Aruk,
Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Aruk sebagai Proyek Strategis Nasional dan Percepatan Pembangunan Perekonomian di PLBN Aruk
merupakan tema yang diusung dalam rapat koordinasi yang dilaksanakan di ruang tunggu VIP PLBN Aruk,
(14/01). Rapat kali ini diikuti oleh Atbah Romin
Suhaili (Bupati
Sambas), Edward UP Nainggolan (Kepala
Kanwil DJKN KalBar), Azhar Rasyidi (Kakanwil DJBC Kalimantan Bagian Barat), Purwoto (Kepala PLBN Aruk) dan Tetik
Fajar Ruwandari (Kepala
KPKNL Singkawang).
“Luas
tanah keseluruhan PLBN Terpadu Aruk 26,2 ha. Tanah seluas 20,2 ha proses hibah dari Pemda
Sambas ke BNPP belum direalisasikan dan
tanah seluas 1.025 m² milik DJBC belum dialih statuskan ke BNPP” jelas
Purwoto mengawali rapat koordinasi kali ini. Purwoto menambahkan bahwa pengelolaan PLBN Aruk dan pembangunan perekonomian di Wilayah PLBN Aruk belum optimal untuk itu perlu
adanya sinergi antara pihak terkait.
Azhar menyampaikan bahwa seiring pembangunan terminal barang
internasional, tentu saja banyak komoditas yang diekspor melalui PLBN Aruk dan
selama ini pengawasan Bea Cukai hanya diperbantukan dari DJBC Sintete yang
memakan waktu dan energy. DJBC membutuhkan tanah seluas 1 ha yang akan digunakan untuk pembangunan kantor, rumah dinas pegawai
dan kandang anjing pelacak narkoba untuk melengkapi sarana kepabeanan di
PLBN Aruk.
Menanggapi hal tersebut, Atbah mengatakan segera
menyelesaikan proses hibah tersebut dan menyetujui untuk menyediakan lahan yang
digunakan oleh DJBC di PLBN Aruk yang lokasinya berdekatan dengan BPOM Aruk.
“Pengembangan PLBN Aruk akan
menjadi pilot project Kemenkeu. Bagaimana PLBN Aruk bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Sambas. Bukan hanya sebagai simbol tapal batas yang megah”
kata Edward.
Menurut Edward bangunan
Wisma Indonesia yang merupakan salah satu fasilitas di PLBN Aruk harus
segera dibentuk pengelolanya agar pemanfaatannya dapat
dioptimalkan serta segera diproses Penetapan Status Penggunaannya agar bisa ditetapkan tarif sewanya.
Selain itu Edward juga menambahkan agar mengoptimalkan kios yang berada di Pasar Aruk untuk diisi dengan produk-produk
lokal Indonesia. Disamping itu perlu perbaikan
pengelolaan
parkiran di Rest
Area Aruk. Lokasi parkir kendaraan diharapkan tidak berjauhan dengan Pasar Aruk. Pemkab
Sambas perlu menciptakan produk
komoditas unggulan yang untuk ekspor. “Dengan meningkatnya komoditas ekspor
tersebut secara otomatis berdampak
pada peningkatan pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Sambas” jelas Edward.
Bupati Sambas menegaskan akan segera memerintahkan stafnya untuk segera
menindaklanjuti hasil pertemuan termasuk mengembangkan potensi wisata Aruk yang
sangat besar untuk menarik wisatawan lokal maupun Malaysia.