Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Kilas Peristiwa DJKN
Hadapi Pandemi Covid-19, PPLN Gelar Doa bersama Secara Daring
Bend Abidin Santosa
Jum'at, 23 Juli 2021 pukul 14:30:40   |   371 kali

Perkumpulan Pejabat Lelang Negara (PPLN) menggelar doa bersama Insan Lelang Indonesia secara daring dalam rangka menghadapi pandemi COVID-19 pada Kamis, (22/7) secara daring. Acara yang dipandu Pelelang Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandar Lampung Budi Merdeka ini bertajuk "Menyempurnakan Ikhtiar Prokes ketat dengan Doa yang Diperhebat".


Ketua PPLN Palomes Tampubolon mengatakan bahwa doa bersama ini diharapkan menjadi ruang bagi semua pihak untuk saling menguatkan satu sama lain serta sebagai suatu bentuk ikhtiar dan harapan agar pandemi cepat berlalu dengan mengingatkan secara terus menerus untuk mematuhi protokol kesehatan karena Virus Covid-19 ini nyata adanya dan berbahaya.


"Semoga Alloh mengijabah doa yang dipanjatkan dengan penuh rasa tulus dan ikhlas, agar kita semua mendapatkan kekuatan ntuk mampu melewati ujian ini. Karena hakikatnya doa merupakan kunci atas jawaban segala keresahan hati, serta senjata terakhir yang dimiliki manusia," ungkapnyanya.


Direktur Lelang Joko Prihanto dalam sambutannya menyatakan agar seluruh pegawai diberikan kesehatan dan dijauhkan dari penyakit ."Mari kita doakan semoga semuanya selalu diberikan kesehatan dan dijauhkan dari covid-19, saat ini penting untuk tetap bersikap optimis karena hakikatnya Alloh tidak akan memberikan cobaan di luar kemampuan umat Nya."

Dalam gelaran virtual ini juga disampaikan testimoni dari empat orang pelelang yang merupakan penyintas covid 19, mereka adalah Muhammad Farid Tommy Wijaya (KPKNL Semarang), Hendro Dwiyanto (KPKNL Pekanbaru), Hasintongan Pardede (KPKNL Padangsidimpuan), dan Lely Noor Janna (KPKNL Pekalongan).


Dalam testimoninya, Muhammad Farid Tommy Wijaya menceritakan setelah bertugas sebagai pelelang, Tommy mendapat informasi bahwa pejabat penjual yang hadir saat pelaksanaan lelang ternyata positif covid 19, sehingga dia berinisiatif untuk melakukan  test swab antigen ternyata hasilnya positif.


"Seketika saya langsung memberitahu keluarga untuk menyiapkan ruangan khusus untuk saya isolasi mandiri. Saya sempat mengalami down karena berita duka cita yang bersliweran, namun saya tetap berusaha semangat dan ikhtiar meminum obat."


Lain halnya dengan cerita dari Hendro Dwiyanto, disaat harusnya bersuka cita karena kelahiran anaknya. Ternyata di saat yang bersamaan dengan kepulangan istri dan anaknya dari rumah sakit, Hendro dinyatakan positif covid 19 dengan gejala sedang. Kepanikan melanda Hendro karna istrinya yang baru melahirkan dan anaknya yang baru berusia 14 hari juga dinyatakan positif.

 

Penyintas lainnya, Hasintongan Pardede, yang akrab disapa Sintong dengan nafas yang masih terengah-engah mengungkapkan baru saja dia diberitahu bahwa hasil test PCR nya negatif. Lagi-lagi, hanya lantunan syukur dan kebahagiaan yang sungguh tiada tara. 


"Teman-teman harus tetap percaya dan semangat bisa sembuh dari penyakit ini (covid 19). Selalu berpegang teguh pada Iman bahwa ini bisa dilalui," pesannya.


Covid 19 juga menimbulkan traumatis tersendiri bagi Lely Noor Janna. Selain harus mengalami sakit dan sesak nafas yang demikian menyiksa, perasaan bersalah karena telah menularkan virus ini keseluruh anggota keluarga juga menambah beban bagi pelelang yang biasa disapa Lely ini.


Dengan mata berkaca-kaca Lely mengungkapkan betapa sulitnya mendapatkan fasilitas kesehatan. "Saya sudah keliling mencari rumah sakit dan baru saya dapatkan di luar kota itu pun saya harus mengiba-iba agar bisa dirawat di rumah sakit tersebut," ungkapnya.


Suasana mengharu biru mendengarkan testimoni para penyintas covid-19 berlanjut dengan tausyiah yang disampaikan oleh K.H. Taufik Kurrohman dari Pondok Pesantren Wasilatul Huda, Sukamiskin, Bandung.

Awal tausyiahnya, K.H. Taufik Kurrohman menjelaskan pentingnya silaturahmi dalam bentuk majelis ilmu meskipun diselenggarakan secara daring, karena "Siapa yang hendak dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (H.R. Bukhari Muslim).


Penyelenggaraan majelis ilmu secara daring merupakan bentuk ikhtiar sebagai manusia yang bertaqwa karena menjalankan protokol kesehatan secara ketat adalah bagian dari taqwa.


"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. (Qs. At-Talaq: 2),” ungkapnya

Virus covid 19 menjadi pandemik yang memberikan dampak kepada banyak pihak. Namun mengambil sikap terhadap musibah seperti wabah corona memang perlu bijak. Apalagi sebagai orang yang beriman kita harus meyakini bahwa sesuatu yang menimpa kita adalah Qodarulloh  yaitu sesuai dengan takdir Alloh SWT. "Namun, tidak perlu menunjukkan kepanikan yang berlebihan terhadap virus ini," ungkapnya.


Di tengah ancaman pandemi virus corona yang mematikan sebagaimana tengah berlangsung saat ini di seluruh dunia, banyak orang mengalami kecemasan bahkan tidak sedikit yang mengalami kepanikan. Keadaan semacam ini dapat menurunkan daya tahan tubuh dari serangan virus covid 19.


Ia menceritakan bahwa seorang ulama terkenal sekaligus seorang ahli dibidang kedokteran bernama Ibnu Sina, di dunia barat dikenal dengan nama Avicena, mengungkapkan bahwa Kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan.

 

"Oleh karena itu, sabar adalah kunci dalam menyikapi suatu musibah," kata K.H. Taufik Kurrohman.

Lebih lanjut, ia menyitir salah satu firman Allah SWT dalam Q.S. Al Baqoroh: 155 yang artinya

Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.


Selanjutnya, K.H. Taufik Kurrohman dalam tausyiahnya memberikan definisi dari sabar yaitu memaksimalkan DUIT (Doa, Usaha, Ikhtiar, Tawakal). "Doa merupakan senjata ampuh seorang mukmin, namun doa tanpa diikuti usaha adalah bohong dan usaha tanpa doa merupakan kesombongan. Ikhtiar sebagai upaya memilih dalam menghindar dari musibah, dan terakhir adalah tawakal berserah diri sepenuhnya kepada Alloh, percaya akan Qodo dan Qodar," ucapnya.


Acara diakhiri dengan doa dan istighosah bersama untuk mengucap syukur atas berkah kesehatan yang masih diberikan oleh Allah SWT, serta bermunajad untuk kesembuhan rekan-rekan dan keluarga yang sedang sakit, dan agar pandemi covid 19 segera berlalu. (Penulis: Ginanjar Rahayu)

Foto Terkait Kilas Peristiwa
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini