Manado - Integritas suatu organisasi harus ditunjukkan dari
integritas masing-masing orang yang berada di dalam organisasi tersebut. Harus
ada sinergi dan kolaborasi untuk membuat integritas organisasi lebih baik,
bukan hanya sekedar integritas individu-individu yang kemudian dijumlahkan.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Jenderal Kekayaan Negara
Isa Rachmatarwata saat memberikan keynote speech dalam acara
webinar nasional “Success Stories Pembangunan Zona Integritas” pada
Kamis (18/9). Kegiatan ini diinisiasi oleh Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan
Lelang (KPKNL) Ternate bekerja sama dengan Sekretariat DJKN. Saat ini, KPKNL
Ternate sedang dalam pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).
“Ada suatu eskalasi dari integritas organisasi karena
anggota-anggotanya siap untuk berkolaborasi satu dengan yang lain dari hal yang
sederhana, saling mengingatkan hingga mewujudkan upaya bersama untuk
menciptakan situasi organisasi yang lebih baik, efisien, dan optimal dalam
berkarya dan menghasilkan produk-produknya,” ujar Isa.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) DJKN
Sulawesi Utara, Tengah, Gorontalo, dan Maluku Utara Aloysius Yanis Dhaniarto
menyampaikan bahwa tingginya tuntutan masyarakat terhadap birokrasi yang
transparan, akuntabel, bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
menjadikan reformasi birokrasi merupakan hal yang harus dilakukan oleh setiap
instansi pemerintah.
Sebagaimana diketahui, pemerintah membangun beberapa unit
kerja sebagai pilot project yang dapat menjadi percontohan
penerapan bagi unit-unit lainnya untuk mempercepat terwujudnya birokrasi yang
bebas dari korupsi serta bersih melayani. “Sebagai tolak ukur keberhasilan
pembangunan ZI, maka ditetapkan suatu indikator dengan pemberian penghargaan
berupa predikat WBK dan WBBM kepada instansi pemerintah,” ujar Yanis. Ia
menambahkan bahwa predikat ZI mengindikasikan suatu instansi pemerintah dan
jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan WBK dan WBBM melalui reformasi
birokrasi, khususnya dalam pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas
pelayanan publik.
Kepala Kantor Wilayah DJKN Aceh Syukriah HG yang hadir sebagai
narasumber mengatakan pentingnya komitmen dan memahami tujuan dalam melakukan
berbagai hal, begitu pula saat membangun ZI dalam organisasi. “Ketika
membangun komitmen, kita harus sering mengevaluasi dan selalu berusaha
memperbaiki. Dalam membangun ZI, seluruh jajaran juga harus paham tujuan dan
pentingnya integritas,” kata Syukriah.
Selain itu, dirinya juga memberikan paparan tentang manajemen
perubahan, penataan tata laksana, penataan sistem manajemen sumber daya
manusia, penguatan akuntabilitas kinerja, penguatan pengawasan, kualitas
pelayanan publik dan inovasi kunci pembangunan area ZI.
Kepala KPPN Ternate Izma Nur Choironi turut membagi pengalamannya
membawa KPPN Ternate menjadi Kantor dengan predikat ZI WBK. Ia menyampaikan
bahwa terdapat lima langkah strategis
membangun ZI yaitu komitmen, kemudahan pelayanan, program yang menyentuh
masyarakat, monitoring dan evaluasi, serta manajemen media. Apabila dilakukan,
kelimanya akan memberikan fokus arah dalam membangun ZI menuju WBK dan WBBM.
“Fokus arah pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM diantaranya dengan
meningkatnya kualitas kinerja yang berkesinambungan dan menjadi role
model pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM untuk memberikan dampak
terhadap pelayanan publik demi terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas
dari KKN”, ujar Izma mengawali paparannya. Menurutnya, komitmen dan leadership juga
menentukan keberhasilan unit dalam pembangunan ZI.
Kesiapan pembangunan ZI WBK/WBBM dibuktikan dengan dilakukannya
sejumlah perubahan atas pelayanan dan budaya kerja menuju ke arah yang lebih
baik. Hal ini sejalan dengan nilai Kementerian Keuangan yang selalu
berproses menuju kesempurnaan. (wdp/bap)