Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
BERPIKIRLAH SEBAGAI SEORANG PEMIMPIN
Rini Murbaningsih
Jum'at, 19 Januari 2024   |   63 kali

Berpikirlah sebagai seorang pemimpin,  merupakan salah satu 19 Program habituasi budaya Kemenkeu  yang harus diterapkan dan dijalankan oleh segenap pegawai Kementerian Keuangan dalam melaksanakan tugasnya. Program habituasi budaya Kemenkeu  ini bertujuan agar seluruh pegawai, atasan langsung, dan pimpinan unit di lingkungan Kementerian Keuangan dapat selalu mempraktikkan sikap dan perilaku yang mencerminkan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan dan Core Values ASN BerAKHLAK, serta menjadi role model dalam pelaksanaan program pembiasaan, sehingga nantinya diharapkan layanan Kementerian Keuangan kepada setiap pemangku kepentingan dapat menjadi lebih baik lagi dan mencapai kesempurnaan.   

Sehari-hari kita pasti sering mendengar kata pemimpin. Perihal pemimpin dapat dengan mudah kita ditemui di organisasi formal  seperti  Kementerian/Lembaga Negara, perusahaan swasta, organisasi kemasyarakatan dan masih banyak lagi.  Di organisasi non formal pun dapat dengan mudah kita temui pemimpin, seperti pada kelompok arisan keluarga atau bahkan di kelompok “Genk Motor” misalnya.  

Lalu siapakah yang disebut pemimpin ?  Definisi dari pemimpin  ?  

Menurut Kamus  Besar Bahasa Indonesia (KBBI) arti dari pemimpin adalah orang yang memimpin. Sedangkan definisi pemimpin secara ringkas dapat kita artikan “ seorang pemimpin adalah mereka yang menggunakan jabatan dan wewenangnya untuk mengarahkan bawahannya untuk mencapai tujuan kelompok dan tujuan organisasi”.


Bagaimana harus  berpikir sebagai pemimpin?  Kepemimpinan sering dianggap sebagai ilmu atau metode yang bersifat outward atau ke arah luar. Padahal titik tolak kepemimpinan sebenarnya justru berada di dalam diri kita.

Kepemimpinan dimulai dengan menegaskan pada diri kita, soal kita ini mau apa, target atau capaian apa yang ingin kita raih. Kita sendiri harus mempunya misi, mempunya tujuan yang jelas. Artinya, sebelum kita berpikir soal bagaimana mengelola orang lain,  kita harus terlebih dahulu berpikir soal bagaimana mengelola diri kita sendiri.

Apa yang harus dikelola? Pertama, mengelola tujuan kita, dalam arti tegaskan dan perjelas apa tindakan apa saja yang diperlukan untuk mencapainya. Lalu kita definisikan sikap-sikap serta  tindakan apa saja yang harus dilaksanakan untuk memastikan tindakan-tindakan tadi membawa hasil, mendekatkan diri kita pada tujuan. Kelola diri kita agar konsisten dengan sikap dan tindakan tadi.

Selanjutnya baru soal orang lain. Prinsipnya sama, yaitu bagaimana membuat orang-orang yang bekerja bersama kita paham dan berkomitmen pada tujuan. paham apa yang harus dilakukan, dan berkomitmen untuk bersikap sesuai yang dibutuhkan, guna mencapai tujuan.

Dalam pengelolaan terhadap orang lain itu kita mesti memiliki kemampuan mengawal proses pencapaian tujuan melalui tindakan yang dilakukan orang lain. Kita juga harus menjalin hubungan baik dengan banyak orang, dan menjaga agar mereka saling berhubungan secara baik. Kita harus bisa menyelesaikan masalah yang timbul dalam hubungan itu.

Dan yang tak kalah penting, kita harus memotivasi, memicu inisiatif orang-orang, agar mereka tidak statis dan hanya sekadar menunggu perintah.

 

Penulis: Heru Widiyanto (Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara I)

(Disarikan dari berbagai Sumber)

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini