Peradaban
menurut Wikipedia dapat diartikan sebagai sebuah masyarakat yang dicirikan oleh
adanya negara yang telah mengembangkan budaya, bahasa, sistem tulisan, dan mata
uang. Peradaban juga ditandai dengan spesialisasi tenaga kerja, pertanian,
arsitektur, infrastruktur, kemajuan teknologi, perpajakan, dan regulasi. Secara
historis, sebuah peradaban sering dipahami sebagai budaya yang lebih besar dan
"lebih maju", bahkan dari unsur etimology, peradaban sering kali
diasosiasikan dengan kota. Kemudian, apa hubungannya perpindahan Ibu Kota
Negara dengan Peradaban?
Melalui artikel
ini, penulis akan beragumentasi bahwa pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN)
melebihi batas-batas pembangunan fisik infrastruktur dan pemindahan penduduk,
pembangunan IKN dengan konsep “Smart City dan A City for all” merupakan
sebuah peradaban baru yang akan diciptakan oleh generasi saat ini. Kita akan
mejadi saksi lahirnya “Borobudur atau Piramid atau Tembok Raksasa” versi
Indonesia di masa depan yang bernama Ibu Kota Nusantara.
Pemerintah
Indonesia telah menetapkan untuk melaksanakan proses pemindahan Ibu Kota
Negara, dari sebelumnya di Jakarta menjadi ke Ibu Kota Nusantara di Kalimantan
Timur. Pemindahan ibu kota rencananya akan dilakukan dalam 4 (empat) tahap.
Tahap pertama (2022 – 2024) akan dilakukan pembangunan infrastruktur dasar
untuk menampung 500 ribu penduduk, seperti Istana Kepresidenan, gedung MPR/DPR
dan pembangunan perumahan di area utama IKN. Presiden Jokowi memerintahkan agar
Perayaan HUT ke – 79 RI pada 17 Agustus 2024 dapat dilaksanakan di Ibu Kota
Nusantara. Untuk periode 2025-2035 (tahap kedua) menjadi periode pembangunan
IKN sebagai area inti dengan dilakukanya pengembangan fase kota berikutnya,
seperti pusat inovasi, ekonomi, penyelesaian pemindahan pusat pemerintahan,
mengembangkan sektor-sektor ekonomi prioritas, dan menerapkan sistem insentif
untuk sektor-sektor ekonomi prioritas.
Kemudian pada
tahap ketiga (2035 – 2045) Otorita IKN akan menyiapkan pembangunan
infrastruktur dan ekosistem 3 (tiga) kota (Nusantara, Samarinda, dan
Balikpapan) untuk menjadi destinasi Foreign Direct Investment (FDI)
untuk sektor-sektor ekonomi prioritas di Indonesia. Diharapkan IKN dapat
penjadi 5 besar destinasi investasi utama di Asia Tenggara dengan mendorong
jaringan utilitas yang berkelanjutan, implementasi enablers ekonomi
sirkuler, dan juga mengembangkan pusat inovasi dan talenta. Ditahap terakhir
(2045 – selanjutnya) IKN diharapkan dapat menumbuhkan reputasi sebagai “Kota
Dunia untuk Semua” dengan memanfaatkan 100 persen energi terbarukan dan mencapai
net zero-carbon emission dengan jumlah penduduk di Kota Nusantara dapat
lebih dari 1 juta jiwa.
IKN akan
dibangun dengan mengimplementasikan konsep “smart city” dengan
berlandaskan delapan prinsip, yaitu; (1) mendesain sesuai kondisi alam, (2)
Bhineka Tunggal Ika, (3) terhubung, aktif, dan mudah diakses, (4) rendah emisi
karbon, (5) sirkuler dan tangguh, (6) aman dan terjangkau, (7) kenyamanan dan
efisiensi melalui teknologi, dan (8) peluang ekonomi untuk semua.
Prinsip tersebut sejalan dengan konsep smart city dalam berbagai literatur akademis. Sebagai contoh Razmjoo dan kawan-kawan dalam jurnal yang berjudul “Investigating Smart City Development Based on Green Building, Electrical Vehicle and Feasible Indicators (2021)” menyampaikan bahwa penggunaan green building dan electric vehicle dalam suatu kota dapat dikategorikan sebagai implementasi smart city. Selain itu, Eremia (“The Smart City Concept in The 21st Century 2017”) menjelaskan secara lebih detail mengenai konsep smart city di abad ke 21. Smart City dikategorisasikan sebagai “set of physical and legislation infrastructure” yang mendukung pertumbuhan ekonomi, memastikan inklusi sosial, dan mendukung kelestarian lingkungan. Kota Pintar dibangun dari 2 komponen, yaitu karakteristik dan alat sebagaimana yang ditunjukan oleh gambar dibawah ini.
Oleh karena itu, pemindahan Ibu Kota Negara dapat dimaknai lebih dari sekedar pemindahan bangunan fisik dan manusia. Konsep smart city dan a city for all yang didasarkan pada inklusi sosial, penggunaan energi terbarukan, dan ekonomi sirkuler dapat diasumsikan sebagai sebuah bentuk peradaban yang lebih maju. Perencanaan tata kota yang terintegrasi, penggunaan bangunan hijau, dan memperhatikan kelestarian lingkungan, ekonomi sirkuler dan pemanfaatan teknologi informasi dalam tata Kelola perkotaan merupakan sebuah bentuk kemajuan yang diharapkan. Bahkan, mungkin secara sederhana, Ibu Kota Nusantara di tahun 2045 akan terlihat seperti kota dalam film “Doraemon Stand by Me” dimana kendaraan yang digunakan bebas emisi dan ruang terbuka hijau banyak dijumpai tidak hanya diatas tanah namun juga di atap-atap gedung.
Penulis: Marwan
Riyandi – Kepala Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara I
Referensi:
https://en.wikipedia.org/wiki/Civilization
Eremia Mircea,
Lucian Toma, Mihai Sanduleac: “The Smart City Concept in the 21st
Century”: 2017; Procedia Engineering; Elsevier.
Razmjoo, Armin
et al: “Investigating Smart City Development Based on Green Building,
Electrical Vehicle and Feasible Indicators”: 2021; Sustainability.