Perkumpulan Pejabat Lelang Negara (PPLN) menggelar doa
bersama Insan Lelang Indonesia secara daring dalam rangka menghadapi pandemi
COVID-19 pada Kamis, (22/7) secara daring. Acara yang dipandu Pelelang Kantor
Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandar Lampung Budi Merdeka ini bertajuk
"Menyempurnakan Ikhtiar Prokes ketat dengan Doa yang Diperhebat".
Ketua PPLN Palomes Tampubolon mengatakan bahwa doa bersama
ini diharapkan menjadi ruang bagi semua pihak untuk saling menguatkan satu sama
lain serta sebagai suatu bentuk ikhtiar dan harapan agar pandemi cepat berlalu
dengan mengingatkan secara terus menerus untuk mematuhi protokol kesehatan
karena Virus Covid-19 ini nyata adanya dan berbahaya.
"Semoga Alloh mengijabah doa yang dipanjatkan dengan
penuh rasa tulus dan ikhlas, agar kita semua mendapatkan kekuatan ntuk mampu
melewati ujian ini. Karena hakikatnya doa merupakan kunci atas jawaban segala
keresahan hati, serta senjata terakhir yang dimiliki manusia," ungkapnyanya.
Direktur Lelang Joko Prihanto dalam sambutannya menyatakan
agar seluruh pegawai diberikan kesehatan dan dijauhkan dari penyakit ."Mari
kita doakan semoga semuanya selalu diberikan kesehatan dan dijauhkan dari
covid-19, saat ini penting untuk tetap bersikap optimis karena hakikatnya Alloh
tidak akan memberikan cobaan di luar kemampuan umat Nya."
Dalam gelaran virtual ini juga disampaikan testimoni dari
empat orang pelelang yang merupakan penyintas covid 19, mereka adalah Muhammad
Farid Tommy Wijaya (KPKNL Semarang), Hendro Dwiyanto (KPKNL Pekanbaru),
Hasintongan Pardede (KPKNL Padangsidimpuan), dan Lely Noor Janna (KPKNL
Pekalongan).
Dalam testimoninya, Muhammad Farid Tommy Wijaya
menceritakan setelah bertugas sebagai pelelang, Tommy mendapat informasi bahwa
pejabat penjual yang hadir saat pelaksanaan lelang ternyata positif covid 19,
sehingga dia berinisiatif untuk melakukan test swab antigen ternyata
hasilnya positif.
"Seketika saya langsung memberitahu keluarga untuk
menyiapkan ruangan khusus untuk saya isolasi mandiri. Saya sempat mengalami
down karena berita duka cita yang bersliweran, namun saya tetap berusaha
semangat dan ikhtiar meminum obat."
Lain halnya dengan cerita dari Hendro Dwiyanto, disaat
harusnya bersuka cita karena kelahiran anaknya. Ternyata di saat yang bersamaan
dengan kepulangan istri dan anaknya dari rumah sakit, Hendro dinyatakan positif
covid 19 dengan gejala sedang. Kepanikan melanda Hendro karna istrinya yang
baru melahirkan dan anaknya yang baru berusia 14 hari juga dinyatakan positif.
Penyintas lainnya, Hasintongan Pardede, yang akrab disapa
Sintong dengan nafas yang masih terengah-engah mengungkapkan baru saja dia
diberitahu bahwa hasil test PCR nya negatif. Lagi-lagi, hanya lantunan syukur
dan kebahagiaan yang sungguh tiada tara.
"Teman-teman harus tetap percaya dan semangat bisa
sembuh dari penyakit ini (covid 19). Selalu berpegang teguh pada Iman bahwa ini
bisa dilalui," pesannya.
Covid 19 juga menimbulkan traumatis tersendiri bagi Lely
Noor Janna. Selain harus mengalami sakit dan sesak nafas yang demikian
menyiksa, perasaan bersalah karena telah menularkan virus ini keseluruh anggota
keluarga juga menambah beban bagi pelelang yang biasa disapa Lely ini.
Dengan mata berkaca-kaca Lely mengungkapkan betapa sulitnya
mendapatkan fasilitas kesehatan. "Saya sudah keliling mencari rumah sakit
dan baru saya dapatkan di luar kota itu pun saya harus mengiba-iba agar bisa
dirawat di rumah sakit tersebut," ungkapnya.
Suasana mengharu biru mendengarkan testimoni para penyintas
covid-19 berlanjut dengan tausyiah yang disampaikan oleh K.H. Taufik Kurrohman dari
Pondok Pesantren Wasilatul Huda, Sukamiskin, Bandung.
Awal tausyiahnya, K.H. Taufik Kurrohman menjelaskan
pentingnya silaturahmi dalam bentuk majelis ilmu meskipun diselenggarakan
secara daring, karena "Siapa yang hendak dilapangkan rezekinya dan
dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (H.R.
Bukhari Muslim).
Penyelenggaraan majelis ilmu secara daring merupakan bentuk
ikhtiar sebagai manusia yang bertaqwa karena menjalankan protokol kesehatan
secara ketat adalah bagian dari taqwa.
"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan
mengadakan baginya jalan keluar. (Qs. At-Talaq: 2),” ungkapnya
Virus covid 19 menjadi pandemik yang memberikan dampak
kepada banyak pihak. Namun mengambil sikap terhadap musibah seperti wabah
corona memang perlu bijak. Apalagi sebagai orang yang beriman kita harus
meyakini bahwa sesuatu yang menimpa kita adalah Qodarulloh yaitu sesuai
dengan takdir Alloh SWT. "Namun, tidak perlu menunjukkan kepanikan yang
berlebihan terhadap virus ini," ungkapnya.
Di tengah ancaman pandemi virus corona yang mematikan
sebagaimana tengah berlangsung saat ini di seluruh dunia, banyak orang
mengalami kecemasan bahkan tidak sedikit yang mengalami kepanikan. Keadaan
semacam ini dapat menurunkan daya tahan tubuh dari serangan virus covid 19.
Ia menceritakan bahwa seorang ulama terkenal sekaligus
seorang ahli dibidang kedokteran bernama Ibnu Sina, di dunia barat dikenal
dengan nama Avicena, mengungkapkan bahwa Kepanikan adalah separuh penyakit,
ketenangan adalah separuh obat, dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan.
"Oleh karena itu, sabar adalah kunci dalam menyikapi
suatu musibah," kata K.H. Taufik Kurrohman.
Lebih lanjut, ia menyitir salah satu firman Allah SWT dalam
Q.S. Al Baqoroh: 155 yang artinya
Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan
sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan
berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.
Selanjutnya, K.H. Taufik Kurrohman dalam tausyiahnya
memberikan definisi dari sabar yaitu memaksimalkan DUIT (Doa, Usaha, Ikhtiar,
Tawakal). "Doa merupakan senjata ampuh seorang mukmin, namun doa tanpa
diikuti usaha adalah bohong dan usaha tanpa doa merupakan kesombongan. Ikhtiar
sebagai upaya memilih dalam menghindar dari musibah, dan terakhir adalah
tawakal berserah diri sepenuhnya kepada Alloh, percaya akan Qodo dan Qodar,"
ucapnya.
Acara diakhiri dengan doa dan istighosah bersama untuk mengucap syukur atas berkah kesehatan yang masih diberikan oleh Allah SWT, serta bermunajad untuk kesembuhan rekan-rekan dan keluarga yang sedang sakit, dan agar pandemi covid 19 segera berlalu. (Penulis: Ginanjar Rahayu)