Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
APBN Responsif di Tengah Peningkatan Risiko Global, Untuk Menjaga Daya Beli dan Momentum Pemulihan Ekonomi
Dewi Lestuti Ambarwati
Rabu, 01 Juni 2022   |   299 kali

Jakarta – Konferensi Pers APBN Bulan Mei 2022 dilaksanakan secara hybrid dengan pelaksanaan secara offline di Aula Djuanda Kementerian Keuangan pada Senin, 23 Mei 2022 serta penayangan secara online melalui kanal Youtube Kementerian Keuangan.

Pada Konferensi Pers ini dihadiri oleh beberapa pejabat eselon I antara lain: Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati; Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara; Direktur Jenderal Pajak, Suryo Utomo; Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Askolani; Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Rionald Silaban; Direktur Jenderal Anggaran, Isa Rachmatarwata; Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Luky Alfirman; dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Febrio Kacaribu.

Sebagai pembuka Konferensi Pers, Sri Mulyani Indrawati menjelaskan pentingnya instrumen APBN dalam tata kelola perekonomian Indonesia. “APBN masih menjadi instrumen yang luar biasa penting, di dalam mengelola seluruh perekonomian kita, baik dalam situasi pandemi, walau sudah mulai bisa dikelola dengan baik, maupun instrumen untuk mendukung pemulihan ekonomi yang menghadapi tantangan baru”, imbuhnya.

Pada paparan pertama, kondisi pelaksanaan APBN saat ini menunjukkan adanya peningkatan dimana kasus pandemi Covid-19 sudah mulai menurun dan mengalami perbaikan baik secara global atau nasional. Selain itu, tantangan pada pemulihan ekonomi dunia menjadi isu terkini sebagai akibat dari krisis global dari permasalahan geopolitik berupa konflik Rusia dengan Ukraina sehingga memicu lonjakan harga barang-barang terutama energi dan pangan serta menimbulkan supply disruption. Lonjakan harga tersebut meliputi kenaikan pada natural gas (minyak alam) yang melonjak sebesar 125,8%, coal (batu bara) yang melonjak sebesar 166,1%, minyak brent yang melonjak sebesar 45,7%, Crude Palm Oil (CPO)/Minyak Sawit yang melonjak 20,9%, wheat (gandum) melonjak sebesar 55,6%, corn (jagung) melonjak sebesar 31,6%, soybean (kacang kedelai) melonjak sebesar 28,1%, dan grain (biji padi-padian) yang melonjak sebesar 15,5%.

Pemulihan ekonomi terus berlanjut di tengah penyebaran varian Omicron dan gejolak geopolitik dimana kinerja pertumbuhan ekonomi yang kuat di Q1 Tahun 2022 menjadi capaian krusial dalam memperkuat fondasi pertumbuhan potensial jangka menengah-panjang. Belanja barang di tahun 2022 sebesar Rp.77 T menunjukkan kondisi yang membaik jika dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar Rp.98,7 T untuk belanja barang lainnya dan Penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC PEN). Realisasi belanja barang PC PEN per 13 mei 2022, antara lain: Bantuan tunai untuk 1,9 juta Pedagang Kaki Lima, Warung, dan Nelayan (PKLWN) senilai Rp.1,6 triliun, 167,1 ribu pasien Covid-19 yang mendapatkan biaya perawatan senilai Rp.11,6 T, Information dan Communication Techonologies (ICT) antara lain penyediaan Base Transceiver Station (BTS) sewa jaringan untuk pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebesar Rp.0,8 T.

Disamping itu, belanja modal 2022 difokuskan untuk menyelesaikan proyek infrastruktur prioritas dan mendukung modernisasi peralatan pertahanan dan keamanan dengan realisasi s.d. 30 April 2022 sebesar Rp.33,4 T yang lebih rendah dibandingkan pada tahun 2021 sebesar Rp.48,1 T (akibat pembayaran proyek yang selesai 2020 dan di carry over di tahun 2021).

Pada sektor perlindungan sosial, realisasi anggaran perlindungan sosial s.d. 30 April 2022 sebesar Rp.129 T yang lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp.124,1 T yang dipengaruhi oleh percepatan penyaluran bantuan sosial di bulan April, penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan peningkatan realisasi subsidi BBM dan LPG, serta peningkatan realisasi BLT desa.

Untuk realisasi belanja subsidi di tahun 2022 lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yang dipengaruhi oleh: Kenaikan Indonesian Crude Price (ICP), Percepatan pencairan kurang bayar subsidi energi, dan Peningkatan volume penyaluran barang bersubsidi. Penyaluran subsidi ini antara lain pada: BBM (solar dan minyak tanah) dari 3,6 juta menjadi 4,1 juta kilo liter, LPG 3 kg dari 1,8 juta menjadi 1,9 juta metrik ton, Pelanggan listrik subsidi dari 37,4 juta menjadi 38,4 juta pengguna, Pupuk dari 2,6 juta ton menjadi 3,0 juta ton pupuk, Debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 2,3 juta menjadi 2,7 juta debitur dan Kredit KUR dari 83,1 triliun menjadi 125,6 triliun, Subsidi perumahan dari 26,3 ribu unit menjadi 38,4 ribu unit.

Disamping itu, usaha perlindungan masyarakat yang telah dilakukan pemerintah memberikan efek nyata pada dorongan kinerja PC PEN tahun 2022 melalui penanganan bidang kesehatan terutama penyelenggaraan vaksinasi yang terus dipercepat, tunggakan klaim yang diselesaikan segera, dan proses penguatan pemulihan ekonomi yang terus dijalankan dengan realiasasi s.d. 13 Mei 2022 sebesar Rp.80,79 T (17,73 persen dari alokasi Rp.455,62 T).

Sedangkan pada sektor penanganan kesehatan sebesar Rp.15,2 T (12,42 persen dari pagu Rp.122,54 T) dengan realisasi utamanya untuk pembayaran klaim dan insentif nakes, serta insentif perpajakan vaksin/alat kesehatan, dan penangan Covid-19 melalui dana desa. Pada sektor perlindungan masyarakat dengan realisasi mencapai Rp.51,09 T (33 persen dari pagu Rp.154,76 T), meliputi Program Keluarga Harapan sebesar Rp.14,24 T, kartu sembako sebesar Rp.18,8 T, BLT minyak goreng sebesar Rp.6,1 T, BLT Desa sebesar Rp.8,0 T, BT PKLWN sebesar Rp.1,6 T, dan Pra kerja sebesar Rp.2,4 T. Selain itu pada sektor penguatan pemulihan ekonomi mencapai Rp.14,48 T (8,1 persen dari pagu Rp.178,32 T) meliputi dukungan program pariwisata sebesar Rp.0,19 T, ICT sebesar Rp.0,85 T, dukungan UMKM (subsidi bunga dan Imbal Jasa Penjaminan/IJP) sebesar Rp.8,14 T, dan insentif perpajakan sebesar Rp.5,2 T. (Tim KIHI-Kanwil DJKN SJB-14).

Simak Konferensi Pers APBN Kita selengkapnya di tautan berikut:

https://www.youtube.com/watch?v=uvt-vCyhOtc:

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini