Jaga Kinerja APBN, Tetap Waspada dan Optimis Menghadapi Tantangan 2023
Jakarta, 20 Desember 2022 - Situasi pandemi Covid-19 masih cukup terkendali baik di tingkat global maupun domestik, di mana Indonesia berhasil mengendalikan gelombang pandemi terakhir. Sementara itu, harga komoditas global masih volatile meski beberapa sudah menunjukkan tren penurunan. Hal ini tak lepas dari pelemahan demand dan perbaikan pasokan yang mulai mendorong moderasi beberapa komoditas energi dan pangan.
Di sisi domestik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 diperkirakan menguat signifikan. Hal ini sejalan dengan tren penguatan pemulihan dalam tiga kuartal pertama 2022, serta senada dengan pertumbuhan indikator perekonomian yang masih relatif kuat meski menunjukkan tren penurunan seiring perlambatan global. Selain itu, reafirmasi peringkat kredit Indonesia oleh Fitch, serta penilaian positif S&P, Moodys, R&I dan JCR menjadi bukti bahwa lembaga internasional mengapresiasi kinerja baik perekonomian Indonesia. Menguatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut juga diproyeksikan berbagai lembaga internasional terkemuka seperti ADB (5,4%), IMF (5,3%), Bloomberg (5,3%), Bank Dunia (5,2%), dan OECD (5,3%). Demikian pula untuk pertumbuhan ekonomi pada tahun 2023 yang diproyeksikan berada di kisaran 5%.
“Pada saat negara-negara di dunia mengalami outlook negatif atau di-downgrade, Indonesia tetap mendapatkan asesmen perekonomian, atau lembaga-lembaga rating memberikan asesmen yang stabil dari rating kita. Ini adalah sesuatu yang sangat remarkable, karena hampir semua negara kita lihat, banyak sovereign yang mengalami downgrade, artinya mereka menurun. Jadi dalam hal ini, kita tetap menjaga kinerja dari perekonomian kita, keuangan negara dan surat-surat berharga negara Indonesia, menggambarkan Indonesia dalam posisi yang kuat, kredibel dan terjaga. Ini yang harus kita jaga bersama,” tegas Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers APBN KiTa Edisi Desember 2022 secara daring.
Tren pertumbuhan ekonomi Indonesia yang menguat tentu tak lepas dari kinerja baik APBN yang berlanjut hingga pertengahan bulan Desember 2022. APBN hadir di masyarakat, melalui belanja negara dan pembiayaan investasi yang terakselerasi, didukung lonjakan pendapatan negara dan realisasi pembiayaan utang yang terjaga dengan baik. Meski demikian, kinerja solid APBN2022 diharapkan terjaga diimbangi komitmen disiplin fiskal yang kuat, dan bersiap mengantisipasi ketidakpastian dan konsolidasi fiskal di 2023. Demikian disampaikan dalam publikasi APBN Kita edisi Desember 2022.
Kinerja Ekonomi Indonesia Masih Tumbuh Kuat
Ekonomi Indonesia cukup resilient didukung kuatnya berbagai indikator pendorong pertumbuhan. Indeks Keyakinan Konsumen bulan November masih tinggi, yaitu di angka 119,1, menunjukkan optimisme yang cukup kuat dalam momentum pemulihan ekonomi Indonesia. Mandiri Spending Index juga menunjukkan tren peningkatan di bulan November (130,8), sejalan dengan peningkatan belanja konsumsi masyarakat yang semakin meningkat. Selanjutnya, Indeks penjualan ritel tetap tumbuh positif sebesar 1,6% (yoy), mencerminkan masih kuatnya daya beli masyarakat, meski perlu diwaspadai karena dalam tren perlambatan. Selanjutnya, pertumbuhan konsumsi listrik pada aktivitas bisnis terus dalam level ekspansif, namun pelemahan terjadi pada aktivitas manufaktur.
“Kita lihat dari Indeks Keyakinan Konsumen di 119,1 dan ini menjelang akhir tahun biasanya secara musiman juga akan mengalami penguatan. Mandiri Spending Index ini adalah konsumsi yang menggunakan instrumen seperti credit card juga menunjukkan suatu tren kenaikan hingga November. Kita harapkan akan tetap momentumnya terjaga sampai akhir tahun, di mana aktivitas menjelang akhir tahun maupun adanya libur nanti, natalan dan tahun baru, pasti akan meningkatkan juga aktivitas dari spending,” jelas Menkeu.
Dari sektor eksternal, tren surplus neraca perdagangan Indonesia terus berlanjut hingga memasuki bulan ke-31, di mana secara kumulatif periode Januari-November 2022 mencatatkan surplus USD50,59 miliar. Kinerja ekspor Indonesia pada bulan November 2022 tercatat USD24,12 miliar, meningkat 5,6% (yoy) didorong pertumbuhan ekspor non-migas terutama komoditas sawit dan tambang. Sementara itu, kinerja impor bulan November 2022 tercatat USD18,96 miliar, menurun 1,9% (yoy) dipengaruhi penurunan impor migas dan non-migas.
Selanjutnya, volatilitas pasar keuangan menurun di tengah pengetatan moneter AS yang mulai mereda. Sejalan dengan hal tersebut, tekanan pada pasar obligasi Emerging Markets juga mereda, di mana pasar obligasi Indonesia melanjutkan inflow sejak bulan November 2022. Namun demikian, pelaku pasar tetap antisipatif terhadap perkembangan suku bunga The Fed yang mempengaruhi cost of fund. Selain itu, potensi berlanjutnya pengetatan suku bunga di negara maju cukup besar seiring masih tingginya tingkat negative real interest rate juga perlu diwaspadai.
Kinerja APBN
Terjaga, APBN sebagai shock absorber melindungi masyarakat, mendukung sektor
prioritas, dan
mendorong
pemulihan ekonomi.
Kinerja baik APBN berlanjut hingga 14 Desember 2022. APBN hadir di masyarakat, melalui belanja negara dan pembiayaan investasi yang terakselerasi. Realisasi belanja negara per 14
Desember 2022 sebesar Rp2.717,6 triliun atau mencapai 87,5% dari target APBN sesuai Perpres
98/2022 (Pagu), tumbuh 11,9% (yoy). Kinerja Belanja Negara tumbuh positif seiring peningkatan kinerja
Belanja Pemerintah Pusat dan Transfer ke Daerah yang membaik dari bulan sebelumnya. Akselerasi
belanja dilanjutkan agar tetap maksimal mendukung pemulihan ekonomi dan melindungi masyarakat.
Kerja keras APBN melalui Belanja Negara didukung oleh program pemulihan ekonomi dan upaya untuk menjaga dampak adanya ketidakpastian. Realisasi Belanja K/L tercapai sebesar
Rp954,4 triliun (100,9%
dari Pagu), utamanya dimanfaatkan untuk penanganan pandemi Covid-19 termasuk pembayaran klaim pasien, insentif nakes, dan vaksinasi/obat-obatan. Selain itu, Belanja K/L juga digunakan untuk mendorong pemulihan ekonomi melalui penyaluran bantuan subsidi upah (BSU) dan berbagai bansos. Tak ketinggalan, pemerintah juga telah merealisasikan pembayaran selisih harga biodiesel serta
penyaluran beasiswa LPDP dan Dana BOS. Dari sisi belanja modal, Belanja K/L juga
dimanfaatkan untuk pengadaan peralatan/mesin, jalan, jaringan dan irigasi. Sementara Belanja Non-
KL hingga 14 Desember 2022 mencapai Rp1.013,5 triliun (74,7% dari Pagu) utamanya didukung penyaluran subsidi, kompensasi BBM dan listrik, dan pembayaran pensiun (termasuk THR dan Pensiun ke-13) serta jaminan kesehatan ASN.
Peran APBN sebagai shock absorber di tengah
peningkatan dampak risiko global juga ditunjukkan oleh penyaluran program perlindungan sosial tambahan, yaitu berupa Bantuan Langsung
Tunai BBM (BLT BBM), Bantuan Subsidi Upah (BSU), dan Dukungan APBD yang telah terealisasi sebesar Rp23,1 triiliun per 14 Desember 2022. Bantuan tambahan tersebut
melengkapi
program
perlinsos yang sudah ada sebelumnya seperti Program Keluarga Harapan (PKH), kartu sembako, BLT Minyak
Goreng, Bantuan
Tunai PKL
WN, Subsidi Bunga
KUR, dan BLT Desa.
Pemberian bantuan tambahan tersebut ditujukan untuk memberi
manfaat lebih besar dan efektif bagi masyarakat bawah, serta agar dampak peningkatan risiko global tidak dirasakan terlalu dalam.
Selanjutnya, realisasi Transfer ke Daerah (TKD) sampai dengan 14 Desember 2022
mencapai Rp749,7 triliun atau 93,2% dari Pagu, tumbuh sebesar 1,9% (yoy), didorong oleh peningkatan
kepatuhan
pemda
yang lebih baik sehingga sebagian besar
jenis TKD mengalami kenaikan kinerja penyaluran. Selain itu, kinerja penyaluran DBH reguler yang lebih tinggi dibandingkan
periode yang sama tahun lalu. Kemudian, kinerja penyaluran DAK Fisik DID
dan Dana Desa pada
tahun 2022 lebih baik, namun nominalnya lebih rendah karena pagu alokasi TA 2022 yang lebih rendah dibandingkan TA 2021. Sementara itu, kinerja penyaluran DAK Nonfisik lebih rendah terutama karena
penurunan penyaluran Dana TPG akibat adanya optimalisasi sisa dana di RKUD sesuai
rekomendasi
Kemendikbudristek.
Kinerja PC-PEN tahun 2022 didorong oleh Perlinmas dan hingga 9 Desember 2022
mencatatkan realisasi sebesar Rp330,7 triliun atau 72,6% dari total alokasi sebesar Rp455,62 triliun. Akselerasi penyaluran PC-PEN masih perlu dilanjutkan dan terus
berproses
untuk mendukung
penguatan pemulihan ekonomi.
Selanjutnya,
pembiayaan investasi terus didorong untuk mendukung pembangunan di
sektor prioritas dan upaya pemulihan ekonomi. Realisasi pembiayaan investasi sampai dengan 14
Desember 2022 mencapai Rp82,05 triliun, terutama pada pembiayaan investasi pada klaster
infrastruktur mendukung belanja modal K/L, khususnya dalam penyelesaian proyek strategis nasional
dan pembiayaan sektor perumahan.
Pendapatan Negara Melanjutkan Kinerja Baik dan
Konsisten Bertumbuh
Pendapatan negara melanjutkan kinerja baik dan tumbuh 36,9% (yoy), ditopang kenaikan harga komoditas dan pemulihan ekonomi yang terjaga. Bahkan realisasi pendapatan negara pada APBN
2022 kinerjanya telah melampaui target Perpres 98/2022. Hingga 14 Desember 2022,
Pendapatan Negara tercapai sebesar Rp2.479,9 triliun atau 109,4% dari Pagu.
Kinerja penerimaan pajak masih tumbuh positif, konsisten sejak April 2021 sejalan dengan pemulihan ekonomi. Kinerja penerimaan pajak yang sangat baik hingga 14 Desember 2022 mencapai
Rp1.634,4 triliun, atau 110,1% dari Pagu dan tumbuh 41,9% (yoy). Kinerja penerimaan pajak yang baik
tersebut masih
dipengaruhi oleh tren peningkatan harga komoditas, pertumbuhan ekonomi yang
ekspansif, serta implementasi UU HPP seperti penyesuaian tarif PPN, PPN PMSE, serta Pajak Fintech dan Kripto.
Penerimaan Kepabeanan dan Cukai terealisasi
sebesar Rp293,1 triliun atau 98,0% dari Pagu dan tumbuh 20,0% (yoy), didukung kinerja positif seluruh komponen. Kinerja Bea Masuk secara akumulatif masih tumbuh signifikan sebesar 33,1% (yoy) antara lain dipengaruhi oleh
peningkatan kinerja impor nasional, tingginya harga komoditas, serta menguatnya kembali aktivitas ekonomi dan industri. Selanjutnya,
penerimaan Bea Keluar juga mencatatkan pertumbuhan dua digit
secara akumulatif, yaitu tumbuh 21,7% (yoy) dipengaruhi oleh penurunan harga Referensi CPO serta
kenaikan volume dan harga konsentrat tembaga didorong naiknya
permintaan
dari Jepang. Selanjutnya, realiisasi cukai tumbuh 17,0% (yoy) dipengaruhi efek kenaikan tarif tertimbang
di tengah
penurunan produksi
HT.
Kinerja PNBP sampai dengan 14 Desember 2022 mencapai Rp551,1 triliun (114,4 %
dari Pagu). Jika dibandingkan dengan tahun lalu, realisasi PNBP tumbuh 33,2% (yoy) atau meningkat Rp137,4 triliun dari tahun sebelumnya yang terutama didorong dari Pendapatan SDA, KND, dan PNBP Lainnya. Realisasi PNBP SDA migas tumbuh 56,5% (yoy), terutama didorong
kenaikan rata-rata ICP
selama sebelas bulan terakhir. Selanjutnya, realisasi PNBP SDA non-migas tumbuh 121,8% (yoy), terutama
disebabkan kenaikan harga minerba. Selanjutnya, realisasi PNBP dari KND tumbuh 33,1% (yoy), terutama
berasal dari kenaikan dividen BUMN Perbankan yang tumbuh 80,9% (yoy). Realisasi
PNBP lainnya tumbuh 37,3% (yoy), didorong kenaikan pendapatan dari Penjualan Hasil Tambang dan pendapatan DMO (Domestic Market Obligation) minyak mentah. Sementara itu, realisasi PNBP
dari BLU terkontraksi
30,1% (yoy) akibat turunnya Pendapatan Pengelolaan Dana Perkebunan Kepala Sawit.
Pembiayaan
APBN Terjaga namun Tetap Merespon
Volatilitas Pasar Keuangan
Realisasi APBN sampai
dengan 14 Desember 2022 mencatat defisit Rp237,7 triliun atau terkontraksi 1,22% terhadap PDB. Realisasi defisit berjalan on-track seiring akselerasi belanja negara. Selanjutnya, kinerja APBN yang terjaga baik turut mendorong penurunan kebutuhan
pembiayaan utang. Hingga 14 Desember 2022,
realisasi pembiayaan utang mencapai Rp540,3 triliun atau turun 24,3% (yoy). Di tahun 2022, Pemerintah melanjutkan implementasi SKB I dan III, sekaligus sebagai tahun terakhir pelaksanaan SKB. Hingga 14 Desember 2022, SKB I (BI sebagai standby buyer) telah tercapai sebesar Rp49,1 triliun, sementara realisasi SKB III mencapai Rp95,4 triliun. Pembiayaan APBN tetap mengedepankan prinsip prudent, fleksibel, dan oportunistik di tengah kondisi pasar
keuangan yang volatile.
Kinerja APBN 2022 mampu secara efektif meredam gejolak ekonomi dan mendorong pemulihan
ekonomi lebih cepat. Belanja negara yang tumbuh positif didukung pendapatan negara yang
tumbuh tinggi mampu menstimulus perekonomian. Selain itu, kemiskinan kembali turun ke angka 9,54% serta
mampu menyerap tenaga kerja baru sebanyak 4,2 juta orang
per Agustus 2022. Namun demikian,
gejolak ekonomi global masih perlu diwaspadai. Sebab, di penghujung tahun 2022 dan bahkan di tahun
2023 mendatang, tantangan global masih terus
berlanjut akibat berbagai risiko seperti pengetatan
kebijakan moneter, perang
di Ukraina dan peningkatan tensi geopolitik negara-negara besar, serta
perlambatan aktivitas manufaktur dan jasa.
“APBN kita sampai dengan pertengahan Desember juga menunjukkan kinerja yang positif,
karena dengan ekonomi yang kembali pulih, telah juga bisa mendukung pemulihan kesehatan APBN.
Dengan APBN yang pulih, maka APBN terus bisa diposisikan menjadi instrumen yang diandalkan untuk
menjaga rakyat, menjaga ekonomi,
apakah sebagai countercyclical atau sebagai shock absorber.
APBN
sehat menjadi instrumen yang diandalkan untuk menjaga ketidakpastian. Kita tetap optimis bahwa ekonomi kita masih tumbuh di kuartal keempat ini dengan sangat baik, meskipun kondisi global menunjukkan tanda-tanda pelemahan,” tegas Menkeu. Kinerja APBN
perlu terus dijaga dan diarahkan untuk melindungi masyarakat, mendukung
pemulihan, dan menjaga kesinambungan fiskal. Dengan
demikian, kinerja solid APBN 2022 dapat terus mendukung optimisme pemulihan ekonomi Indonesia
serta mengantisipasi ketidakpastian dan konsolidasi fiskal di
2023.
Untuk informasi lebih lanjut, hubungi Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan di Gedung Frans Seda, Jalan Dr. Wahidin Raya Nomor 1, Jakarta Pusat pada telepon (021) 3865330. Kementerian Keuangan menerbitkan publikasi APBN KiTa (Kinerja dan Fakta) edisi Desember 2022 yang memberikan informasi lebih detil mengenai realisasi pelaksanaan APBN hingga pertengahan Bulan Desember 2022. Publikasi ini memberikan paparan informasi terkini mengenai kinerja, fakta, dan data APBN serta hasil-hasil konkret APBN dari waktu ke waktu termasuk dampaknya terhadap perekonomian.
Narahubung Media :
Rahayu Puspasari
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi
Kementerian Keuangan