Jakarta – Direktorat Jenderal Kekayaan Negara
(DJKN) menyelenggarakan acara buka bersama sekaligus memberikan santunan anak
yatim dari Yayasan Panti Asuhan Darussalam An-Nur Tangerang pada Senin, (05/06)
di aula Kantor Pusat DJKN. Acara ini diselenggarakan oleh Bintal DJKN
berkolaborasi dengan DJKN Muda dan Bagian Kepegawaian DJKN. Rangkaian acara tersebut diisi dengan sholat
ashar berjamaah, pembacaan ayat suci Al quran, ceramah Islam yang diisi oleh
Ustadz H. Zen Rofiq Fachruddin serta acara terakhir buka bersama dan sholat
maghrib berjamaah.
Acara dibuka Sekretaris DJKN
Dodi Iskandar yang menyampaikan bahwa hidup ini jangan selalu mementingkan soal
dunia, tetapi harus diimbangi antara duniawi dan akhirat. “Hidup itu jangan
disibukkan dengan selalu bekerja, sampai akhirnya lupa untuk memperbaiki akhlak
sebagai bekal untuk akhirat kelak,” pesannya. Dodi juga berharap agar dengan
mengikuti acara tersebut pegawai bisa menambah wawasan mengenai pengetahuan
keagamaan.
Selanjutnya acara diisi dengan ceramah
agama Islam oleh Ustadz H.
Zen Rofiq Fachruddin dengan tema “Keistimewaan yang diberikan kepada umat Nabi
Muhammad SAW”. Ustadz Zen menjelaskan Bulan ramadhan itu adalah bulan yang
berat bagi umat yang menjalankannya terutama umat yang tidak rajin beribadah,
seperti halnya menjalankan puasa di bulan ramadhan akan ada banyak godaan yang
menghampiri.
Ia menceritakan tentang bagaimana Nabi Muhammad SAW menangis
pada saat melakukan israj mi’raj, beliau memikirkan umatnya. Perjalanan malam nabi dan diangkatnya dia ke langit
untuk bertemu langsung dengan Allah dan menerima perintah kewajiban salat di
lima waktu. “Nabi Muhammad di bawa ke Baitul Maqdis dengan menunggangi Buraq,
lalu bertemu dengan malaikat Jibril. Nabi Muhammad bersama malaikat Jibril
bertemu dengan Nabi Adam yang disambut dengan mendoakan kebaikan,” ungkapnya.
Kemudian, lanjutnya, Nabi Muhammad SAW dibawa
ke langit kedua bertemu dengan Nabi Isa
bin Maryam dan Nabi Yahya bin Zakaria. Mereka juga menyambut dan memberikan doa
kebaikan sampai beliau Baginda Rosulullah dibawa ke langit ketujuh bertemu
dengan Nabi Ibrahim dan Allah memberikan wahyu kepadanya dengan mewajibkan
salat 50 waktu sehari semalam.
Kemudian Nabi
Muhammad turun dan bertemu dengan Nabi Musa, lalu Nabi Musa berkata “Kembalilah
kepada Tuhanmu, mintalah keringanan karena umatmu tidak akan mampu
melaksanakannya. Aku pernah mencoba Bani Israel dan menguji mereka'’, sehingga
Allah berfirman: 'Wahai Muhammad! Sesungguhnya aku fardukan lima waktu sehari
semalam. Setiap salat fardu dilipatgandakan dengan sepuluh kali lipat. Maka
itulah 50 salat fardu. Begitu juga barangsiapa yang berniat, untuk melakukan
kebaikan tetapi tidak melakukanya, niscaya akan dicatat baginya satu kebaikan.
Jika dia melaksanakannya, maka dicatat 10 kebaikan baginya. Sebaliknya
barangsiapa yang berniat ingin melakukan kejahatan, tetapi tidak melakukannya,
niscaya tidak dicatat baginya sesuatu pun. Lalu jika dia mengerjakannya, maka
dicatat sebagai satu kejahatan baginya'’.
Pada kesempatan
terakhir, Ustadz Zen Rofiq
Fachruddin kembali mengingatkan untuk beribadah pada malam Lailatul Qadar digambarkan sebagai malam yang lebih baik dari 1.000
bulan. “Dan jadikan bulan Ramadhan sebagai hadiah dari Allah,
hadiah untuk umat akhir zaman. Bulan untuk perbanyak doa kepada Allah, dan menjadi
tempat berlomba-lomba mencari pahala,” pesannya. (Arum/arve/edited-Humas DJKN)