’an sebagai kitab suci umat Islam diturunkan. Setelah diturunkan, Al-Qur’an menjadi pedoman akhlak bagi seluruh umat manusia. Ia mencontohkan surat Al-Inshira yang mecerminkan akhlak Rasulullah SAW seperti lapang dada dan tidak emosional, tidak pernah melakukan dosa, mampu menjaga nama baik, selalu optimis, menyelesaikan urusannya dengan baik, dan selalu berserah kepada Allah SWT. Al-Quran juga menjadi sumber ilmu pengetahuan dan seni untuk umat muslim. “Lalu, mengapa diwajibkan berpuasa?” tanyanya. Dengan berpuasa, lanjutnya, manusia kembali pada fitrahnya. Fitrah dibagi menjadi lima macam. Pertama, fitrah hidup beragama, fitrah susila, fitrah sosial, fitrah martabat yang tinggi, dan fitrah suci.

Bulan Ramadhan merupakan bulan kesembilan dan bulan Syawal bulan ke-10. Di ibaratkan sebagai ibu yang mengandung selama sembilan bulan dan bayi lahir pada bulan kesepuluh, setelah sembilan bulan manusia melakukan banyak kesalahan, di bulan Ramadhan ini manusia diberi kesempatan untuk memfitrahkan diri kembali dengan menaati perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, sehingga di bulan Syawal tepatnya 1 Syawal manusia bisa suci seperti bayi yang baru lahir. “Hari inilah yang disebut Idul Fitri,” pungkasnya.(ayu/bend/aryo-humas)

Foto Terkait Kilas Peristiwa
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini