Jakarta – Konferensi Pers APBN Bulan Mei
2022 dilaksanakan secara hybrid dengan pelaksanaan secara offline di
Aula Djuanda Kementerian Keuangan pada Senin, 23 Mei 2022 serta penayangan
secara online melalui kanal Youtube Kementerian Keuangan.
Pada Konferensi Pers ini dihadiri oleh beberapa
pejabat eselon I antara lain: Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati; Wakil
Menteri Keuangan, Suahasil Nazara; Direktur Jenderal Pajak, Suryo Utomo; Direktur
Jenderal Bea dan Cukai, Askolani; Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Rionald
Silaban; Direktur Jenderal Anggaran, Isa Rachmatarwata; Direktur Jenderal
Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Luky Alfirman; dan Kepala Badan Kebijakan
Fiskal, Febrio Kacaribu.
Sebagai pembuka Konferensi Pers, Sri
Mulyani Indrawati menjelaskan pentingnya instrumen APBN dalam tata kelola
perekonomian Indonesia. “APBN masih menjadi instrumen yang luar biasa
penting, di dalam mengelola seluruh perekonomian kita, baik dalam situasi
pandemi, walau sudah mulai bisa dikelola dengan baik, maupun instrumen untuk
mendukung pemulihan ekonomi yang menghadapi tantangan baru”, imbuhnya.
Pada paparan pertama, kondisi
pelaksanaan APBN saat ini menunjukkan adanya peningkatan dimana kasus pandemi
Covid-19 sudah mulai menurun dan mengalami perbaikan baik secara global atau
nasional. Selain itu, tantangan pada pemulihan ekonomi dunia menjadi isu
terkini sebagai akibat dari krisis global dari permasalahan geopolitik berupa konflik
Rusia dengan Ukraina sehingga memicu lonjakan harga barang-barang terutama
energi dan pangan serta menimbulkan supply disruption. Lonjakan harga
tersebut meliputi kenaikan pada natural gas (minyak alam) yang melonjak sebesar
125,8%, coal (batu bara) yang melonjak sebesar 166,1%, minyak brent yang
melonjak sebesar 45,7%, Crude Palm Oil (CPO)/Minyak Sawit yang melonjak 20,9%,
wheat (gandum) melonjak sebesar 55,6%, corn (jagung) melonjak
sebesar 31,6%, soybean (kacang kedelai) melonjak sebesar 28,1%, dan grain
(biji padi-padian) yang melonjak sebesar 15,5%.
Pemulihan ekonomi terus berlanjut di
tengah penyebaran varian Omicron dan gejolak geopolitik dimana kinerja
pertumbuhan ekonomi yang kuat di Q1 Tahun 2022 menjadi capaian krusial dalam
memperkuat fondasi pertumbuhan potensial jangka menengah-panjang. Belanja barang
di tahun 2022 sebesar Rp.77 T menunjukkan kondisi yang membaik jika
dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar Rp.98,7 T untuk belanja barang lainnya
dan Penanganan Pandemi Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC PEN). Realisasi
belanja barang PC PEN per 13 mei 2022, antara lain: Bantuan tunai untuk 1,9
juta Pedagang Kaki Lima, Warung, dan Nelayan (PKLWN) senilai Rp.1,6 triliun, 167,1
ribu pasien Covid-19 yang mendapatkan biaya perawatan senilai Rp.11,6 T, Information
dan Communication Techonologies (ICT) antara lain penyediaan Base
Transceiver Station (BTS) sewa jaringan untuk pemutakhiran Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial (DTKS) sebesar Rp.0,8 T.
Disamping itu, belanja modal 2022
difokuskan untuk menyelesaikan proyek infrastruktur prioritas dan mendukung
modernisasi peralatan pertahanan dan keamanan dengan realisasi s.d. 30 April
2022 sebesar Rp.33,4 T yang lebih rendah dibandingkan pada tahun 2021 sebesar Rp.48,1
T (akibat pembayaran proyek yang selesai 2020 dan di carry over di tahun
2021).
Pada sektor perlindungan sosial, realisasi
anggaran perlindungan sosial s.d. 30 April 2022 sebesar Rp.129 T yang lebih
tinggi dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp.124,1 T yang dipengaruhi oleh percepatan
penyaluran bantuan sosial di bulan April, penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT),
dan peningkatan realisasi subsidi BBM dan LPG, serta peningkatan realisasi BLT
desa.
Untuk realisasi belanja subsidi di tahun
2022 lebih tinggi dibandingkan tahun 2021 yang dipengaruhi oleh: Kenaikan Indonesian
Crude Price (ICP), Percepatan pencairan kurang bayar subsidi energi, dan Peningkatan
volume penyaluran barang bersubsidi. Penyaluran subsidi ini antara lain pada: BBM
(solar dan minyak tanah) dari 3,6 juta menjadi 4,1 juta kilo liter, LPG 3 kg
dari 1,8 juta menjadi 1,9 juta metrik ton, Pelanggan listrik subsidi dari 37,4
juta menjadi 38,4 juta pengguna, Pupuk dari 2,6 juta ton menjadi 3,0 juta ton
pupuk, Debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 2,3 juta menjadi 2,7 juta debitur
dan Kredit KUR dari 83,1 triliun menjadi 125,6 triliun, Subsidi perumahan dari
26,3 ribu unit menjadi 38,4 ribu unit.
Disamping itu, usaha perlindungan masyarakat yang telah dilakukan pemerintah memberikan efek nyata pada dorongan kinerja PC PEN tahun 2022 melalui penanganan bidang kesehatan terutama penyelenggaraan vaksinasi yang terus dipercepat, tunggakan klaim yang diselesaikan segera, dan proses penguatan pemulihan ekonomi yang terus dijalankan dengan realiasasi s.d. 13 Mei 2022 sebesar Rp.80,79 T (17,73 persen dari alokasi Rp.455,62 T).
Sedangkan pada sektor penanganan
kesehatan sebesar Rp.15,2 T (12,42 persen dari pagu Rp.122,54 T) dengan realisasi
utamanya untuk pembayaran klaim dan insentif nakes, serta insentif perpajakan
vaksin/alat kesehatan, dan penangan Covid-19 melalui dana desa. Pada sektor perlindungan
masyarakat dengan realisasi mencapai Rp.51,09 T (33 persen dari pagu Rp.154,76 T),
meliputi Program Keluarga Harapan sebesar Rp.14,24 T, kartu sembako sebesar Rp.18,8
T, BLT minyak goreng sebesar Rp.6,1 T, BLT Desa sebesar Rp.8,0 T, BT PKLWN sebesar
Rp.1,6 T, dan Pra kerja sebesar Rp.2,4 T. Selain itu pada sektor penguatan
pemulihan ekonomi mencapai Rp.14,48 T (8,1 persen dari pagu Rp.178,32 T) meliputi dukungan
program pariwisata sebesar Rp.0,19 T, ICT sebesar Rp.0,85 T, dukungan UMKM
(subsidi bunga dan Imbal Jasa Penjaminan/IJP) sebesar Rp.8,14 T, dan insentif
perpajakan sebesar Rp.5,2 T. (Tim KIHI-Kanwil DJKN SJB-14).
Simak Konferensi Pers APBN Kita
selengkapnya di tautan berikut:
https://www.youtube.com/watch?v=uvt-vCyhOtc: