Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Yuk Kita Intip Persiapan dan Tradisi Lebaran di Indonesia!
Arum Ratna Dewi
Senin, 17 April 2023   |   7530 kali

Umat muslim diseluruh dunia merayakan keistimewaan Hari Raya Idul Fitri setelah menjalankan ibadah puasa di bulan suci Ramadhan disetiap tahunnya. Idul Fitri atau yang biasa kita sebut dengan Lebaran memang sudah sangat populer dan identik di Indonesia. Apakah makna dari Idul Fitri? Apa saja persiapan Lebaran yang harus dipersiapkan serta tradisi Lebaran di Indonesia? Mari simak selengkapnya melalui artikel berikut ini.

Makna Hari Raya Idul Fitri

Hari Raya Idul Fitri atau yang populer di Indonesia dengan sebutan Lebaran berasal dari akar kata lebar yang bermakna agar di hari raya kita harus berdada lebar (lapang dada). Sifat lapang dada untuk meminta dan sekaligus memberi maaf (al-‘afwu: menghapus, yakni menghapus kesalahan) kepada sesama.

Setiap manusia memiliki potensi untuk berbuat salah dan khilaf, sehingga kita menyadari bahwa kita memiliki kesalahan dan berusaha kembali ke fitrah dengan cara memperbaiki hubungan terhadap sesama secara baik.

Hari raya Idul Fitri merupakan momentum untuk menyempurnakan hubungan vertikal dengan Allah SWT (hablun minallah) dan secara horizontal membangun hubungan sosial yang baik (hablun minnannas). 

Makna Hari Raya Idul Fitri bukan hanya kembali kepada yang suci namun diartikan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT atas kemenangan besar yang diperoleh setelah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Rangkaian Persiapan Lebaran yang Perlu disiapkan

1.    Zakat Fitrah

Zakat fitrah adalah salah satu kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim yang mampu di bulan Ramadhan. Membayar zakat fitrah menjadi wujud keimanan seorang hamba kepada Tuhannya. Dengan berzakat, umat Islam akan selalu mengingat bahwa harta yang dimilikinya saat ini bukanlah milik pribadi dan nantinya setiap harta benda di dunia akan dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah SWT di Akhirat kelak. Zakat fitrah memiliki tujuan yang mulia, baik bagi orang yang mengeluarkannya maupun orang yang menerimanya. Zakat Fitrah dapat menyucikan diri dari hal-hal yang mengurangi pahala puasa, seperti omong kosong, kata-kata kotor, perbuatan dosa, dan sebagainya serta menyempurnakan ibadah puasa Ramadhan yang telah kita lakukan selama sebulan penuh.

 

2.    Membersihkan Rumah

Menjelang Lebaran, salah satu kegiatan rutin yang dilakukan adalah membersihkan rumah agar rumah tetap bersih dan nyaman untuk bercengkerama serta bersilahturahmi. Kita bisa mengatur jadwal dalam membersihkan rumah serta mengajak anggota keluarga untuk saling gotong royong agar kegiatan rutin ini dapat berjalan dengan cepat dan efektif.

 

3.    Memasak Masakan Spesial Lebaran

Pada momen Lebaran kurang lengkap rasanya tanpa adanya jamuan istimewa untuk menghabiskan waktu bersama keluarga dan kerabat terdekat. Berbagai hidangan khas dan menu favorit setiap keluarga dihidangkan untuk menyambut Lebaran.

 

4.    Menyiapkan Kue Lebaran

Tidak kalah penting dari makan berat, kue lebaran seperti nastar, kastangel, putri salju, dan sebagainya juga perlu dihidangkan di meja untuk menyambut keluarga serta tamu-tamu yang berkunjung ke rumah untuk bersilahturahmi.

 

5.    Mencuci Alat Shalat

Setiap orang pasti ingin tampil rapi dan bersih dalam menyambut Lebaran. Sebelum hari Lebaran tiba, pastikan kita sudah mencuci semua alat sholat. Alat sholat tidak perlu yang baru maupun mewah yang penting bersih agar nyaman dipakai saat sholat Idul Fitri.

 

Tradisi Lebaran di Indonesia

1.    Takbiran dan Mudik

Pada malam menjelang Hari Raya Idul Fitri, mengumandangkan takbir merupakan amalan yang dianjurkan oleh Rasulullah. Biasanya umat muslim di Indonesia tumpah ruah di jalan atau masjid untuk mengumandangkan takbir. Tradisi takbiran ini menunjukkan rasa kebersamaan antar sesama muslim menjelang lebaran. Tradisi lebaran berikutnya yang terkenal di Indonesia adalah mudik. Istilah mudik dikaitkan dengan kata "udik" yang artinya kampung, desa atau dusun. Dalam istilah Jawa, mudik juga diartikan sebagai singkatan dari "mulih dilik" yang artinya adalah pulang sebentar. Mudik merupakan momen yang ditunggu setiap perantau untuk kembali ke kampung halaman dan melepas rindu untuk bertemu keluarga.

 

2.    Ketupat dan HalalbiHalal 

Ketupat dan HalalbiHalal merupakan tradisi yang tidak terpisahkan dalam merayakan Lebaran. Ketupat bermakna “ngaku lepat” yang artinya adalah “mengaku bersalah”. Makna ini bersimbol dalam bentuk makanan ketupat yang dihidangkan kepada para tamu atau dihantarkan kepada sanak saudara sebagai bentuk permohonan maaf. Menerima dan memakannya dimaknai sebagai penerimaan dan pemberiaan maaf.  Ketulusan dalam meminta dan memberi maaf perlu dihadirkan dalam hati. Ketulusan ini perlu menghadirkan sikap tawadlu (rendah hati, tidak sombong, tidak merasa lebih dari yang lain). Tradisi Ketupat dan HalalbiHalal merupakan inovasi dalam keberagamaan. Inovasi ini pararel dengan subtansi agama tentang persaudaraan dan perdamaian yang media dan sarana untuk keduanya adalah silaturahmi.

 

 

 

3.    THR dan Ziarah Kubur

Tunjangan Hari Raya atau yang biasa kita sebut dengan THR adalah hak pendapatan pekerja yang diberikan perusahaan kepada pekerjanya menjelang Hari Raya. Tradisi bagi – bagi THR juga berlaku dalam masyarakat secara umum, khususnya pada anak-anak. Biasanya orang yang lebih dewasa dan sudah bekerja memberikan “salam tempel” berupa uang kertas baru kepada anak-anak. Aktivitas ini membuat penukaran uang meningkat saat Lebaran. Tradisi selanjutnya yaitu ziarah kubur atau ‘nyekar’ ke makam keluarga dan leluhur yang telah tiada. Tradisi ‘nyekar’ ini biasanya dilakukan sehari sebelum Hari Raya Idul Fitri atau setelah shalat Idul Fitri. Tak jarang pula kita lihat banyak orang-orang yang berziarah ke makam dengan membawa bunga-bunga atau kemenyan.

 

Itulah beberapa persiapan dan tradisi Lebaran yang biasa dilakukan oleh sebagian besar umat muslim di Indonesia. Butuh persiapan yang matang dan jauh-jauh hari serta biaya yang diperlukan untuk membeli kebutuhan menjelang Lebaran. Bagaimana, apakah sudah mempersiapkan diri untuk menyambut Lebaran?

 

“Dalam beningnya hati, pasti ada keruhnya prasangka. Dalam santunnya, sapa pasti ada celanya kata. Tiada kesucian yang menjadi sempurna saat masih terdapat rasa kebencian dalam jiwa. Selamat merayakan hari yang Fitri. Mohon maaf lahir dan batin. Mari menjadi pribadi yang semakin baik”

 

Penulis: Sharfina Cintantya Purwandani – Pelaksana Bidang Penilaian


 

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini