Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
ADDED VALUE IN PERSON
Relita Mega Asia
Selasa, 05 Maret 2024   |   41 kali

Setiap manusia itu unik.

Seperti halnya sidik jari, karakteristik manusia tidak memiliki kesamaan yang mutlak. Mungkin kita dapat memberikan pendapat bahwa karakter manusia dengan yang lainnya memiliki kemiripan, namun tetap saja, mirip tidak berarti sama. Penelitian untuk mengenali karakter manusia telah banyak dilakukan. Seperti halnya yang pernah dituangkan dalam teori kepribadian bernama Tipologi Hippocrates-Galenus yang membagi karakter manusia ke dalam empat golongan:

  1. Koleris yang memilik sifat semangat, optimis, emosional, keras kepala
  2. Melankolis yang memiliki sifat pemuram, memiliki daya juang lemah, mudah kecewa, pesimis
  3. Plegmatis yang memiliki sifat berpenampilan rapi, pendiriannya kuat, setia dan tidak emosional
  4. Sanguinis yang memiliki sifat selalu bersemangat, ramah dan mudah berubah pendirian

Namun, apakah penggolongan tadi kemudian dapat menentukan secara pasti karakter manusia?

Kevin N. Laland, dalam bukunya Darwin's Unfinished Symphony: How Culture Made the Human Mind,  menuliskan bahkan Darwin pun telah mencoba meneliti tentang karakter manusia sejak ±150 tahun lalu, namun berakhir dengan kesimpulan imperfect dan fragmentary. Kevin N. Laland juga menyatakan bahwa pencapaian manusia didapat dari kemampuannya memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari orang lain. Hal tersebutlah yang kemudian dikembangkan manusia untuk berevolusi.

Lalu bagaimana hubungan karakter manusia tersebut dengan sebuah organisasi?

Kita semua pasti pernah mendengar istilah Added Value. Added Value atau nilai tambah secara sederhana diartikan sebagai pengembangan atau tambahan terhadap sesuatu yang dapat memberikan nilai lebih. Dalam ekonomi, Added Value adalah margin antara harga sebuah produk atau jasa dengan biaya untuk memproduksinya. Harga sendiri biasanya ditentukan dari tingkat keinginan konsumen untuk membayar sebuah produk atau jasa (perceived value). Jadi, added value atau nilai tambah bisa diartikan nilai lebih sebuah produk atau jasa yang dieksploitasi oleh produsen terhadap kelebihan-kelebihan berupa atribut sebuah produk atau jasa, diatas garis limitasi yang konsumen dapat terima.

Disini, kelebihan dari atribut yang dimiliki adalah titik krusialnya. Atribut-atribut tadi, ataupun yang kita kenal sebagai fitur, adalah pembeda, yang meski terlihat kecil, dapat memberikan keuntungan lebih besar kepada produsen. Seth Godin dalam bukunya Purple Cow, menulis bahwa tidak ada orang yang bicara tentang berat atau ukuran sapi, tapi semua orang bicara tentang adanya sapi berwarna ungu. Sebuah metafora yang menjelaskan bahwa orang cenderung memberikan perhatian yang lebih tentang sebuah hal yang berbeda dalam lingkungan yang homogen. Jika dilihat dari konteks Added Value, maka penjelasan tadi juga menggambarkan bagaimana sebuah produk atau jasa yang memiliki atribut pembeda, akan lebih diingat (dan kemudian dipilih) oleh konsumen dibandingkan produk atau jasa yang serupa.

Dalam sebuah organisasi, yang kita asumsikan merupakan produsen, dengan kompetensi pegawai yang homogen, atribut pembeda yang bernilai lebih dapat memberikan manfaat dalam skala apapun. Dalam skala kecil, atribut atau kelebihan yang berbeda tersebut dapat menonjolkan individu dalam lingkungan homogen.  Atribut tadi dapat membantu peningkatan kompetensi lebih lanjut ataupun peningkatan karir seorang pegawai. Dalam skala yang lebih besar, atribut pembeda tadi bisa menjadi kunci keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan bersama, baik dari efektivitas ataupun efisiensi yang dihasilkan dari atribut pembeda seorang pegawai.

Added Value merupakan tindakan yang dilakukan seseorang sebagai fitur pembeda dibandingkan orang lain namun memiliki nilai lebih yang bermanfaat. Added Value dalam konteks kepribadian manusia apabila disandingkan dalam definisi awal berarti fitur pembeda yang dimiliki dalam tiap manusia yang dapat meningkatkan kemampuan organisasi diatas limitasi penerimaan stakeholdernya. Sebagai contoh, dalam sebuah tim sepakbola, setiap orang adalah pemain sepakbola. Namun, dalam sepakbola modern sekarang, tiap-tiap pemain memiliki spesifikasi khusus, mulai dari goalkeeper, centre back, wing back, midfielder, playmaker hingga striker. Midfielder tidak hanya bertugas menyalurkan bola, namun telah dikategorikan dalam jenis-jenis yang berbeda seperti holding midfielder, playmaker, box to box midfielder, ball winning midfielder, yang tiap-tiap tugasnya memiliki atribut yang berbeda.

Jika diasumsikan bahwa sebuah organisasi adalah tim, maka tiap-tiap orang seharusnya memiliki kelebihan masing-masing yang dapat memaksimalkan kemampuan yang ada untuk kemajuan bersama. Akan ada pegawai dengan kelebihan dalam perencanaan, atau pengolahan data, atau memitigasi risiko ataupun pegawai yang memiliki kemampuan eksekutor di lapangan, yang keseluruhannya apabila digabungkan dengan sinergi yang baik, akan memajukan organisasi. Dan tidak hanya sampai disitu, kemajuan organisasi tersebut tidak hanya untuk mencapai target yang ditetapkan, namun melampauinya.

Menemukan added value-mu tentu sejalan dengan Core Value di Kementerian Keuangan, yaitu Adaptif, dimana pegawai Kementerian Keuangan diharapkan dapat terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta menghadapi perubahan, cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas, serta bertindak proaktif. Selain itu, juga selaras dengan habituasi budaya positif Kementerian Keuangan yang bertujuan menumbuhkan dan memperkuat sikap dan perilaku pegawai yang sesuai dengan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan dan Core Values ASN BerAKHLAK dalam rangka meningkatkan kapasitas para pegawainya.

Pertanyaan berikutnya, apakah kalian bisa menentukan Added Value-mu?

Penulis : Akbar Swandana Putra (Pelaksana Seksi Piutang Negara II)


(Disarikan dari berbagai sumber)

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini